15. SERANGAN PANIK

66 4 0
                                    


Hari ini adalah hari senin, sebelum hari senin adalah hari minggu dimana para siswa-siswi tengah melakukan sesuatu yang mereka sukai, seperti refreshing, rebahan, dan lain-lain. Sebenarnya para siswa-siswi malas untuk masuk sekolah di hari senin, karena harus upacara di tengah lapangan dengan terik matahari yang amat sangat panas sambil mendengarkan sebuah Amanat dari pembina upacara yang sangat panjang, sehingga menyebabkan kaki dan tangan pegal-pegal.

Mereka juga sudah berkeringat karena tersengat panasnya matahari, ada beberapa siswi yang pingsan karena belum sarapan atau tidak kuat berdiri.

Seperti halnya Aleena, gadis berkulit putih dan bermata coklat muda ini berbaris di barisan tengah, dan di depannya ada Ajeng dan Ghadia, sedangkan di belakangnya ada Cahaya.

Aleena merasa khawatir, tubuhnya lemas dengan keringat yang bercucuran, kepalanya terasa pusing, jantungnya berdetak dengan kencang, dan dadanya terasa sesak. Pandangannya terasa kabur, dan...

BRUK!

Ghadia yang berada di depan Aleena dan Cahaya yang berada di belakangnya terkejut saat melihat Aleena ambruk pingsan. Para siswi yang berada di dekat Aleena sedikit tidak konsentrasi dengan berjalannya upacara.

Beberapa Petugas PMR pun datang menghampiri Aleena dan mengangkat Aleena dengan tandunya.

Setelah tiga puluh menit para siswa-siswi berbaris di tengah lapangan, mereka semua berjalan ke kelas masing-masing, bahkan ada yang pergi ke kantin untuk makan atau minum.

Ghadia, Ajeng dan Cahaya juga pergi meninggalkan lapangan, namun tujuan mereka saat ini adalah Aleena.

Setelah sampai di UKS mereka menghampiri Aleena yang masih tidak sadarkan diri.

"dok, bagaimana keadaan teman kami? Kenapa dia belum sadar." tanya Ghadia dengan raut wajah khawatir.

Dokter yang bernama Amanda itu menghela nafas pelan dan tersenyum tipis.

"ia mengalami serangan panik, karena tidak meminum obat penenangnya." ucap dokter Amanda.

"obat penenang?" beo Ghadia dan Cahaya dengan saling pandang.

"kalian jangan khawatir, tadi saya sudah menyuntikkan obat penenang kepadanya."

"terima kasih, dok." ucap Ghadia.

__________

"kamu siapa?" tanya seorang perempuan kepada laki-laki yang berada di sampingnya.

Aleena terduduk saat melihat laki-laki itu duduk di kursi yang berada di sebelah brankar.

"sstttt, tidur lagi aja." pintanya pada Aleena.

Aleena menurut ketika laki-laki itu membantunya untuk berbaring.

"kamu siapa?" tanya Aleena lagi pada laki-laki tersebut.

"gue Arkan." Aleena tampak mengernyitkan dahinya bingung.

"aku tidak mengenal kakak, tapi aku sepertinya pernah mendengar nama itu berkali-kali." ucap Aleena sambil mengamati Arkan dan hal itu membuat Arkan sedikit salah tingkah.

Siapa yang tidak salah tingkah coba, kalau di lihatin terus sama perempuan cantik.

"ah, aku inget. Kakak yang katanya penguasa sekolah ini 'kan?" tanya Aleena memastikan. Arkan terkekeh kecil dengan ucapan Aleena.

'Sungguh gadis yang sedikit polos' batin Arkan

"enggak juga, abang lo yang lebih berpenguasa." jawab Arkan.

"kak Arion?"

"iya."

"kakak temannya kak Arion?"

ALEENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang