Bagian III

6.6K 583 8
                                    


Sudah berapa lama aku menunggu? Dua jam? Tiga jam? Arion, Marissa dan Cash ada di dalam sekolah. Mereka sedang mengerjakan buku akhir tahunan di libur yang luar biasa indahnya ini dan aku lebih memilih menunggu mereka diluar sekolah daripada diabaikan di dalam sana. Arion dan Marissa memang murid yang aktif di sekolah, para guru selalu membutuhkan bantuan mereka dan murid-murid yang lain mengagumi kepopuleran mereka berdua. Aku jadi ingat bagaimana aku hanya seorang murid dari klub pencinta buku yang tidak populer tapi bisa bergabung dengan mereka. Marissa adalah sahabatku sejak kecil jadi pantas saja kami sangat akrab dan saat masuk SMA Marissa masuk klub yang sama dengan Arion. Klub populer yang isinya orang-orang hebat, klub populer itu selalu mondar-mandir setiap sekolah mengadakan acara karena para guru selalu mengandalkan mereka, Marissa selalu terlihat bersama Arion, mungkin sejak itu aku menyukai Arion. Dan entah mengapa Arion menjadi kekasihku disaat seluruh sekolah mendukung Arion dan Marissa berpacaran.

Lucunya hidup ini, sekarang aku sudah meninggal dan orang-orang tetap menjalankan kehidupannya walaupun tanpa diriku, rasanya aku seperti duduk di bangku bioskop menyaksikan delapan belas tahun hidupku, memerinci setiap hal buruk, hal baik dan hal yang seharusnya aku lakukan semasa aku hidup. Semua diputar di flm pendek ini, membuatku ingin terlahir kembali. Jika tau akan jadi seperti ini seharusnya aku memperbaiki hubunganku dengan Mom, mengunjungi Dad di akhir pekan dan bercinta dengan Arion, benar bukan? Tapi semuanya hanya akan sia-sia. ANNABELLE MOORE inilah akhir kisah hidupmu, tewas dibunuh kekasih ibumu sendiri dan orang-orang dengan cepat melanjutkan hidup walau tanpamu. Sempurna sekali.

Arion keluar dari sekolah bersama Marisa, mereka pasti akan pulang bersama, aku sungguh ingin mengikutinya dan mengetahui apa saja yang mereka bicarakan, Aku memang sudah sangat sering melihat Marisa dan Arion berinteraksi tapi anehnya kali ini terasa berbeda, ada perasaan yang menyakitkan melihat Arion tertawa karenanya. tapi tentu ada yang lebih penting dari ini, kan? aku harus menemui Cash.

Setelah Arion dan Marissa pergi, Cash kemudian muncul dengan beberapa lelaki yang sering aku lihat di sekolah, dia menatapku lalu dengan cepat membuang muka dan berjalan menuju jalan raya, aku mengikutinya dari belakang memilih mengamatinya, jika aku memaksakan berbicara dengannya sekarang kemungkinan besar Cash akan mengabaikanku karena tidak ingin dianggap gila oleh teman-temannya.

Mereka terus berbicara berjalan menjauhi area sekolah, dan aku masih membuntutinya sambil sesekali mencuri dengar. Cih, ternyata ini yang diomongkan para lelaki ketika bersama, mereka membicarakan dada wanita sambil berjalan, yang benar saja. Sebelum aku kehilangan kesabaran dengan tidak melayangkan tinju ke kepala Cash akhirnya waktu yang kunantikan datang juga, mereka berpisah di persimpangan jalan, akhirnya Cash berjalan sendiri.

"menjijikan sekali" ucapku, dia menghentikan langkahnya lalu terdiam sejenak kemudian berbalik.

Aku terperanjat, dia begitu berkilau di bawah matahari sore dan aku baru menyadari bahwa ia sangat tampan terlalu sangat tampan untuk ukuran manusia, sudah aku ingatkan bahwa wajahnya tidak asing bukan? Aku seperti pernah melihatnya di suatu tempat.

"Ada apa hantu bodoh?" katanya membuyarkan lamunanku.

"kau teman Arion, kan? Nah seharusnya kau juga mengetahui jika dia baru saja kehilangan kekasihnya, tahu kan? Annabelle Moore baru saja meninggal 3 hari yang lalu dan itu aku" aku menunjuk diriku sendiri berusaha menjelaskan sesederhana mungkin tapi yang lagi-lagi ku dapati hanya tatapannya yang tajam dan wajah tanpa ekspresinya, jadi ku artikan itu sebagai tanda melanjutkan kisahku.

"seperti yang kau lihat, tidak ada yang bisa melihatku. Aku harus berbicara dengan Arion dan Marisa, ah tunggu dengan Ibuku juga. Kau harus membantuku"

Cash menyunggingkan sudut bibirnya "hmmm cerita yang menarik, tapi bagaimana ya? Masalahnya aku tidak peduli" tatapan matanya meremehkan, ia benar-benar menunjukan sikap ketidaktertarikannya. Dari miliaran orang di dunia kenapa hanya dia yang bisa melihatku? Jika aku benar-benar tidak membutuhkannya aku pasti sudah pergi dan tidak berurusan dengan manusia luar biasa menyebalkan ini.

"hey, apa kau tau mengapa aku bisa meninggal? Seseorang membunuhku"

"jangan menceritakan lagi kisah hidupmu, percuma saja aku tidak akan merasa iba dan membantumu, sudah ya" dia kemudian berbalik berjalan pergi sambil melambaikan satu tangannya. Tubuhku panik dialah satu-satuna harapanku, jika aku menyerah sekarang sudah pasti aku akan berakhir menjadi hantu gentayangan selamanya, bukan?

AVERNUS [Re-Upload]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang