Seojoon, Hyojoo dan Wonyoung kembali ke apartment Jeongwoo. Wonyoung yang memang cepat tangkap dalam menghafal langsung mengetahui password apartment Jeongwoo. Mereka terburu-buru masuk ke apartment Jeongwoo, mereka terkejut saat melihat Jeongwoo tergeletak tak berdaya di kamarnya. Seojoon langsung menghubungi dokter Do untuk datang kesini.
Dokter Do atau dokter pribadi keluarga Park datang. Dia langsung memeriksa keadaan Jeongwoo.
"Untung anda segera menghubungi saya kalau tidak ini akan membahayakan nyawanya. Jeongwoo terlalu banyak memakan kimchi. Sebaiknya dalam beberapa hari ini jangan sampai dia memakan kimchi lagi"
Hyojoo menunduk mendengarnya. Ini salahnya seharusnya dia tidak membawa kimchi itu kesini pikirnya.
Wonyoung pun sangat merasa bersalah. Seharusnya dia tidak memaksa Jeongwoo untuk memakan kimchi itu.
"Baiklah dokter Do. Terima kasih sudah menyempatkan diri untuk kesini" ujar Seojoon dan mengantar dokter Do keluar apartment Jeongwoo.
Seojoon kembali masuk saat di rasa dokter Do sudah pergi. Dilihatnya sang istri yang sedang membuat bubur untuk Jeongwoo. Diapun menghampirinya.
"Jeongwoo sedang istirahat sebentar lagi dia akan bangun" ujar Hyojoo yang sedang mengaduk bubur, dia tak sekalipun mengalihkan pandangannya pada bubur di depannya.
"Ah iya"
"Maafkan aku, yeobo" lirih Hyojoo sedih.
"Kau sama sekali tak bersalah yeobo. Lagian Jeongwoo sendiri yang ingin makan bukan? Dia hanya tidak ingin membuatmu kecewa. Yah Jeongwoo sedang menjaga perasaanmu. Bukankah itu sesuatu perubahan yang meningkat? Aku berfikir dia sudah mulai membukakan hati untukmu"
Hyojoo menghela nafas. "Tapi itu membahayakan dirinya"
"Dia tidak ingin membuatmu kecewa"
Hyojoo tersenyum bahagia. "Benar sekali yeobo. Aku sangat bahagia mendengarnya. Yeobo kau harus menjelaskan semua apa yang tidak di sukai Jeongwoo dan apa yang dia sukai. Kau mengerti?" Hyojoo sangat bersemangat.
"Apa ini? Kau bahkan tidak mengetahui semua kesukaanku dan kau ingin aku menjelaskan semua yang di sukai Jeongwoo? Heol. Apa aku harus mengalah dengan anakku sekarang" kesal Seojoon cemberut.
Hyojoo hanya terkikih geli melihat tingkah suaminya yang seperti bayi itu. "Aigooo, apa sekarang waktunya untuk cemburu?" Hyojoo geleng-geleng kepala tak habis fikir.
***
Wonyoung menatap Jeongwoo yang sedang tertidur lelap.
"Eomma--- eomma jangan pergi---" racau Jeongwoo dalam tidurnya. Keringat dingin mulai keluar dari pelipisnya.
Wonyoung yang melihat itu panik. Ia ingin pergi keluar untuk memanggil ayah dan ibunya tapi di urungkan karena tangannya sedang di genggam seseorang. Wonyoung melihat ke arah tangannya yang di genggam oleh Jeongwoo. Lelaki itu masih terlihat tidur.
"Jangan pergi, eomma---" racaunya.
Wonyoung mengurungkan niatnya untuk keluar, kembali duduk di samping ranjang Jeongwoo dan mulai melap keringat yang keluar dari pelipis lelaki itu. Menggenggam tangan Jeongwoo dengan sangat erat berharap lelaki itu tenang.
"Baiklah aku tidak akan pergi Park Jeongwoo" gumamnya.
***
Malam sudah sangat larut.
Jam menunjukkan pukul 2 malam.
Jeongwoo mengerjapkan matanya. Matanya terbuka lebar. Dia lalu melirik tangannya yang sedang di genggam seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sister My Love✔️
FanficSemenjak kepergian ibunya, Jeongwoo membenci ayahnya menikah lagi. Ia memiliki ingatan buruk tentang kehidupannya di masa lalu, karena itu ia membenci ayahnya menikah dan mengabaikannya setelah memiliki keluarga baru. "Aku membencimu menjadi bagian...