second

44 1 0
                                    

"Ehek...ehek...aa..air"syasya terbata bata

Abidh spontan menyodorkan segelas air yang langsung direbut oleh syasya kemudian meminumnya sampai tuntas

Abidh hanya bisa geleng geleng kepala "dek,kalau makan tu jangan tergesa gesa.kayak dikejar setan aja"

Syasya mengerucut bibir kesal "Iya iya tau kakakku..."

"Jangan tergesa gesa karena itu datangnya dari setan"ucap abidh saat melihat respon adiknya tadi

"Jangan lupa juga baca doa baik itu sebelum atau setelah makan"lanjutnya saat melihat syasya hendak merengek yang langsung membuat syasya bungkam dan mengerucut sebal

"Iya iya kakak baweel" syasya mendelik

Aminah,habib dan Rava hanya tersenyum geleng geleng menyaksikan drama yang sudah sering terjadi tiap paginya.

"Oh iya kak! Abidh denger katanya ada dosen baru"ucap abidh setelah menelan makanan nya

Rava berpikir sebentar"ooh iya temen kakak yang lulusan king Saud university"

"Yang mana?"habib ikut menimpali

"Itu pa,temen pas Rava mondok anaknya almarhum pak Rasyid"jawab Rava

"Ooh...temen bolos kamu kan?"sekarang Aminah ikut nimbrung pembicaraan

Rava tergelak "Aah mama masih inget aja"

"Mama masih ingat pas kamu sama temen kamu itu tiba tiba sudah dirumah padahal kamu baru seminggu dipondok"cerita Aminah antusias

"Serius ma??"syasya yang awalnya tidak tertarik langsung penasaran saat Aminah menceritakan kebobrokan kakak yang notabene selalu sempurna dimatanya itu.

"Iyaa Cha,kakakmu ini dulu nakal banget"Aminah tersenyum,Rava hanya terkekeh canggung melihat keterkejutan adik bungsunya itu terhadap dirinya.

"Siapa sih nama temen mu itu Rava?"habib bertanya setelah sepersekian menit meja makan hanya dihiasi godaan kepada Rava yang memerah mukanya.

"Ooh itu pa namanya Zein, Ahmad zeynaddir Rasyid"
Jawab Rava mengingat temen berbagi suka dan duka nya itu

"Ngajar mata kuliah apa kak di kampus kita?" Tanya abidh

"Tafsir hadist. oh iya Cha kalau nggak salah gantiin pak Rahman di kelas kamu" ucap Rava memberitahu adiknya yang masih sibuk dengan handphone ditangannya itu.

Abidh geleng geleng melihat kebiasaan syasya yang seperti itu
"Dek..."abidh menoyor kepala syasya yang langsung dibalas pelototan mata darinya

"Apa??"tanyanya kesal
"Besok kuliah pagi apa siang"tanya abidh

"Pagi"jawab syasya singkat

"Matkul apa?"tanya abidh kembali
"Tafsir hadist kakak"jawabnya ogah ogahan karena ia masih kesal dengan kakak keduanya itu

"Ha...berarti kamu besok pagi jangan sampai telat,karena kakak denger pak Zein itu orangnya ontime banget dan nggak segan kasih hukuman walaupun kita hanya telat 1 menit"abidh mengingatkan adiknya yang ceroboh itu

"Besok yang masuk kelas Acha kan pak rahman"syasya memprotes
Yang langsung dihadiahin cubitan oleh abidh dipipi tembemnya itu

"Makanya kalau orang ngomong itu didengerin"syasya mengusap usap pipi yang jadi sasaran kegemesan kakaknya itu

"Jangan bilang temen kak Rava itu yang gantiin pak rahman"syasya menyadari satu hal yang kebenarannya terbukti saat melihat Rava menganggukkan kepalanya

"Makanya Acha jangan makan aja pikirannya"ucap habib menggoda putri bungsunya itu

"Iih papa..."syasya tersipu malu
Yang lain tak bisa menghentikan tawa dan kembali menggoda syasya yang mukanya sudah Semerah kepiting rebus.













Yeay akhirnya bisa publish lagi setelah sekian lama ide ide dipikiran ku ini kuabaikan.dan tentu saja tulisanku ini masih jauh sekali dari kata sempurna jadi saran,kritik dan rating dari kalian adalah aset berharga buat aku untuk selalu semangat nulis lagi

DOSEN(DO_eh SE_uami N?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang