Rizal memakai sepatu, rumah nya masih sepi dan senyap belum ada yang pulang selain dirinya. Ia menghela nafas dan segera berjalan keluar rumah lalu menutup pintu, saat ia menyalakan motor nya sebuah angkot berhenti di depan rumahnya dan tak lama Orangtuanya, Faisal dan Risma keluar dari sana. Rizal tak mau ambil pusing ia segera melajukan motornya mengabaikan tatapan Faisal yang ingin memanggilnya
"Rizal pulang Pak" kata Faisal membuat Bapak menoleh kearah yang sama dimana Rizal sudah menjauh dengan motornya
"Syukurlah kalau dia pulang. Ayo masuk" kata Bapak merangkulnya, sedangkan Faisal mengangguk mengikutinya memasuki rumah.
Beberapa menit di perjalanan, Rizal menghentikan motornya saat seseorang menyetop di depannya, ia mengerem mendadak dan berhenti di hadapan gadis itu lalu mendengus kesal
"Nessa! ngapain diem di tengah jalan? Bosen hidup?" tanya Rizal dengan lantang pada Vanessa yang mencegatnya, gadis itu menghampiri ke samping Rizal dan menyentuh lengannya
"Gue susah ngehubungin lo, dan terpaksa nunggu lo disini. Kepala lo kenapa?" ucap Vanessa membuat Rizal menghela nafas dan menjauh kan lengan Vanessa darinya
"Ngapain sih? Gak usah kepo ah" tanya Rizal dengan nada cuek.
"Ada yang mau gue omongin, tapi kita gak mungkin ngobrol di tengah jalan" jawab Vanessa dan segera menaiki boncengan Rizal begitu saja.
"Eh lo apa-apaan sih?" tanya Rizal menggerakkan bahunya saat Vanessa berpegangan untuk naik.
"Ada yang mau gue omongin, ayo jalan"
"Kemana? Ngomong aja disini!"
"Gak bisa dong, nanti macet gimana?"
Rizal memutar bola matanya dan segera menancapkan gas menepi di sebuah trotoar yang lebar
"Turun" seru Rizal dengan malas, Vanessa segera turun dan kembali menatap nya.
"Kok nyuruh gue turun disini?" tanya Vanessa seolah tidak setuju.
"Ngomong aja, apa yang mau lo omongin" seru Rizal tetap pada pendiriannya. Vanessa menghela nafas dan segera mengangguk
"Jadi...selama gue berhubungan sama Rudi, dia ngelakuin hal kasar" ucap Vanessa dan menjeda nya lalu menggulung seragam lengan panjang nya dan menampilkan perban yang melilit lengannya
"Kejadiannya 2 hari yang lalu, dia marah gak tau kenapa dan minum-minum gue coba bawa dia pulang tapi lengan gue malah di pukul sama botol itu" lanjut Vanessa membuat Rizal terkejut mengerutkan keningnya menatap lengan itu
"Lo...serius?" tanya Rizal dengan menyipitkan kedua matanya.
"Gue...buat apa sih bohong"
"Tapi kenapa lo bilang sama gue?"
"Ya...gue pikir, gue gak tau harus cerita sama siapa lagi jadi gue milih lo buat cerita ini"
Rizal menghela nafas dan mengalihkan pandangannya, Vanessa kembali menutupi lengannya
"Jadi mau lo apa?" tanya Rizal kembali menoleh.
"Gak ada hal lain lagi sih. Dulu pas sama lo, gue selalu bahagia lo juga selalu ngelakuin apapun supaya gue bisa tertawa, tapi Rudi beda. Gue coba memahami dia, tapi dia gak pernah buat gue bahagia dan-"
"Vanessa. Sorry tapi, kenapa lo bahas masalalu?"
"Gue cuman...keinget aja, perbandingan nya sangat jauh"
"Menurut gue, kita udah pilih jalan masing-masing. Lo gak bisa bahas soal ini sama mantan apalagi udah saling punya komitmen"
"Sorry, tapi gue beneran nyesel pernah buat lo terluka. Gue serius masih-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kulkas Aktif《Completed》
Ficção Geral『DILARANG KERAS PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN! - Mengandung kata2 makian dan kasar - Harap bijak dalam membaca - Vote untuk saling menghargai - Komen agar makin akrab - Baperan gak usah baca -SEKIAN TERIMA GAJIH😘』 Remaja yang cuek dan masa bodo...