04|Jimin & Mingi

138 31 14
                                    

"Menyingkir dari hadapan ku"

Kalimat dingin di sertai tatapan tajam dari Yoongi berhasil meluruhkan senyum tulus dari sang adik

Bak tamparan telak, kalimat yang menyiratkan bahwa ia sungguh tidak menyukai kehadiran nya itu berhasil meredupkan binar di kedua manik hitam Jimin

Walau begitu sang adik mencoba mempertahankan benteng pertahanan nya agar tidak goyah atas perlakuan Yoongi

"Kak, Jimin ikut" Kalimat itu ia lontarkan setelah mengumpulkan keberania beberapa saat, Jimin tidak ingin tinggal bersama paman nya. Ia ingin kembali pulang, tak apa jika ia kembali mendapatkan perlakuan tak adil dari Ahin dan Yoongi yang terpenting ia bisa kembali berkumpul bersama mereka

Yoongi menelan ludah nya susah payah pasal nya saat ini ia sedang berusaha untuk tidak meluapkan amarah nya, sebab ia tau jika ia meluapkan kekesalan nya pun tidak akan membuat nya sembuh dari luka.
Lagi pula ia sedang menghemat energi

Yoongi memejamkan kedua mata nya sejenak lalu kembali menatap lawan bicara nya, yang seakan tengah menatap rival lama.

"Bagimana rasa nya tinggal di sana? Apa menyenangkan"

Dengan lugu anak itu menggelengkan kepala nya "Jimin takut"

Kekehan kecil dari bibir sang kakak membuat jimin bingung

Angin malam yang berhembus menjadi pemecah keheningan yang baru saja tercipta

"Apa yang kau takutkan? Bukan kah menyenangkan tinggal di sana? Kau bisa tidur nyenyak tanpa merasakan sakit, tidak seperti Mingi"

Raut wajah Yoongi kini menjadi serius juga tatapan yang saat ini semakin menggelap serat akan kebencian

Begitu pun dengan Jimin, ia balas menatap penuh arti sang kakak yang namun sayang nya Yoongi tidak bisa menangkap arti dari tatapan sendu itu

"Jimin juga sakit" kalimat yang terdengar lirih nan bergetar mengubah pandangan Yoongi terhadap anak itu

Jimin sakit kala sang kakak menatap nya dengan tatapan seolah olah jimin tidak terluka dan tidak merasa bersalah atas kekacauan hidup yang tanpa sengaja ia lakukan

"Sakit? Lucu sekali"

Yoongi tertawa, sungguh lucu sekali hidup ini. Menghadirkan sesosok manusia bodoh di hidup nya.

"Jangan bersikap seolah olah paling tersakiti! Kau yang menyebabkan kekacauan ini, kau yang menorehkan luka kepada kami lalu apa? Dengan lantang nya kau berkata kau juga terluka?"

Sarkas nya kalimat yang ia lontarkan membuat jimin diam tanpa berani menyela, cairan putih bening mulai menghalau penglihatan remaja bertubuh ringkih itu. Rasa nya tak sanggup menerima kenyataan yang baru saja sang kakak lontarkan kepada nya

"Kau lahir dari seorang pelacur dan di besar kan oleh ayah tapi kau dengan tidak tau diri nya membunuh ayah"

"aku tidak membunuh ayah! Ini bukan salah jimin kak"

"Itu salah mu!! Karna kehadiran mu adalah sebuah kesialan" sentak Yoongi berhasil membuat Jimin bungkam dengan benteng pertahanan yang mulai runtuh secara perlahan

Bibir tebal milik sang adik kini terlihat bergetar karna berusaha menahan diri nya yang kini tengah kedinginan di tengah musim dingin,anak itu hanya mengenakan kaos lengan panjang dengan celana hitam panjang tanpa menggunakan jaket tebal seperti kebanyakan orang di kota ini.

Jimin sudah menahan rasa sakit di tubuh nya akibat kekerasa dari orang orang di sekitar nya, kini ia harus kembali di tikam oleh kata kata sang kakak yang perlahan merobek hati nya

Not ℳe [Brothership] PJM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang