「 0.6 ⠇CHAPTER 6 」

119 20 0
                                    

Wendy menatap cangkir itu curiga, takut akan ada sesuatu yang aneh.

"Taburkan saja, aku tidak menaruh racun di sana," gumam Taehyung yang seolah tau apa yang di fikirkan Wendy.

Satu tangannya memegang cangkir, satu tangan lainnya mengambil ramuan kasar di dalamnya.

"Kau yakin ini di letakkan disini?" tanya Wendy tak takin.

"Lakukan saja, Nona Wendy."

Setelah Yoongi bersabdah, Wendy pun yakin jika ini akan aman.

Tangannya perlahan mengoleskan ramuan itu pada lehernya, di oleskan secara merata pada bekas cekikan Hoseok.

"Sudah? Hanya ini saja?" tanya Wendy yang tidak merasa sakit.

"Hanya ini, benar,"sahut Taehyung menyunggingkan senyumnya.

"Ahh, kalau seperti ini seharusnya aku tidak merasa tak- Arghh! Apa yang terjadi?! Kenapa sakit sekali! Rrghh! Tuan Yoongi?!" racau Wendy sambil memegangi lehernya.

Tubuhnya terhuyung seperti tidak bisa berdiri dengan tegak, nafasnya seolah tercekat, panas menjalar keseluruh tubuhnya terutama di bagian leher terasa seperti ada yang ingin keluar.

Grep!

"Kalian semua iblis! Kalian mau membunuhku?!" racau Wendy lagi sambil menarik kera baju Yoongi.

"Maafkan kami," balas Yoongi sambil menatap Wendy.

Wendy merasakan tatapan Yoongi yang terlihat tak tega, tapi kenapa dia melakukan ini padanya?

"K-kalian.."

Hug!

Wendy tiba-tiba tak sadarkan diri dan jatuh di pelukan Yoongi.

"Bawa dia ke kamarnya," titah Yoongi pada Taehyung, Jungkook dan Hoseok.

.
.
.

Kunang-kunang berputar, kelambu yang indah dengan warna yang lembut, harum dari ruangan kuno yang nyaman, nuansa kamar yang tenang di tambah seseorang tengah mengelus kepalanya dengan sangat lembut.

Tunggu sebentar?

"Umghh! Dimana?" seru Wendy yang masih berbaring di ranjang sambil mengusap kedua matanya.

Di edarkan pandangannya untuk melihat siapa saja yang ada di kamar ini. Setelah melihat dengan jelas, Wendy tersenyum masam mengingat kejadian tadi pagi.

"Kau sudah sadar, Nona?" tanya Jungkook khawatir.

Apa ini terdengar aneh?

"Untuk apa kau menanyakan pertanyaan yang tidak masuk akal, Jungkook? Kalian dengan sengaja ingin membunuhku, iya? Setelah kalian membawaku terbang, lalu kalian menghempaskanku begitu saja? Ku fikir kalian adalah makhluk abadi yang baik, tidak seperti yang selalu Ibuku ceritakan. Tapi sepertinya apa yang Ibu ku katakan benar adanya, makhluk dari bangsa kalian pembunuh dan sangat jahat!" racau Wendy yang sudah bangkit dari tidurnya, ia terus menunjuk Jungkook, Yoongi, Taehyung dan Hoseok penuh amarah.

"Semua ini dem-" tutur Hoseok ingin menenangkan, namun di cegah oleh Yoongi.

"Luapkan semua emosimu," seru Yoongi yang menatap Wendy datar.

"Chh, arghhh! Aku muak dengan kalian semua! Aku muak dengan tupai yang membawaku ke mari! Dan aku juga menyesal mencari kucingku dan masuk kedalam hutan! Aku lelah! Aku lelah dengan duniaku! Semua orang terlihat bajingan! Bahkan Ibuku, Ayah, semua! Semua terlihat sama saja! Tidak ada yang bisa ku percaya! Arrrghhhhhhh!" racaunya tak kalah hebat.

Yoongi berjalan menghampiri Wendy yang saat ini tengah tertunduk rapuh dan ikut berlutut di depannya. Merangkulnya dengan penuh kasih, berusaha agar rasa kasihnya bisa merasuk dalam diri Wendy.

"Ssstt, semua akan baik-baik saja," tangan Yoongi terulur untuk menepuk nepuk pelan punggung Wendy dan sesekali mengusapnya lembut.

"Hiks, aku sangat lelah, Tuan. Berusaha untuk terlihat baik-baik saja itu lebih menyakitkan ketimbang menangis saat di marahi," gumam Wendy di selingi dengan tangisan yang perlahan mulai pecah.

Jungkook, Hoseok dan Taehyung terutama Yoongi paham benar apa yang di rasakan Wendy saat ini, mereka sangat paham dan tau.

Itu semua adalah takdir di kehidupan nyatanya. Tapi sekarang, takdir di duna barunya baru saja di tulis.

"Nona, maafkan kami. Hyung aku tidak tahan, cepat lihat lehernya!" seru Jungkook tak sabaran.

Tangan Yoongi menyibak rambut Wendy dan memperlihatkan sebuah tanda mahkota kecil disana.

"God," seru Yoongi yang di awali dengan ekspresi terkejut lalu berganti dengan senyum yang mengembang. "Benar dialah orangnya."

"Sungguh? Bisakah aku memeluk Nona Wendy jug-"

"Tidak."

Belum juga Jungkook menyelesai kalimatnya, dengan buru-buru Yoongi memotongnya.

"Wendy?" panggil Yoongi lembut. "Wen?"

"Apa dia pingsan lagi?" tanya Jungkook.

"Aku ragu, bisa kau perlihatkan wajahnya?" pinta Hoseok.

Saat Yoongi melonggarkan pelukannya, tubuh Wendy langsung terhuyung kebelakang dan hampir jatuh. Dengan sigap Yoongi kembali memeluknya erat.

"Dia tidur," seru Yoongi dengan tawa kecilnya.

"Ch, membuat kaget saja."

Yoongi kembali menidurkan Wendy di ranjangnya, menyelimutinya dengan selimut lalu mengecup keningnya sebentar sebelum ia dan yang lainnya pergi.

Yoongi, Hoseok, Jungkook dan Taehyung akhirnya pergi dari kamar Wendy. Seokjin meminta mereka agar datang ke ruang keluarga untuk membicarakan tentang hal penting.

"Bagaimana?" tanya Seokjin saat keempat lelaki itu sudah sampai disana.

"Hasilnya cocok, memang dia lah yang bisa melepaskan kutukan ini," balas Yoongi mantap.

"Kau sudah memberitahunya?" tanya Jimin.

"Belum, dia kembali tertidur dengan pulas," timpal Hoseok.

"Saat dia bangun, kita harus menceritakan ini padanya."

"Setelah semua ini, kerajaan kita tidak akan aman lagi," timpal Namjoon.

"Kenapa bisa?" tanya Jungkook.

"Kita baru saja menemukan gadis dalam ramalan, gadis yang bisa mengembalikan cahaya disini dan mengembalikan 100% kekuatan kita yang hilang nantinya," jelas Namjoon dengan serius. "Apa kalian ingat kejadian sebelum gadis ini datang? Banyak dari kerajaan lain ingin mengambil kendali atas apa yang kita miliki. Pertama air keabadian yang berada di bawah tanah kastil ini, kedua harta berlimpah, dan terakhir adalah.. Pasukan kita." sambungnya.

Semua mengangguk setuju atas penuturan Namjoon. Saat kutukan itu mengelilingi mereka hanya 60% kekuatan mereka yang masih bisa di gunakan dan sisanya di segel. Selama kutukan itu berlangsung, selama itu pula banyak orang dan kerajaan besar ingin menumbangkan kekuasaan Yoongi dan mengambil alih semuanya.

Namun dengan pertahaan ketujuh lelaki ini, semua bisa di bungkam dengan sekelibat kedipan mata saja.

"Ku rasa Wendy juga harus di bekali dengan ilmu pedang dan panah," tutur Seokjin sambil melirik Yoongi.

"Alasannya?"

"Kau pikir para bandit gila itu akan membiarkan Wendy hidup tenang? Bisa saja lawan akan menjadikannya umpan agar kita menyerahkan kerajaan demi dia, kan?" jelas Seokjin membayangkan kedepannya.

"Kau benar, sebenarnya kita bisa saja memberi Wendy sedikit kekuatan sihir kita. Tapi itu akan merusak kemurnian cahaya hangat dalam dirinya," sambung Yoongi dengan datar. "Baiklah sudah di putuskan, mulai hari ini Wendy akan menjadi prioritas kita."

CASTLE OF THE DARKNESS | WENGA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang