BAGIAN 5 RAPAT MAJELIS DEDEMIT

152 1 0
                                    


Tiga hari tiga malam, Anggariti menjalani operasi pencangkokkan tubuh di rumah sakit. Prameswari tanpa kenal lelah menunggu dan mengawal proses operasi itu dengan penuh perasaan harap harap cemas. Dia sangat mengkhawatirkan keadaan Anggariti yang masih dalam keadaan koma. Para tabib kerajaan berjuang keras dalam melaksanakan proses operasi itu, mereka tanpa lelah bekerja dalam waktu yang sangat lama.

Kanjeng Ratu mengadakan rapat darurat untuk menyikapi peristiwa yang terjadi di Puncak Hamerang. Dia mengundang semua anggota koalisi kerajaan yang berdiri dibawah panji Kanjeng Ratu, tak terkcuali kerajaan Puncak Hamerang yang Ratunya kini tengah mengalami koma. Prameswari ditunjuk oleh Kanjeng Ratu untuk mewakili kerajaan Puncak Hamerang, namun dia menolak untuk hadir dan memilih untuk mengawal proses operasi Anggariti. Kanjeng Ratu pun menerima permintaan Prameswari yang menolak hadir dalam rapat darurat itu.

Rapat darurat akhirnya dilaksanakan di Istana Karang Manalusu yang merupakan rumah Kanjeng Ratu. Rapat itu dihadiri oleh semua siluman bangsawan yang menjadi anggota koalisi kerajaanya. Setelah peristiwa Puncak Hamerang, dunia siluman tengah diguncang oleh pemberontakan yang terjadi di semua wilayah. Pemberontakan itu dilancarkan oleh kaum arwah gentayangn dengan dibantu para siluman yang selama ini menjadi musuh Kanjeng Ratu. Sosok Bendoro dan Hayati menjadi simbol perlawanan mereka dan menjadikan kedua Kuntilanak cantik itu sebagai pahlawan besar.

Di dalam Aula Besar, tampak meja bundar dengan dikelilingi 30 kursi terisi oleh siluman bangsawan yang diundang kedalam rapat itu. Hidangan pembuka dan berbagai minuman juga telah disediakan diatas meja besar itu. Kanjeng Ratu dengan gaya elegannya memasuki ruangan dengan dikawal oleh prajurit Genderuwo. Dia langsung duduk di kursi yang tersedia dan mempersilakan semua tamu yang hadir untuk duduk kembali. Para peserta rapat kemudian mengucapkan belasungkawa dan prihatin atas peristiwa yang terjadi di Puncak Hamerang.

"hadirin sekalian...aku sengaja mengadakan rapat darurat ini untuk menindaklanjuti peristiwa yang terjadi di Puncak Hamerang....serangan Hayati yang membabi buta telah menghancurkan Istana dan ratusan pasukan genderuwo....Hayati juga hampir merenggut nyawaku dan kedua sepupuku..bahkan tubuh Anggariti, sang Ratu Puncak Hamerang sampai hancur berkeping keping akibat terkena jurus pamungkas Hayati" Kanjeng Ratu kemudian terisak ketika menjelaskan peristiwa itu, para peserta rapat pun hanya terdiam melihatnya. 

"untuk itu saudara saudara...dalam rapat ini kita akan membahas tentang upaya pemulihan dari semua bencana ini....kepada Mbah Ronggo selaku menteri penerangan...aku persilakan untuk memaparkan semua informasi intelejen kita" lanjut Ratu.

"terima kasih Paduka Kanjeng Ratu atas waktu dan kesempatannya.....hadirin yang saya hormati...saya akan memaparkan peristiwa yang terjadi Kemarin di Puncak Hamerang...pertempuran ini terjadi akibat dari Hayati yang mengamuk karena anaknya yang berwujud tuyul dieksekusi dihadapannya.....kemudian dia bangkit dengan kekuatan mengerikan....sekitar 278 prajurit genderuwo tewas akibat bertempur dengan Hayati....Istana Puncak Hamerang juga rusak parah karena terkena imbas dari ledakan kumparan energi milik Hayati....sebanyak 57 rakyat siluman juga menjadi korban tewas karena terkena reruntuhan bangunan yang hancur....Kanjeng Anggariti dan Kanjeng Prameswari juga ikut menjadi korban dari pertempuran itu.....Kanjeng Prameswari berhasil menyelamatkan diri dari serangan kumparan energi milik Hayati, namun malang bagi Kanjeng nggariti....beliau terkena serangan itu sehingga membuat tubuhnya hancur berkeping keping....tapi syukurlah beliau masih bisa diselamatkan walaupun kemungkinannya sangat kecil.....sekarang para tabib kerajaan sedang menangani operasi pencakokkan tubuh baru untuk beliau......untuk penanggulangan bencana di kerajaan Puncak Hamerang, kami mengirimkan bala bantuan kesana untuk membantu pemerintahan menjalankan fungsinya.....imbas dari kejadian kemarin, beberapa kerajaan menyatakan keluar dari koalisi dan menabuh genderang perang kepada kita...mereka adalah kerajaan Rancabuaya dan kerajaan Palatar...mereka membantu pemberontakan para arwah gentayangan yang menuntut pembebeasan dari perbudakan....gaung perjuangan disebarkan oleh murid-murid Bendoro yang tersebar di seantero kerajaan.....sekarang mereka telah menjadikan sosok Hayati dan Bendoro sebagai simbol perlawanan" paparan Mbah Ronggo.

Pacarku Hidup KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang