Happy reading
Malam itu Zen benar-benar pergi ke club untuk mencari kesenangan, tapi ia hanya menenggak segelas bir saja.
Sebagai penghilang suntuk seharian bekerja dan bekerja, ia mengambil sebatang rokok untuk ia hisap. Hari ini begitu banyak yang harus ia pikirkan
Namun kenapa rasanya ia ingin cepat-cepat pulang, seperti ada yang ia rindukan. Ia menekan puntung rokoknya pada asbak kaca yang tersedia di meja lalu bergegas memakai kembali jas nya
***
"Terimakasih sudah mau direpotkan" delila tersenyum kala tangannya sibuk dengan kantung makanan
"Iya sama sama, tapi yakin tidak mau beli yang lain?" Sang lawan bicara tersenyum penuh arti
"Sudah cukup, bahkan ini sudah lebih dari cukup. Sekali lagi terimakasih Arga"
Oh, ternyata mereka sedang di luar juga. Jadi saat itu Arga memang sengaja mampir ke rumah Zen untuk membicarakan soal bisnisnya, namun ia tidak mendapati tuan rumah ada di rumah nya, hanya ada delila yang tengah duduk di ruang tv.
Dari pada lama menunggu Zen, lebih baik mereka pergi keluar untuk sekedar menghirup udara, mereka pergi jalan-jalan dan membeli beberapa makanan yang delila mau
Delila mengidam kepada arga, jadi tadi tiba-tiba delila ingin membeli beberapa makanan kesukaannya dan sudah pasti Arga sebagai pria lah yang harus mentraktir nya.
...
Saat Zen sampai di rumah, ternyata rumah dalam keadaan kosong sunyi tanpa seorang pun. Ia mendengus lelah
Ia membuka jas serta dua kancing kemejanya. Ia mengambil sekaleng soda dingin dari lemari pendingin nya dan menyandarkan diri di sofa ruang tv
Ia mulai menenggak minuman soda nya sambil menunggu kedatangan delila, namun hingga kalengnya kosong yang di tunggu-tunggu pun tak kunjung datang
Ia mulai meremas kaleng minuman kosongnya hingga penyok, ia mulai bosan hanya terduduk di sofa. Akhirnya Zen memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum delila kembali.
Setelah dirinya segar kembali dan sudah memakai pakaiannya tidurnya, ia mendengar suara mobil yang tidak asing di telinga nya
Ia keluar kamar dan mendapati hanya delila yang sudah di ambang pintu dengan wajah berseri serta tangan yang sibuk menjinjing kantong makanan.
"Dari mana saja malam-malam begini?" Zen bertanya dengan menatap lurus
"Zen? Sudah pulang?" Delila mengalihkan pembicaraan
"Belum, baru arwahnya" Zen mengambil remote tv dan duduk di sofa dengan wajah datar
"Zenn kau sudah makan? Mau ku buatkan makanan? Atau minuman?" Delila menaruh semua makanan nya di meja tepat di depan Zen
KAMU SEDANG MEMBACA
MR.GIDOZEN [M] [END]✓
RandomSuatu hubungan akan selalu pasang surut pada waktu nya, dan takdir yang menentukan hasil akhirnya. Gidozen, sebut saja zen si biseksual yang terjebak di tengah-tengah salah dan dosa, mencoba lari namun terjerebak kedalam asmara yang aneh. akankah ze...