Range 15+
Bangkrutnya pemilik peternakan kuda tempat Mawar bekerja, seperti menjadi skenario Tuhan untuk mempertemukannya dengan Rudi. Mawar dengan segala keunikannya berhasil mengambil tempat istimewa di hati Rudi. Sayangnya, peternakan kuda yang d...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RUDI sedang berdiri di depan jendela kantornya sambil memutar-mutar handphone di tangannya. Masih terlihat sebuah pesan singkat, berasal dari Angie. Rudi belum memberikan balasan, tampaknya ia sedang mempertimbangkan sesuatu.
Ia mengamati sekumpulan anak remaja yang mengangkat tumpukan dedaunan dan ranting-ranting kering dari pagar terluar peternakan. Sedangkan beberapa kelompok orang dewasa sibuk mengurusi kuda. Ada yang memberi makan, memberi minuman, memandikan kuda bahkan membersihkan kandang. Tampak Mawar berdiri di antara mereka, ia turun langsung mengatur jalannya kegiatan di peternakan ini. Bahasa tubuhnya menceritakan seorang sosok pekerja keras.
Tiba-tiba ruangan Rudi diusik oleh ketukan seseorang. "Masuk," ucap Rudi.
"Permisi, Pak. Makan siangnya," ujar pesuruh itu membawakan makanan sehat khas dalam negeri.
"Makanan apa ini?" tanya Rudi mengernyitkan keningnya.
"Ini masakan ciptaan Mbak Mawar, Pak. Biasanya, dia mengawasi langsung pembuatan makanan seluruh warga peternakan ini. Katanya, peternakan ini nggak akan berjalan dengan baik kalo pekerjanya nggak sehat." jawab pesuruh itu sambil meletakkan satu per satu piring makanan di meja Rudi.
Rudi memandangi makanan yang didominasi sayuran dan buah-buahan itu dengan saksama. Kemudian mulai mencicipi sedikit. "Maaf, Pak. Kalo Bapak nggak suka, biar saya ganti makanannya," ujar pesuruh itu lagi takut-takut.
"Nggak, Nggak usah. Silahkan lanjutkan pekerjaan kamu," jawabnya datar. Pesuruh itu meninggalkan ruangan Rudi. Rudi memandang ke arah Mawar, kemudian membalas pesan Anggie.
Rudi
Maaf, Anggie. Aku udah janji mau pergi sama orang lain.
🌷🌷🌷
MAWAR kembali ke ruangannya untuk makan siang. Ia meletakkan beberapa berkas yang dibawanya ke atas meja kerjanya. Kemudian membuka topi dan menyeka keringatnya. Tiba-tiba perhatian Mawar direbut oleh sebuah kotak merah muda yang sejak tadi sudah berada di mejanya. "Apa ini?" tanyanya dalam hati. Ia merapikan beberapa berkas yang masih berserakan, lantas membuka surat kecil di luar kotak itu.
Terbaca
"Hai! Senang bisa bertemu dengan kamu. Perlu saya akui, ini pertama kalinya saya melakukan hal sebodoh ini. Mungkin hanya kamu yang mampu melakukannya, tapi saya berharap kamu mau berbagi dengan jutaan wanita lainnya. Kamu membuat orang lain tidak kuasa untuk tidak mengagumimu. Bukan hanya sekadar karena kecantikan fisikmu tapi juga kepribadianmu. Satu hal yang dipelajari, wanita dinilai bukan hanya dari kecantikannya saja. Tapi ada banyak hal yang wanita bisa lakukan untuk dunia. Terima kasih sudah mengajarkan Saya banyak hal dalam pertemuan yang masih terbilang singkat ini. Saya tahu, ini terlalu cepat. Tapi seandainya kamu berkenan, sebagai ucapan terima kasih, saya ingin mengajak kamu menemani saya ke acara Gala Dinner Keluarga Wijaya, sebagai pasangan saya.