Chapter 29

455 80 78
                                    

Gelitik di wajah adalah hal pertama yang dirasakan Jeongyeon dalam tidurnya. Dia menepisnya dan mencoba kembali ke mimpi yang ia alami.

Itu adalah mimpi yang luar biasa, di mana Mina terlihat begitu seksi dengan bikini yang menutupi tubuhnya ketika mereka pergi berlibur di Maladewa.

Jeongyeon merasakan geli lagi dan dia menyikatnya, meringkuk lebih dalam ke bantal gulingnya. Tapi itu terasa aneh, gulingnya terasa jauh lebih hangat dan lembut dari biasanya.

Semenit kemudian, sesuatu yang membuatnya geli itu kembali bermain di pipinya.

"Tsk!" Jeongyeon menggeram kesal dan menyingkirkan benda itu dari wajahnya.

Untuk pertama kalinya dia tidak ingin bangun dari tidurnya. Tapi dia tiba-tiba mendengar suara tawa.

Perlahan dia mulai membuka matanya dan disambut oleh wajah malaikat Park Mina. Wanita itu memiliki senyum jahat di wajahnya dan berusaha menahan tawanya.

Melihat mata Jeongyeon terbuka, Mina mengangkat satu jarinya dan mengarahkannya ke kulit pipi pria itu.

Senyum mengembang di wajah Jeongyeon ketika menyadari bahwa yang menyebabkan geli itu adalah sentuhan tangan Mina.

Alih-alih menyingkirkan jari Mina, Jeongyeon memilih meraih tangannya dan membawa ke bibirnya.

"Pagi, prajurit..."sapa Mina dengan suara serak dan khas bangun tidur.

"Hmm pagi..."

Jeongyeon beringsut lebih dekat ke wanita itu dan meletakan kepalanya di dadanya lalu menjepit kaki Mina di antara kakinya.

Lengannya bersandar di perutnya dan tangannya memainkan ujung piyama wanita itu.

"Bagaimana caranya kau bisa masuk ke kamarku?" tanya Jeongyeon yang mengingat jika dia mengunci kamarnya sebelum ia tidur.

"Aku mengambil kunci cadangan di kamar eomma..."santai Mina sambil memainkan rambut Jeongyeon.

"Bagaimana jika saudara-saudaramu melihat kita? Mereka akan curiga saat melihatmu keluar dari kamarku..." Jeongyeon mengingatkan Mina.

"Aku tidak peduli. Aku memang ingin memberitahu mereka tentang hubungan kita..." Jeongyeon mengangkat kepalanya untuk melihat Mina.

Mata mereka bertemu, kehangatan dan pengertian mengalir dari bola mata yang hitam itu.

"Lagian ini baru jam 3 pagi, jadi mereka tidak akan tahu...." tambah Mina yang membuat Jeongyeon hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Ya tuhan. Itu tandanya aku baru tidur satu jam dan kau sudah membangunkanku lagi..." gerutu Jeongyeon, berniat tidur lagi tapi langsung di cegah oleh Mina.

"Jangan tidur lagi. Pakai bajumu, aku akan menunggumu di luar..."kata Mina dengan lembut.

Dia turun dari tempat tidur Jeongyeon dan meninggalkan pria itu di kamarnya. Mina pergi ke dapur, mengambil dua cangkir gelas dan menuangkan latte untuk Jeongyeon serta teh untuk dirinya sendiri.

Beberapa menit kemudian, Jeongyeon datang ke dapur dengan pakaiannya yang sudah lengkap, tidak seperti tadi yang bertelanjang dada.

Mengambil secangkir latte yang di sodorkan padanya, mereka akhirnya memutuskan untuk pindah ke balkon.

Jeongyeon menyempatkan memeriksa senjatanya, bunyi klik yang tiba-tiba membuat Mina melompat kaget.

"Apa kau masih membutuhkan senjatamu itu? Bahkan ini bukan giliranmu untuk berjaga..."katanya.

"Aku selalu membutuhkannya, meskipun aku sedang tidak bekerja. Musuh bisa berada di mana saja dan ini hanya untuk berjaga-jaga..." jelas Jeongyeon.

"Oh iya, kenapa kau sangat ingin memberitahu hubungan kita pada saudara-saudaramu?" tanya Jeongyeon saat mengingat kata-kata Mina di kamarnya tadi.

5 heart & 1 love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang