SELAMAT MEMBACA.
*******
Pagi ini Ayuni berangkat sekolah seperti biasanya.
Langkah kaki Ayuni melambat, badannya lemas tidak seperti hari biasa. Pagi ini Ayuni berangkat lumayan pagi karena ia berjalan kaki menuju sekolah"Kok lemes banget badan," Monolog Ayuni
Kedua tangan nya ia tumpukan di atas lutut, badannya sedikit membungkuk. Ia berusaha menyesuaikan napas yang kurang teratur lalu lanjut berjalan.
Brukkk!
Ayuni mengerjapkan matanya setelah beberapa menit pingsan. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah ruang putih dan pria yang akhir akhir ini bertemu dengannya
"Kak.." Ucapan lirih Ayuni masih terdengar di telinga pria tersebut
"Minum dulu,"
Ayuni menerima uluran gelas berisi air hangat dari pria tersebut, ia meneguk habis tak tersisa sedikit pun
"Ada yang sakit?" Tanya pria tersebut.
Ayuni menggelengkan kepalanya.
"Kak Akala yang nolongin saya?" Gadis itu membuka suara setelah pertanyaan pria itu hanya di balas gelengan"Saya temui kamu di trotoar dekat sekolah lagi tiduran. Saya pikir siapa yang tiduran disitu. setelah itu saya dekati ternyata kamu," Jawab Akala panjang disertai senyuman yang biasa ditampilkan saat bersama Ayuni
Ayuni terkekeh mendengar pernyataan terakhir kakak kelasnya itu. Lucu sekali dia, pengen gebuq deh?!
Canda..
"Ee-eh kalo gitu saya permisi ya." Akala keluar ruangan tersebut dengan sedikit gugup
Ayuni terkejut dengan Akala yang pergi tiba-tiba. Padahal ia belum berterima kasih dan masih banyak yang ingin ia bicarakan dengan Akala
Pria tersebut tidak langsung pergi setelah keluar ruangan, dirinya masih senantiasa berdiri di depan pintu sembari mengusap peluh yang menetes dari pelipis nya. Perut nya geli seperti ada kupu-kupu yang berterbangan setelah mendengar suara kekehan lembut dari wanita itu.
Jangan lupakan senyumnya.
Diri nya masih mondar-mandir di depan, ia khawatir jika meninggalkan Ayuni sendirian. Namun jika didalam ia tidak kuat akan debaran hati nya yang tidak henti berdebar
"Kal!" Seruan itu berasal dari pria berbadan tegap dan tinggi yang sedang berjalan menuju Akala
"Lo ngapain disitu mondar-mandir?" Tanya Gradi bingung melihat Akala seperti orang gugup yang mondar-mandir tak jelas sembari mengusap peluh
Akala hanya diam tak menatap Gradi. Kupu-kupu di perut nya belum hilang sedari tadi, juga ada rasa khawatir yang menghantui jika pergi dari ruangan tersebut
Gradi yang penasaran mengeryitkan dahinya menatap Akala lalu pergi mengintip jendela UKS untuk melihat siapa manusia yang membuat Akala mondar-mandir tak jelas disitu
"Oh.. pantesan. Kalo khawatir temenin aja gih." Ucap Gradi setelah melihat siapa yang ada di dalam sana
"Ada kupu-kupu di perut kala kalo liat Ayuni, Na." Jawab Akala jujur
Na Merupakan panggilan yang Akala ambil dari nama panjang Gradi.
Gradi yang mendengar itu terkekeh sembari menatap Akala yang masih berusaha menetralkan hatinya
"Salting Lo?" Ucap Gradi sembari menepuk-nepuk pundak Akala untuk menyalurkan rasa tenang, tidak gugup
Akala masih mondar-mandir tak jelas ditempat itu. Gradi hanya merotasikan matanya mengikuti Akala yang benar-benar tidak jelas
Gradi yang notabene teman karib Akala gemas terhadap tingkah laku pria didepannya. Sekarang ekspresi nya seperti macan yang siap menerkam mangsa
"Aaarghh! Pengen makan Akala." Celetuk Gradi sembari memegang lengan tangan kanan pria itu
"Nanti kamu kangen kalo saya gak ada." Jawab Akala sambil berusaha melepas cengkraman tangan Gradi di lengannya yang sedikit terasa sakit
"Dih ogah."
Akala memasang raut wajah mengejek,
"Lusa, Gradi selalu tanya-tanya teman PMR dan nyepam WhatsApp Akala gara-gara Akala gak berangkat sekolah tiga hari. Dua, Gradi selal---""Hussst! Diem." Gradi membungkam mulut Akala dengan kedua tangannya saat Akala mengabsen satu persatu kelakuan absurd Gradi saat Akala tidak ada
Ceklek!
Pintu UKS terbuka, menampilkan Ayuni dengan wajah sedikit pucat
"Loh? Kak Gradi sama kak Akala ngapain peluk pelukan begitu?" Tanya Ayuni ketika melihat Gradi berada di belakang tubuh Akala dengan posisi satu tangan di mulut Akala dan satu tangan lainnya merangkul pinggang ramping pria itu
Keduanya pria tersebut langsung mengubah posisinya menjadi berdiri sampingan. Keduanya menunduk malu karena tersergap oleh Ayuni secara tiba-tiba.
Akala menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
"Kamu sudah sehat?" Tanya nya ketika Ayuni menatap lekat gerak-gerik nya sedari tadiGradi yang merasa hanya menjadi nyamuk disini lantas pamit pergi menuju kantin untuk mengisi perut kosong.
"Gue pergi deh." ucapnya
Kini tersisa Ayuni dan Akala yang saling menatap tanya berbicara. Pertanyaan Akala pun belum Ayuni jawab,
Akala mengayunkan tangan nya di wajah Ayuni
"Hello? sudah sehat?"Pertanyaan Akala menyadarkan lamunan Ayuni, mungkin ia sedikit linglung melihat Gradi dan Akala yang berpelukan
"E-eh iya udah kak." Jawab Ayuni
Lalu keduanya diam kembali tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Akala mungkin sudah terlanjur malu karena tersergap begitu oleh Ayuni.
"Kak, tas saya sama kakak?" Ayuni membuka suara
Akala nampak sedikit berpikir lalu mengiyakan dan bergegas mengambil tas Ayuni di lokernya yang tak jauh dari ruang kesehatan.
Akala menenteng tas ransel wanita itu dengan langkah terburu-buru
"Ini tas Ayuni." Ucapnya sambil menyodorkan tas berwarna coklatAyuni menerima uluran tas lalu membawa Akala duduk di kursi kayu panjang yang tersedia di depan ruang kesehatan
"Capek kali kak berdiri mulu." Ucap Ayuni sembari terkekeh pelanAkala ikut tersihir oleh kekehan Ayuni
"Ayuni mau pulang saja?" Tanya nya sambil menatap lekat wajah AyuniAyuni mengerutkan keningnya
"Seharian ini bakalan gak ada pelajaran. Semua guru sedang mengurusi event tahunan, kamu tidak baca di grup chat sekolah?" Tanya Akala
Ayuni menggelengkan kepalanya
"Enggak, Ayuni sibuk jadi ga buka handphone." Jawab Ayuni dengan menundukkan kepalanyaTBC.
Ga ngerti lagi aku sama ceritanya. Emang absurd, karena kejadian nyatanya jg begitu. Jadi aku nulisnya ngikut potongan memori itu.
Aku pengen kisah kita abadi dalam sebuah tulisan. Karena, The first time I met a perfect man like you, hehehe.
Miss you..Makasi ya udh baca, next yuk!
KAMU SEDANG MEMBACA
AKALA [On Going]
Short StoryPernah dekat dengan seseorang yang memiliki kepekaan tinggi? Jika pernah, seperti yang dirasakan Ayuni, di jadikan ratu oleh pria yang baru ia kenal ketika SMA. Di perlakukan layaknya seorang yang amat berharga, tidak boleh di sentuh sembarangan dan...