Rea Winola meremas potret sepasang kekasih dengan seragam putih abu-abu yang tercetak di lembar kertas yang sudah cukup usang. Tak kuasa air mata wanita itu jatuh begitu saja di pipi tanpa permisi.
Setahun menikah dan mencurigai kedekatan suaminya dengan sang adik, kini Rea menemukan titik terang dari semuanya. Nyatanya memang hubungan mereka pernah sedekat ini di masa lalu. Bahkan ketika Rea mencari tahu, pasangan ini termasuk dalam kategori couple goals di sekolah mereka.
Rea yang dulu memang tak satu sekolah dengan adiknya benar-benar tidak tahu bahwa pria yang datang melamar ke rumahnya satu tahun yang lalu adalah mantan kekasih adiknya sendiri.
Pantas saja wanita itu selalu merasa ada hawa panas dan kecanggungan setiap kali mereka berkumpul bersama. Atau mungkinkah yang ingin dilamar Aland Ryder waktu itu memang bukan dirinya?
Kini pikiran wanita itu dipenuhi dengan spekulasi negatif yang akhirnya membuat dada Rea semakin sesak saja.
"Apa yang kamu lakukan?" Suara berat seorang pria yang tiba-tiba masuk ke indra pendengaran wanita itu membuatnya merasa terkejut dan segera menyembunyikan poto yang digenggamnya tadi.
"Kapan Mas pulang?" tanya Rea berusaha untuk bersikap seperti biasa. Wanita berumur dua puluh enam tahun itu beranjak untuk menyambut sang suami yang baru saja pulang bekerja.
"Baru aja, kamu Mas panggil nggak denger," ucap pria itu sembari mengecup puncak kepala sang istri.
Rea memejamkan mata, meresapi sentuhan hangat Aland yang mungkin saja suatu saat nanti tak lagi dapat ia rasakan.
"Mas mandi dulu, biar aku hangatin makanan," ujarnya yang ingin cepat-cepat melepaskan diri dari pria itu karena jujur saja hati Rea berdenyut sakit saat mengingat kembali poto tersebut beserta pemikiran-pemikiran negatif di otaknya.
Tak menunggu persetujuan pria itu, Rea langsung melepaskan rengkuhan Aland dan berjalan keluar kamar menuju dapur. Ia menghela napas panjang dan memejamkan mata untuk menetralisir sesak di dada yang semakin mendesak air mata.
Wanita itu akan mencari tahu sendiri dan seolah bersikap biasa saja untuk saat ini. Ia tak ingin gegabah dan membuat Aland curiga.
Rea mengambil Steak Salmon Saus Cream yang tadi sore dimasak olehnya kemudian memanaskannya untuk sang suami di microwave.
Saat wanita itu selesai memanaskan makanan dan meletakkannya di atas meja, tiba-tiba sebuah lengan melingkar erat di perutnya dan ia sudah tahu pasti siapa pelaku utamanya.
"I miss you. I'd rather eat you than that steak," bisiknya sensual di telinga Rea.
Sumpah mati wanita itu ingin sekali mengutuki tubuhnya sendiri yang langsung bereaksi sempurna dengan sentuhan pria itu padahal sejak tadi hati dan pikirannya sedang bergejolak hebat.
Namun, suara ketukan di pintu membuat sepasang manusia itu saling pandang sebelum Rea memutuskan untuk melihat siapa gerangan orang yang bertamu malam ini.
"Hai, Kak Rea," sapa seorang wanita anggun yang berdiri dengan kemeja kerja dan rok span di atas lutut yang menambah kesan mempesona dalam penampilannya.
"Kelly? Ngapain kamu ke sini malam-malam?" tanya Rea mengernyit heran.
Wanita di hadapan Rea itu tersenyum lebar apalagi saat melihat Aland menyusul di belakang kakaknya.
"Hallo, Mas Aland. Kalau aku menginap malam ini di sini nggak apa-apa kan? Soalnya mobil aku tiba-tiba mogok di sekitar sini," ujarnya dengan raut wajah memelas.
Hal itu sontak saja membuat Rea mendengkus. Kenapa meminta izin langsung pada Aland? Kenapa tidak pada dirinya yang kini berdiri tepat di hadapan adiknya yang tak lain adalah mantan kekasih suaminya semasa sekolah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Short Story II
Short StoryKumpulan cerita pendek yang diceritakan dengan sederhana tapi tetap bisa menghibur kalian semua. Ini bagian ke dua ya, bagian pertama bisa kalian cek di work aku. Semoga terhibur ❤️