sembunyikan untuk lebih tau

388 51 1
                                    

     Sesampainya didalam gua, William merasa lega saat melihat Kanarin ada disana.
     William langsung memanggil Kanarin dan ketika Kanarin berbalik ia sedang menangis.
   
     "Ada apa Kana?apa yang telah terjadi padamu?" Tanya William.
     "Kakak....aku takut sekali" tangis Kanarin.
    
     William merasa bersalah dan memeluk sepupunya itu. Tangis Kanarin pecah saat dipelukan William.

     "Seharusnya aku tak membiarkan mu berjalan sendiri, sudah sudah ,kau akan sekarang" ujar William sambil mengusap usap punggung Kanarin.
   
      Semua itu ternyata disaksikan oleh pria yang menyelamatkan Kanarin tadi. Perlu diketahui pria itu adalah Gibran kita. Ia setiap hari lalu lalang di daerah hutan itu untuk mengantar dan menjual obat.
     
     Gibran tak percaya pada William karna itu dia mengikuti nya untuk memastikan Kanarin baik baik saja.

     "Pemandangan apa ini,aku kembali hanya untuk melihat mereka berpelukan? Aishhh membuang waktu ku saja" kata Gibran meninggal kan tempat itu.

     Setelah memenangkan Kanarin, William pun melihat busur panah Legendaris itu.

    Mereka berdua sangat senang telah menemukan benda itu. Kanarin mengambil anak panah yang tergeletak di tanah dan hendak memakai nya.
   
   "Apakah Sekarsha sudah kesini?tempat ini seperti telah didatangi seorang" Kata William.
    "Selama aku disini,kakak belum datang" sambung Kanarin.
   "Yasudah lah dia pasti sibuk berburu, ayolah Kana,tarik tali itu"

     Berbeda dengan Sekarsha yang bersusah payah mengangkat nya, Kanarin tampak tak memiliki kesulitan apa apa.
   
     Saat mulai menarik tali busur itu, tiba tiba saja tali itu putus sebelum Kanarin sempat mengerahkan tenaganya.
     
    Setelah tali nya putus,busur panah itu pun patah dibuat Kanarin.

     Keduanya terdiam begitu juga dengan Sekarsha yang sedang pergi dari sana mendengar suara keras dari patahnya sang benda legendaris.

     "Kanarin kau tidak apa apa? Ayo pergi dari sini,kau akan dalam masalah jika ada seseorang yang mengetahui ini" Seru William sambil menarik tangan Kanarin dan keluar dari sana.
   
     Sekarsha yang juga sedang kembali untuk melihat apa yang terjadi dilihat oleh William dan Kanarin yang sedang pergi dari sana.
    Takut Sekarsha mengetahuinya, William dan Kanarin bersembunyi disela sela pohon besar yang ada didekat mereka.

    Padahal ya,buat apa mereka sembunyi,kan putri Sekarsha sudah lebih awal mengetahui mereka ada disana.

     Setelah Sekarsha melewati mereka, William dan Kanarin langsung pergi dari sana. Tentu saja mereka tak dapat menghindari mata jeli dari Sekarsha.

     Sekarsha melihat kebelakang dan benar saja William dan Kanarin sedang berlari berlawanan arah.

    Sekarsha yang tak tau apa yang terjadi lebih memilih untuk memeriksa gua dulu daripada menegur adik dan sepupunya itu.

    Singkat cerita William dan Kanarin sudah sampai ke perkemahan pemburu ditengah hutan. Mereka langsung beristirahat disana.

    Tak lama kemudian,Sekarsha kembali dengan hewan buruan nya yang ia suruh bawa pada prajurit prajurit.

    "Wahh yang Mulia putri,selamat ya. Anda sungguh mengesankan" Seru salah satu pemburu.
    "Terimakasih,ini bukan apa apa,ini tak dapat dibandingkan dengan hasil buruan kalian" balas Sekarsha sambil turun dari kudanya .

     "Aishh yang mulia hanya melebih lebihkan nya hahaha" kata pemburu itu bahagia.

   Sekarsha tersenyum dengan para pemburu yang baik hati padanya.

    William yang mendengar kegaduhan tawa pemburu pun keluar dari tendanya.

    "Putri Sekarsha?senang kau sudah kembali" seru William.

    Sekarsha langsung menatap tajam William tidak seperti biasanya.
   "Tentu saja pangeran aku akan kembali, ngomong ngomong pangeran,apa Kanarin berhasil menemukan gunung itu?"
     "Tidak putri,sayang sekali kami tak dapat menemukan nya"

    Mendengar jawaban pangeran,Sekarsha tersenyum tipis.
"Apa gunanya berbohong pangeran" ucap Sekarsha dalam hati.

   3 hari berlalu,
       Para pemburu dan para putri serta pangeran William telah kembali ke kerajaan. Disepanjang jalan di kota,mereka disambut baik oleh rakyat.

      Sesampainya di istana, ketiga anak itu langsung menghadap Raja dan Ratu.
   "Selamat telah berhasil menjalankan tugas kalian, William terimakasih bantuanmu" Ucap Raja Einstein.
    Ketiganya membungkukkan badan mereka untuk menghormati Raja yang telah memuji mereka

     Ratu Casandra tampak lega ketika melihat kedua putrinya baik baik saja. Dan sama saja, sang ratu mengucapkan terima kasih pada William untuk kedua kalinya.

    Sementara itu, Gibran yang baru pulang dari perjalanan nya langsung beristirahat di kamarnya setelah melihat samar tidak ada dalam rumah.

     Baru saja akan menutup mata nya, terdengar riuh suara orang-orang yang memanggil nya dari luar rumah.

     Gibran langsung bergegas melihatnya, ternyata itu adalah beberapa orang dari desa yang datang ke ibu kota untuk menemui Gibran.

     "Ohhh,apa ada yang sakit?sebentar, masuklah kedalam" ujar Gibran membukakan pintu nya.

    "Tidak usah nak Gibran,kami hanya datang untuk berterima kasih telah mengobati kami tanpa bayaran, terimakasih" seru orang orang desa itu.

     "Ah itu,tidak masalah semuanya...kalian jauh jauh dari desa hanya untuk mengucapkan ini? Masuklah dulu" balas Gibran .
 
    "Ehee itu tidak perlu nak,kami punya tujuan lain,kami permisi dulu"
    "Oh begitu .. yasudah lanjutkan tujuan kalian, lihatlah kalian membuang buang waktu dengan menghampiri ku"
    "Kami permisi ya..."

    Ketika orang orang itu pergi, Samar yang baru pulang heran dari mana mereka semua berasal, ia pun menanyakan hal itu pada Gibran dan mendapatkan jawaban yang membuat dirinya bangga.

      "Baru seminggu kau dibawah pengawasanku tapi sudah punya penggemar"
     " Ah pak,itu bukan apa apa"
      "Ahahaha bagaimanapun ini adalah awal yang baik untuk dirimu."
     "Terimakasih pak"

    Setelah perbincangan singkat itu,samar bergegas masuk kedalam. Saat samar melewati Gibran saat itu, pandangan Gibran tertuju pada gantungan perak yang ada di tas nya samar.

     Ia merasa tak asing dengan benda itu. Dan tiba tiba saja ia teringat akan ibunya.
  
   "Ibu,apa kabarmu,aku sangat merindukanmu" seru Gibran sambil menatap bintang di langit.

   "Aku baik baik saja Gibran" jawab seseorang.
  
   Gibran langsung berbalik dan mendapati ibunya dibelakang nya.
Ia sangat senang dan berlari memeluk sang ibu. Begitupun Rebecca langsung memeluk anaknya juga.

     "Apa kau bertemu ayahmu?" Tanya Rebecca.
    "Ah ibu,sungguh takdir luar biasa jika kami bertemu begitu cepat,ini baru seminggu" jawab Gibran.
    "Hm..kau benar anakku,itu takdir yang luar biasa" Ujar Rebecca sambil berjalan kaki pergi dari sana.

    
   
   

Love Or KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang