6

443 71 16
                                        

04.00 wib.

Sandi dan kenzie sudah bersiap untuk saur. Mereka memegang piring yang sudah berisi makanan, sedangkan reyjin masih diam dengan piring berisi nasi.

"Jin, buruan makan! Nanti keburu imsak" titah kenzie.

"Nanti dulu, nasi nya masih panas. Gue nggak bisa makan nasi panas" sahut reyjin sambil bermain dengan ponsel nya.

"Ya udah sini kita suapin aja kalau gitu" tawar sandi.

"Nggak mau, emang gue anak kecil apa pake di suapin" tolak reyjin.

"Terserah lo deh" kata kenzie dan makan setelah nya.

Kenzie dan sandi buru buru makan dan membiarkan reyjin bermain dengan ponsel nya. Setah selesai makan, mereka pergi ke kamar mandi untuk gosok gigi, kemudian minum sampai kenyang. Sementara reyjin baru mengambil lauk nya karena nasi sudah dingin.

"Alhamdulilah, akhir nya makan sahur juga" seru reyjin dan berdoa setelahnya.

Setelah berdoa, reyjin menyendok makanannya untuk dia makan.

IMSAK ~

Suara yang terdengar jelas, membuat reyjin yang baru akan menyuapkan nasi ke dalam mulut berhenti, bibir nya mencebik dengan ekspresi hampir menangis.

"Sabar ya jin" kekeh sandi.

"Kok udah imsak aja sih? Kan baru mau sahur" kata reyjin sambil meletakan kembali sendok ke piring nya.

"Sensitif banget tuh yang bilang imsak sama gue, baru juga gue mau makan udah imsak aja" gerutu reyjin, membuat kedua teman nya kasian sekaligus menahan tawa.

"Udah nggak usah puasa aja jin! dari pada mag lo kambuh. Lo kan kalau udah kambuh harus masuk obat injek, sementara lo takut sama jarum"

Kata kenzie dan sandi mengangguk setuju.

"Bukan nya kita ngomporin buat nggak puasa, tapi kalau lo nggak kuat ya mending nggak puasa aja dulu" sambung sandi.

Reyjin menghela nafas panjang, kemudian melihat sandi dan kenzie bergantian.

"Ya udah deh, hari ini gue nggak puasa dulu" kata reyjin dan mengambil piring nya lagi.

"Ya allah maapin rey udah nggak puasa, bukan salah rey kok, salah yang teriak imsak karena imsak nya pas rey mau makan" kata reyjin dan menyendok makanan nya untuk dia makan karena dia harus minum obat untuk lambung nya.

Sandi menggeleng melihat reyjin yang sedang makan.

"Ada dua aja temen kayak lo jin, stress gue" kekeh sandi saat mengatakan nya.

"Ngapain stres san? Kan gue cuma makan" tanya reyjin.

"Mampus lo, jawab noh pertanyaan nya!" titah kenzie dan pergi setelahnya.

"Mau kemana lo? Bantuin gue jawab lah" pinta sandi.

"Boker, mau ikut lo?" jawab kenzie dan sandi berdecak kesal mendengarnya.

"San, kok nggak jawab sih?" tanya reyjin.

"Auk ah" kata sandi dan bermain dengan ponsel nya.

"Kayaknya gue deh yang bakal stres kalau lo ada dua san, nggak jelas banget jadi orang" kata reyjin dan sandi hanya tersenyum menanggapinya.

"Lagi makan nggak usah ngomong terus! Nanti keselek" tegur sandi dan reyjin mengangguk.

Reyjin kembali makan dan sandi lanjut bermain game.

Reyjin kembali makan dan sandi lanjut bermain game

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mahasiswa Perawat Ganteng (Mapeteng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang