Sandi, Tomi, dan Juna membantu perawat untuk melepas infus pada pasien-pasien yang sudah diperbolehkan pulang oleh dokter setelah visite. Setelah semua tindakannya selesai, mereka kembali ke ruang perawatan. Tidak terlalu sibuk karena belum ada yang masuk lagi untuk rawat inap.
"Eh, udah ganti cairan infus ruang 2 belum?" tanya Tomi.
"Udah, tadi juga sekalian cek tanda vitalnya" jawab Juna sambil mengisi buku laporan.
"Normal, kan? Nggak ada masalah?" tanya Sandi.
"Aman. Paling nanti jam 12 masuk obat buat lambung," jawab Juna sambil menulis.
"Enak ya kalau nggak jaga sama Reyjin," kekeh Tomi.
"Bener banget, bisa nyantai walaupun sebentar, tapi kalau bareng dia, mana bisa nyantai ginin" jawab Sandi tanpa melihat temannya, karena dia juga masih sibuk dengan laporannya.
"Heh, nggk boleh ngomongin orang! Lagi puasa, dosa tau," tegur Juna.
"Oh iya benar, lagi puasa ya." Kata Sandi dan diangguki Juna.
"Jun, lo tau nggak kalau reyjin itu ....," Tomi menghentikan ucapannya, membuat Juna penasaran dengan kelanjutannya.
"Apa?" tanya Juna dengan serius, membuat Tomi tertawa melihat ekspresi Juna yang begitu antusias.
"Nggak boleh ngomongin orang! Dosa!" ucapan Tomi itu suksas mendapat decakan dari Juna.
"Kampret lo" maki Juna yang sudah kembali menulis laporan.
"Kan, lo tadi yang bilang jangan ngomongin orang. Di pancing gitu aja langsung kepo," ledek Tomi seraya tertawa.
"Iya juga sih, susah ya kalau mau tobat tuh. Apalagi punya teman kayak lo. Astagfirullah," sahut Juna, membuat Sandi tertawa mendengarnya.
"Emang gue kenapa?" tanya Tomi
"Kang ghibah," jawab Sandi yang disetujui Juna.
"Sialan lo berdua," Tomi berdecak, tetapi juga ikut tertawa bersama kedua temannya.
Candaan mereka tak berlangsung lama karena perawat ada yang datang mengantarkan pasien untuk di rawat. Sementara itu di UGD, Kenzi yang baru selesai membantu dokter menangani pasien kecelakaan bersama perawat, pergi untuk cuci tangan karena tindakan sudah selesai.
"Ya Allah, engap" ujar Kenzie, dan mengatur napasnya. Dia menggeleng saat melihat, Reyjin yang masih sibuk di dalam ruang tindakan.
"Bener-bener anak bau si Reyjin. Sampai banyak gitu pasien yang datang" ia kembali menghela napas, kemudian menulis laporan tentang tindakan yang baru dilakukan.
Dokter yang baru selesai melakukan pemeriksaan langsung menulis resep obat yang akan di berikan pada pasien.
"Dek, tolong ambil obat ini ke apotek ya," kata dokter sambil memberikan resep kepada Reyjin.
"Baik, Dokter," jawab Reyjin, lalu memgambil kertas resep dan pergi ke farmasi untuk mengambil obat.
Setelah sampai, Reyjin masuk ke dalam dan memghampiri petugas farmasi.
"Kak, mau minta obat ini," katanya sambil memberikan resep pada petugas.
"Oke," jawab petugas farmasi sembari mengambil resep.
Reyjin melihat petugas farmasi yang sedang menyiapkan obat sesuai resep yang dokter tulis.
"Kak, masih lama nggak?"
"Lumayan, ada obat yang harus dipuyer. Kenapa?"
"Nggak apa-apa, kak,"
"Kalau mau ditinggal dulu nggak apa-apa. Nanti ditelpon kalau obat udah siap," kata petugas farmasi lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mahasiswa Perawat Ganteng (Mapeteng)
FanfictionKeseharian Mahasiswa Perawat Ganteng dan cara menyelesaikan masalah yang di hadapi. Edisi Ramadhan.