WAJAH Mawar yang sejak tadi kusut mendadak cerah. Sebuah mobil BMW sudah memasuki pekarangan rumahnya. Klakson mobil seakan kejut jantung yang menghidupkan kembali detakan demi detakan jantung Mawar. "Hmm, akhirnya dia datang juga," hela Mawar dalam hati. Pak Wahyu dan Bu Merlin yang sejak tadi duduk di teras menyambut kedatangan Rudi.
"Selamat malam, Pak Rudi," sapa Pak Wahyu dan Bu Merlin hampir serentak.
"Malam juga, Pak, Bu. Mawar-nya ada?" sahut Rudi tersenyum ramah. Mawar muncul di depan pintu. Senyum Rudi semakin semringah, manik mata mereka beradu, tampak jelas sebuah perasaan sedang bersatu meski belum bisa terdefinisikan.
"Permisi, Pak. Saya izin mau ajak Mawar keluar sebentar," pamit Rudi super sopan.
"Silakan. Silakan, Pak Rudi," jawab Pak Wahyu dan Bu Merlin lagi-lagi hampir serentak.
"Tolong anak perempuan saya dijaga baik-baik ya, Pak. Tidak biasa keluar malam," pesan ibu Merlin pula.
"Baik, Bu. Tenang saja, saya akan jaga Mawar baik-baik," jawab Rudi tak kalah sopan.
"Pak, Bu, Mawar pamit ya," pamit Mawar sembari salim kepada kedua orang tuanya. Rudi pun pamit dengan anggukan kepala yang disambut dengan anggukan pula oleh kedua orang tua Mawar. Rudi membukakan pintu mobil, kemudian Mawar menaiki mobil mewah Rudi, layaknya seorang tuan putri. Selanjutnya Rudi naik ke kemudi mobil, tak lama kemudian mobil mereka menghilang dari pandangan kedua orang tua Mawar.
🌷🌷🌷
ANGIE, Lolita dan Marsha sudah berada di ballroom hotel, tempat Gala Dinner Wijaya's Big Family akan dilaksanakan. Wajah Angie tampak begitu cemas, sepertinya ia sedang menunggu kedatangan Rudi. Ia terlihat begitu anggun dan menawan dengan balutan gaun ungu metalik. Rambut panjang yang digerai indah dengan sedikit aksen gelombang di ujungnya menyempurnakan kecantikannya. "Kenapa sih, Gie? Dari tadi kayak orang mau diterkam harimau aja," sapa Lolita sembari mengenakan sebuah bunga tangan ke pergelangan tangan Angie, berwarna senada dengan gaun Angie.
"Ya iya lah, orang yang katanya bakal jadi pasangan dia malam hari ini, gak dateng-dateng. Gak mau dateng kali," celetuk Marsha pula.
"Belom dateng bukan berarti gak dateng 'kan?" ketus Angie.
"Iya sih. Tapi bentar lagi acara udah mau dimulai, masa dia belom juga dateng? Mendingan gak usah dateng, daripada malu-maluin. Anak pengusaha besar kok gak on time sih?" lanjut Marsha sembarangan.
"Mau lo apaan sih Cha? Lo nyari ribut sama gue?" ucap Angie setengah berteriak sembari mendekati Marsha, kali ini Angie sudah tak mampu menahan emosinya. Rasa malu, kesal, dan kecewa seakan menumpuk di ulu hati Angie.
"Hei, hei, udah! Jangan berantem di sini. Gak enak dilihat banyak orang," lerai Lolita berbisik, menyelip di antara Angie dan Marsha untuk menengahi. Ia menarik Angie agar menjauhi Marsha. "Udah ya, Cha. Please." Kali ini Lolita bicara ke arah Marsha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sure, It's a Truly Love [On Going - Segera Terbit]
RomanceRange 15+ Bangkrutnya pemilik peternakan kuda tempat Mawar bekerja, seperti menjadi skenario Tuhan untuk mempertemukannya dengan Rudi. Mawar dengan segala keunikannya berhasil mengambil tempat istimewa di hati Rudi. Sayangnya, peternakan kuda yang d...