Seperti empat hari belakangan, Serein harus terbiasa menghabiskan waktunya di dalam kamar, sehabis membersihkan diri di tempat perendaman dan sudah rapi dengan gaun indahnya, dia kembali menunggu di dalam ruangan persegi panjang itu, lebih tepatnya menunggu Shion datang.
Kali ini Serein meminta pelayan membawakan buku-buku yang bisa dia baca, dia juga meminta pada mereka membawa penjaga perpustakaan agar dirinya bisa bertanya mengenai apa-apa saja yang tidak dia ketahui, karena tulisan dunia itu berbeda dengan tulisan di dunianya, bisa dikatakan tulisan aksara zaman dahulu yang sulit dipahami. Sebenarnya Serein sudah mengenal huruf itu saat masih di asrama, dia sedikit paham sehingga bisa membaca buku-buku di sana tapi terkadang kurang mengerti sehingga dengan terpaksa melewatkan beberapa kalimat. Untuk menghindari kejadian itu, dia membutuhkan seseorang yang memahami tiap tulisan dan tiap sejarah dunia itu.
Terlalu asyik mengobrol dengan si penjaga perpustakaan yang merupakan seekor burung hantu, Serein tiba-tiba dikejutkan oleh suara dentuman dari luar. Baik Serein maupun Mr.Owl sama-sama menoleh ke arah jendela.
"Ternyata sudah pukul delapan." Mr.Owl mengenakan kacamatanya lalu mengemas buku-buku di sekitarnya.
"Memangnya ada apa?"
"Ini saatnya kau bersama Amartyamu, Nona Hara."
Serein paham apa yang dimaksud 'Amartya' karena dia sudah mendengar sendiri penjelasannya. Amartya adalah penguasa abadi, sebutan untuk para makhluk-makhluk yang membawa Serein ke sana. Itu artinya sudah saat Shion menjemputnya, bukan?
"Kau akan kemari lagi saat aku kembali nanti?"
"Aku tidak akan berjanji karena aku tidak boleh terlalu dekat denganmu."
Belum sempat bertanya Mr.Owl lebih dulu pergi, Serein kembali dikejutkan oleh dentuman keras dari luar jendela.
Dengan cepat dia berjalan mendekat lalu membuka jendela itu.
"Hai." Sapaan tiba-tiba dan cengiran lebar itu membuat Serein terlonjak ke belakang, pasalnya Shion muncul menggelantung di atas balkonnya. Dia melompat turun sambil membenarkan jubahnya. "Kau terkejut?"
Pantaskah pertanyaan itu dilayangkan setelah melihat sendiri bagaimana respons Serein?
"Sedikit."
Tanpa berdosanya dia tertawa. "Sangat lucu."
"Mengapa kau datang lewat jendela? Apa kau pencuri?"
"Perkataanmu melukaiku." Dia berjalan masuk ke dalam kamar Serein. "Akhirnya, inilah waktuku bersamamu." Dia melihat-lihat sekitarnya lalu berakhir merebahkan diri di atas kasur.
"Hei." Serein cukup sensitif dengan area tempat tidurnya, dia tidak suka seseorang berada di sana selain dirinya sendiri.
”Tidak apa, aku hanya menikmati aromamu." Terlihat aneh, dia masih saja melengkungkan bibirnya itu, bila di dunia Serein dia akan disebut psikopat.
"Apa kau hanya akan berada di sana?" Serein berkacak pinggang dengan lima menit yang terlewati sia-sia.
"Ah, ya, kau benar." Dia bangkit berdiri lalu menarik lengan Serein menuju balkon.
Serein sempat terkejut lengannya berkontak fisik dengan lengan Shion yang terkesan kasar dan menyakitkan karena terdapat bulu-bulu tajam.
"Hei, pintu ada di sana."
"Kita akan melompat ke bawah."
"Melompat?" Alis Serein menyatu, melirik balkon bawah yang terjal dan berhubungan langsung dengan sungai di bawah. "Tidak mungkin."
Tanpa aba-aba Shion langsung mengangkat Serein lalu melompat ke bawah.
Sontak Serein memekik sambil memejamkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Creatures | ENHYPEN
FantasíaMakhluk mengerikan yang Serein temukan dalam catatan sejarah: Griffin, Alkonost, Kaukasia, Kerberos, Kharibdis, Teumessos, dan Kiklops. Gadis itu tiba-tiba bertemu dengan mereka, tidak hanya bertemu tapi berhubungan satu sama lain. Dia dibawa ke tem...