Berteman berdua memang menyenangkan. Apalagi jika pertemanan itu sudah terjalin semenjak kamu masih mengenakan popok.
Ini hanya sepenggal kisah persabatan yang harus dijalani dengan menyembunyikan tangis.
•_•
Jalan masih sangat gelap kala itu. Matahari pun belum menampakan diri. Beberapa perumahan sudah memadamkan lampunya. Seorang pria lengkap dengan tas ranselnya menekan bel pintu, rumah paling ujung.
ke delapan kalinya dia menekan bel itu barulah pintu itu terbuka menampilkan seorang pria masih dengan baju tanpa lengan dengan boxernya. Matanya bahkan belum mampu untuk terbuka tapi mulutnya senantiasa terbuka mengeluarkan keluh kesah.
"Ini masih jam 5" Ucap pria itu sambil mengucek mata.
"Makanya gue datang. Kalau gue datang jam 7, kita telatlah" Jawab pria beransel.
"Ia tau, tapi jam 5 juga terlalu cepet anjir" Kesalnya.
"Udah lo mandi sana, gue mau baring bentar di sofa lu" Ucap pria beransel.
"Lah.. Lo bangunin gue tapi lo malah tidur" Ucap pria berboxer.
"Gue kan udah siap, tinggal jalan doang. Lah lu aja belum mandi" Ucap pria beransel. Tubuhnya dia rebahkan diatas sofa dengan nyaman seakan-akan itu rumahnya.
Sekitar sejam lamanya pria beransel itu menjemput dunia mimpinya di sofa. Tak lama kemudian sahabatnya datang dan membangunkannya.
"Lu mau tidur sampe istirahat hah" Ucap sahabatnya tadi.
Yang dibangunin masih mengumpulkan nyawa. Dia melirik jam dinding yang sudah menunjukan pukul 7 barulah kesadarannya pulih sepenuhnya. Dia bergegas mengambil kunci motor yang tadi dia lemparkan diatas meja kemudian berlari keluar secepat kilat.
Di depan, sahabatnya itu sudah duduk diatas motor lengkap dengan helmya.
"Kunci Pintunya" Teriak pria yang sudah duduk diatas motor sambil melemparkan kunci.
Tanpa menunggu sahabatnya itu, pria itu segera menyalakan motornya.
"Anjing memang kau Mingyu" Umpat pria yang ditinggal itu.
Dia bergegas naik ke motornya kemudian mengenakan helm hijaunya. Tak lupa kuncinya dia kantongi lagi.
•_•
Pria berhelm hijau memarkirkan motornya kemudian berjalan ke gerbang utama.
Brugg.. Seseorang menonjok bahunya. Tidak keras memang tapi bunyinya mengalahkan suara drum anak musik.
"Lu ga bisa normal jadi orang?" Kesalnya.
"Ya ini kan normal buat sahabat gue" Ejek pria bernama Mingyu itu.
"Ga nonjok juga budak"
"Emang normal bangunin orang jam 5 padahal kelas mulai jam 7.30" Mingyu masih ngejek.
Pria itu hanya berdecih kemudian lanjut berjalan tanpa menghiraukan Mingyu. Keduanya berjalan bersama. Mingyu tak henti-hentinya mengoceh dan pria itu hanya pura-pura dengerin.
Keduanya masuk bersama. Ruang kelas masih kosong. Memang adem banget buat tidur sebentar.
Beberapa menit kemudian, satu persatu siswa datang. Sebenarnya bukan ademnya yang buat mereka datang awal, tapi..
"Woi minta prmu dong" Bujuk Mingyu pada anak yang duduk paling depan.
"Ayolah Kwan. Jangan pelit napa" Mingyu masih berusaha membujuk.
"Nih salin punya gue aja"
Seorang pria menyerahkan bukunya pada Mingyu dengan senyum manis.
"Nahh.. Tengkyu Shua, entar gue traktir deh" Balas Mingyu.
Mingyu berjalan kembali ke tempat duduknya dan menyalin semua isi buku itu (sebenarnya hanya prnya doang). Disampingnya udah ada Minghao yang markirin kursinya ke meja Mingyu.
"Anjir.. lo memang ga mau usaha sendiri" Ejek Mingyu.
"Lo juga ga pernah usaha kerjain sendiri" Balas Minghao.
Mingyu hanya tersenyum paksa menanggapi Minghao kemudian lanjut menyalin prnya.
•_•
Hari yang melelahkan seperti hari-hari biasanya. Beruntunglah tidak ada latihan basket jadinya Mingyu bisa pulang lebih awal.
Mingyu nyari sahabatnya biar pulang bareng. Tapi yang dicari ga ketemu juga. Alhasil dia nyalain motornya lalu pakai helmnya dan pulang.
Setibanya di rumah. Pintu rumahnya udah kebuka. Kebuka lebar malah. Udah ga asing sih sahabatnya itu kan memang ngantongi kunci rumah dia, jadi ya dia bisa masuk kapan aja dan Mingyu juga ga pernah permasalahin itu.
Tapi yang buat dia marah adalah..
"Lu kalau dah balik kabarin kek, gue nyari satu skolah noh" Teriak Mingyu.
"Lu kan latihan basket" Jawab sahabatnya yang lagi nyantai di sofa.
"Latihannya batal tapi Setidaknya kabarinnn Haooo.. Giliran nyalin pr aja datang ke gue" Kesal Mingyu.
"Iyeiye nanti gue kabarin... (Mingyu tersenyum) Kalau gue ingat" Ejek Minghao.
Tentu saja Minghao segera mendapat tonjokan dari Mingyu. Akhirnya keduanya main tonjok-tonjokan sampai biru-biru dah badan sama pipinya.
•_•
Haiii gess.. Aku mencoba buat cerita yang alurnya santai-santai aja daripada pusing tujuh keliling kan.. Semoga aja walau alurnya santai tetap ga bosenin ya.. Maaciww bagi yang udah read, vote, ataupun komen.. Semoga menghibur..
KAMU SEDANG MEMBACA
KUBUS || GyuHao
Roman d'amourModerator mulai membaca kisah.. Para pemeran telah bersiap dibalik panggung.. Cahaya dalam ruangan itu diredupkan.. Mingyu : "Jangan berani ambil Shinta dari Parka, sekalipun lo Arya, gue bakal mukul lo sampai mati" Minghao : "Bagaimana jika selama...