Aira yang sedaritadi tidak fokus bahkan kedua jarinya terus mengetikkan pesan secara diam-diam kepada seseorang disana. Aira menggigit bibirnya, ntah mengapa ia merasa takut sekaligus khawatir tentang Ryano.
Aira yang menunduk tak sadar bahwa sosok wanita dengan kacamata tebal itu kerap menatapnya sinis seakan mengawasi gadis itu. Aira melengos kecil bahkan menggerutu, kepalanya masih saja menunduk dan kedua jarinya semakin gencar mengetikkan pesan disana.
“Aira! Kamu ngapain nunduk begitu??” suara itu berhasil membuat Aira tersentak lantas menegak.
Buk Ugi menatap galak gadis itu, hingga takdir kembali bekerja cukup mengerikan. Aira seketika diusir dari kelas serta harus mendapatkan hukuman berjemur di tengah lapangan.“Tapi Buk!” itu suara Aulia menyela mengangkat tangannya.
“Ada apa? Kamu keberatan teman kamu saya hukum?” tanya guru itu dengan nada galak. Walau tanpa sadar Aulia menahan diri untuk tidak memutar bola matanya, mengimbangi mulut nyinyir gurunya tersebut.
“Bukan buk, Aira sakit buk…” seru Aulia tersenyum tipis, berusaha sopan namun hal itu malah berhasil membuat Aira yang sudah berdiri jadi melirik ragu gurunya tersebut.
Buk Ugi tampak menatap Aira skeptic, walau ketika wanita itu berjalan kearahnya, Aira tersentak kala telapak tangan wanita itu menempel pada jidatnya.
Dan yap! Aira memang merasa kondisi tubuhnya tidak fit hari ini, dan untungnya guru tersebut mengijinkannya ke UKS, dan Aira merasa keberhuntungan masih berpihak padanya.
Aira cukup berterimakasih kepada Aulia yang sudah menolongnya.
*
Aira tak menyangka bahwa dirinya terlihat begitu bodoh, kedua kakinya melangkah mengikuti Aulia yang sepertinya buru-buru pulang. aah—Bel pulang sudah berbunyi dan ia menghabiskan 5 jam di uks dan enggan pulang ke rumahnya.
Angga? Anak itu sudah menghilang jadi ia tidak bisa mengekori Angga secara diam.
Aira hanya bisa berdiri di balik tembok sekolah melihat bagaimana Aulia yang berdebat dengan sang kekasihnya ntah karna apa. Bahkan kini Aulia berlari tanpa memperdulikan Mark yang berteriak kepada gadis itu.
Dan saatnya untuk kembali beraksi mengekori Aulia. Ia tahu pasti Aulia akan menghampiri Ryano.
*
Aira mengumpat pelan ketika ia berhasil mengekori Aulia melalui Ojol. Aira hanya bisa berdiri di balik warung dekat sekolah yang sepertinya ia tahu sekolah apa itu.
Itu adalah sekolah lama Aulia sebelum pindah.
Aulia gak mengerti apa yang dilakukan Aulia kembali ke tempat itu, hingga gadis itu memicingkan matanya kala mendapati sosok um ague yang baru keluar lantas ditarik Aulia dengan kasar.
Aira agak memekik ketika melihat Aulia mendorong tubuh gadis cantik itu dengan sangat kasar, bahkan Aira bisa lihat keduanya tampak bersitegang hebat satu sama lain, hingga dalam satu momen gadis itu menunduk menangis dan Aulia pergi begitu saja dengan ekspresi dingin.
Aira mendengus pelan menyadari bahwasannya Aulia tidak pergi menuju rumah sakit dimana tempat Ryano di rawat.
Aira kini hanya diam memperhatikan sosok gadis jakung berwajah angkuh itu berdiri di sebrang jalanan. Kini Aira meringis kecil merasakan denyut pada kepalanya, juga badannya yang terasa sedikit menggigil.
Padahal tadi ia sudah minum obat, tapi kenapa demamnya belum kunjung turun. Walau suara sebuah motor berhasil mengalihkan atensi Aira. Aira tersentak kecil melihat kakak kelasnya berdiri di hadapannya yang membuatnya menoleh cepat pada Aulia yang masih berdiri di sebrang jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is Still Just?
Teen Fiction"Kenapa cewek-cewek suka cowok Bad boy?" Tanya Aira menatap cowok di sampingnya yang sudah babak belur berkelahi dengan anak sekolah depan. "Karna cowok Bad Boy itu ganteng!" jawab Ryan cepat buat Aira menggeleng tidak setuju. "Kalau cowoknya penyak...