Rayen Bagus Adiputra, adalah seorang laki-laki bertubuh tinggi nan gagah, matanya yang hitam mampu membuat semua wanita terpaku oleh pandangannya, senyumnya yang sangat jarang nampak di kedua sudut bibirnya membuat banyak orang masih penasaran akan senyumnya. Laki-laki dengan tubuh berisikan otot kekar, adalah seorang anak kelas 11 SMA Garuda, jangan dilupakan predikatnya diluar sekolah adalah seorang ketua geng motor BIOMA, sebuah komunitas motor yang sangat di segani satu kota.
"Yakin mau coba tanding MMA sama Rio?" Tanya seseorang yang baru saja membakar satu pentung tembakau namanya Desta Hidayat.
"Kenapa nggak yakin? Kan si Rayen itu anak berotot." Laki-laki yang fokus dengan ponselnya menyahuti dengan santai Vero, nama aselinya Verzario, jadi disingkat Vero.
Laki-laki yang di bincangkan tadi menghela nafas kasar dia Rayen yang tengah terduduk disofa rooftop yang sudah koyak. "Hal baru itu harus dicoba, kalau nggak dicoba nggak akan pernah tahu rasanya." Lalu berdiri meninggalkan kawanannya.
"Mau kemana loe?" Tanya Vero beralih dari ponselnya.
"Kelas." Jawab Rayen singkat tanpa membalikkan pandangannya ke belakang.
Laki-laki itu berjalan normalnya manusia - melewati lorong kelas namun langkah kakinya terhenti diambang pintu karena seseorang juga berusaha keluar dengan waktu yang bersamaan dengan Rayen, alhasil dua tubuh itu saling bertabrakan.
"Awh." Rintih seorang gadis yang tidak sengaja bertubrukan dengan Rayen tadi, jatuh tersungkur.
Rayen mengulurkan tangan kanannya kepada gadis itu. "Sorry." Ujarnya dingin.
Tanpa basa-basi gadis itu menerima tangan laki-laki itu untuk membantunya. "Thanks."
Tanpa menjawab Rayen berjalan meninggalkan gadis itu diambang pintu menuju tempat duduknya.
Gadis tadi adalah Azalea Calista, gadis pindahan sejak dua minggu yang lalu. Gadis yang tingginya ideal, matanya yang coklat, alis yang tebal. Panggil saja Aza.
Rayen duduk dimejanya, meraih earphone miliknya lalu memutar musik yang akan ia dengarkan. Laki-laki itu bukan tipe anak motor yang hobi nongkrong di keramaian.
Brak! seseorang menaruh sebuah kertas dihadapan Rayen dengan sedikit hentakan pada meja. "Hasil loe yang terima tantangan Rio, gue tadi berangkat sekolah hampir bonyok di tengah jalan."
Rayen mendongak menatap siapa yang datang lalu melepas earphonenya. "Ada masalah apa loe sama Rio?"
Laki-laki tadi namanya Rifki dengan keadaan babak belur pada pelipisnya. "Bacalah suratnya." Menunjuk pada surat yang ia berikan tadi.
Kemudian Rayen membaca surat itu, tiba-tiba tangannya mengepal erat kertas tersebut hingga koyak. "Pepaya busuk." Rayen mengumpat.
"Apaan isinya?" Tanya Rifki.
"Dia ngajak malam ini buat by one sama gue, dia juga ngancem bakal sedikit demi sedikit menghancurkan Bioma, apalagi kalau malam ini gue nggak datang." Terang Rayen.
"Kita serang aja markas mereka." Ujar seseorang yang baru saja memasuki kelas dia Desta.
Rayen menggeleng cepat. "Nggak bisa, orang kayak Rio itu harus tahu rasanya kekalahan, baru tahu rasa."
"Terus gimana?" Tanya Rifki.
Desta menjitak kepala Rifki cukup keras. "Enak banget loe tanya gitu! Ya bantu mikir lah!"
"Malam ini gue bakal dateng buat jawab tantangan dia." Balas Rayen lalu menutup keheningan.
Jam pulang sekolah akhirnya tiba, seluruh siswa dibuat menghambur kelas tidak biasanya juga bagi Rayen yang selalu pulang terakhir kini berusaha untuk segera pulang, namun kali ini ia tidak sengaja menginjak tali sepatu Aza hingga membuat gadis itu terjatuh ke belakang menubruk tubuh Rayen dan mereka terjatuh bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Milik 'Ku [On Going]
Teen FictionKita dibuat untuk menjalani takdir dan mencintai takdir. Terutama menghargai setiap momen dalam perjalanan hidup. Banyak typo! WARNING ⚠️ ▪️CERITA INI TIDAK DI TULIS ATAU BERADA PADA APLIKASI NOVEL ATAU BACAAN LAIN. INGAT! ▪️CERITA INI HANYA DI...