Lolongan anjing sesekali terdengar diantara senyap malam tempat itu. Seorang wanita tinggi berjalan sedikit lunglai diantara gang sempit terjepit rumah-rumah kumuh. Meski demikian, langkahnya masih mantap. Rambut hitam mengkilatnya sebahu, dengan jaket kulit hitam berkerah bulu tersampir apik menutupi tanktop hitam garis-garis dan hotpants jeans yang dikenakan. Choker hitam berduri melingkari leher, sedikit menjepit tatto kupu-kupu di sebelah kanan. Sejumlah tindik pada telinga , satu di bibir dan di hidung hanya menambah daya tarik pada parasnya yang dirias.
Sepatu boots kulit setinggi lutut itu berhenti di pojok lorong, di depan sebuah pintu. Tanpa basa-basi ia masuk, langsung disambut wanita bertubuh pendek dengan rambut pirang kemerahan. "Kuro~~ aku mau nambah tatto lagi!" Wanita itu berkicau riang.
Kuroneko, yang dipanggil itu, menyambut dengan nada sedikit terkejut, "Woah, Diana-chan! Sudah lama kita ngga ketemu! Apa kabarmu?"
Wanita yang kemudian dipanggil Diana itu tertawa. Ia dengan santai duduk di kursi, meletakkan tas selempangnya di sisi nakas. "Biasalah. Anak-anak masih suka bikin masalah. Tadi siang saja mereka sempat berkelahi dengan sekumpulan orang aneh!"
Kuroneko menanggapinya dengan tawa. "Kutebak kamu jadi melampiaskannya dengan minum? Bau alkoholmu cukup menyengat, tahu?"
"Ceh, jangan ingatkan aku!" Diana merutuk, "ini masalah lain. AGH DASAR PAK TUA MESUM! MEMANG BOLEH NGEDIT WAJAH JADI 10 TAHUN LEBIH MUDA BUAT FOTO PROFIL T*NDER?? ITU NAMANYA PENIPUAN, KAN?? DIHAJAR SAJA HATIKU BELUM PUAS!!"
"Aiya, rupanya kencanmu gagal lagi..."
"Kalau begini terus, aku bisa jomblo seumur hidup! Argh!!"
"Maa, maa..." Kuroneko menyiapkan peralatan tatto. Wanita berasma Diana tadi melepas jaket kulitnya, menampakkan tanktop garis-garis kemudian menunjuk lengan kiri.
"Desain katalogmu yang terbaru, nomor 15, ya!" Pintanya.
"Ha'i~ ha'i," Kuroneko duduk di sisi sang klien, mulai bekerja. Tak berselang lama terdengar tirai manik-manik tersibak, menampakkan pria muda bersurai raven keluar bersama nampan berisi cangkir dan toples kaca.
"Wow, siapa nih? Asisten barumu, Kuro?" Komentar Diana selagi pria muda itu dengan tenang meletakkan secangkir teh di sebelahnya.
"Silakan diminum dulu untuk sedikit meredakan pengar. Anda kelihatan lelah," suara bariton itu lembut menenangkan. Setelah menyeruput beberapa teguk, Diana terkesan. "Woah, pikiranku mendadak jernih. Teh apa ini?"
Sang pemuda raven terkekeh, "Syukurlah kalau Anda menyukainya. Itu lemon balm tea yang diseduh dengan sedikit madu." Selagi bicara begitu, tangannya sudah bergerak lagi menyuguhkan sepiring kukis oatmeal pisang di hadapan sang klien.
Melahap sebuah kukis, Diana mengangguk puas. "Ah, andai aku punya setidaknya satu saja anak sepertimu di 'Black Meadow', pasti aku tidak akan merasa stress oleh kelakuan anak-anak itu tiap hari."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Family under the Umbrella [MafuSora]
FanfictionBook Lanjutan dari "Two of Us, Walking Trough the Rain" Setting: Omegaverse AU Boyxboy. gak suka? yodah gausah baca:v ribet amat idup [Alpha] Mafumafu x [Omega] Soraru include segelintir pasangan lain dan keluarga masing-masing update tak menentu, s...