Part 33

3.5K 186 0
                                    

Vote dulu dong? Tinggal klik doang loh?
Hargai author.

***

Suhu tubuh Juna meninggi, Lina sebagai Mama Yana menjaga Juna dengan baik. Marcel pun begitu, ia masih merasa bersalah membuat calon menantunya sampai begini. Padahal ia merestui hubungan keduanya, dan hanya menakut-nakuti Yana dengan perjodohan dengan Azura.

"Yana.. kangen," Juna mengigau diantara tidurnya.

Lina dan Marcel hanya saling tatap, berharap Juna cepat sembuh dan menghentikan Yana yang tengah bersiap untuk balapan nanti malam. Benar, Yana minta ijin. Walau tidak diijinkan sekalipun, Yana tetap berangkat. Dia berkepala batu.

Disisi lain Yana dan Azura tengah mengecek keamanan mesin. Selanjutnya mengunjungi medan area lintasan untuk balapan. Membeli baju balap, serta meminta para karyawan yang berminat untuk menonton. Lalu menyewa polisi untuk menjaga keamanan agar tetap terkendali. Tentu saja menyewa dengan kekuatan uang.

"Sudah siap?" Tanya Azura.

Yana tersenyum tipis, "entah kenapa rasanya excited"

Lelaki itu mengelus surai hitam Yana.

"Menangkan balapan liar ini, dengan begitu kamu bisa kembali ke sisi Juna milikmu." Gumamnya hampir tidak terdengar Yana.

Yana hanya menengadah menatap lelaki besar itu, dan tersenyum sekilas walau enggan.

...

"Mama? Yana?" Tanya Juna yang akhirnya terbangun dari tidurnya.

Lina menjelaskan keadaan secara singkat. Namun saat itu sudah pukul 10 malam. Sedangkan Juna belum pulih untuk keluar malam.

"Mama, Juna perg-" tubuhnya oleng.

Segera Lina dengan sigap membantu Juna. "Jangan dipaksakan nak.."

Marcel mengintip ke kamar karena mendengar suara Juna. "Syukurlah kamu sudah bangun, kalau mau nyusul Yana bisa diantar sopir saya. Tapi istirahatlah dulu, masih ada waktu."

"Gak ada waktu lagi om-" tubuh Juna melemas, ia mendudukkan dirinya lagi. "Hah.. iya, satu jam lagi, pasti masih sempat.

...

"Pilihanmu apa?" Tanya Azura.

"Nissan GT-R R35," ucap Yana sembari meletakkan cangkir kopi.

"Adikmu?" Tanya Yana.

"McLaren P1," jawab Azura.

Yana mendelikkan matanya, "wah, itu termasuk favorit saya."

Senyum di wajah Azura terukir. "Akan saya belikan lagi jika menikah-"

"Ngimpi." Ucap Yana sambil membuang muka.

"Yah tidak ada yang tau~" Azura tersenyum kecut.

"Pastikan Juna tidak tau.." lirih Yana.

"Apa?" Azura memastikan.

"Jangan kasih tau Juna, soal balapan ini!" Pekik Yana.

Bagaimana pun ia tidak mau melihat wajahnya, gadis itu tidak ingin berubah pikiran. Ia masih teguh dengan keputusan meninggalkan Bali yang telah direncanakan.

...

"Aman, nyaman?" Tanya Azura dari luar mobil.

Lelaki badan kekar dengan urat ditangan itu membungkuk memastikan Yana nyaman. Gadis itu hanya mengangguk. Ia memanaskan mobil sembari menyesap permen.

Brrmm!!Suara deru mobil GTR menggelegar, membuat Yana tambah semangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brrmm!!
Suara deru mobil GTR menggelegar, membuat Yana tambah semangat.

"Cakep banget, anjing!!" Yana kegirangan.

"Saya?"

"Ngarep!" Dengan wajah songong Yana, ia menjulurkan lidah ke Azura.

Lelaki itu hanya terkekeh, ia nampak tengah bermain dengan anak kecil.

"Jam 12 nih, ayo berangkat!" Ajak Yana.

Azura mengangguk mengiyakan, mereka berangkat dengan beda mobil. Sesampainya di kawasan balapan, sudah banyak penonton yang dikhususkan hanya untuk karyawan dua perusahaan penting. Dijaga oleh beberapa polisi, agar tidak rusuh.

"Selamat malam, nona Yana." Sapa gadis berambut ombre hitam dan biru itu.

Bersambung...

Kukira Malesub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang