|Chapter 29| Seventeen

3.2K 215 17
                                    

TigaL - Chapter 26
Seventeen

-Happy Reading-

Brak!!

Takdir memang selalu mempermainkan pemuda yang baru saja menginjak usia 17 tahunnya itu. Ia bahkan tidak memiliki firasat buruk apapun sebelum kejadian ini terjadi. Dan yang lebih menyedihkannya lagi, dia belum sempat berpamitan dengan keluarganya yang sebentar lagi akan merayakan hari ulangtahunnya dan saudara.

Ferel terduduk dipinggir pembatas gedung dengan nafas yang terengah-engah. Ia menatap sekeliling guna mencari seseorang yang baru saja menyelamatkannya.

"Yan!! Lian!!" Panggil Ferel dengan keras. Entah kenapa jantungnya terasa berdetak dengan cepat ditambah tangannya yang semakin gemetar.

"Yan!! Jangan sembunyi, gue masih hidup!!" Masih sama, sosok yang dicarinya belum juga menampakkan diri.

"Lian!! Jangan bercanda lo, ini nggak lucu sumpah!" Pandangan Ferel beralih pada sebuah kopiah yang terjatuh ditepi gedung. Dengan ragu Ferel mendekat kemudian mengambilnya.

Ferel menatap lurus ke depan saat pikirannya memberi kode agar dia melihat kebawah. Ferel ragu sekaligus takut jika apa yang ia pikirkan adalah benar. Dengan gerakan perlahan, Ferel mencoba memberanikan diri untuk melihat kebawah.

Ferel menatap tak percaya dengan apa yang ia lihat. Dibawah sana ada orang yang dia cari, Lian berada dibawah sana dengan keadaan yang jauh dari kata baik-baik saja. Bahkan dari ketinggian ini, Ferel masih dapat melihat darah yang mulai menyebar disekitar tubuh Lian.

 Bahkan dari ketinggian ini, Ferel masih dapat melihat darah yang mulai menyebar disekitar tubuh Lian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak banyak berpikir, Ferel dengan cepat menuruni anak tangga menuju kebawah. Fokusnya hanya satu, bagaimana keadaan Lian saat ini.

•••

"Mah..., mah.... Hhh...." Lian belum sepenuhnya kehilangan kesadaran. Dia masih sadar dan masih bisa merasakan tubuhnya yang remuk. Namun sayangnya Lian tidak bisa mendengar apapun, semuanya terdengar berdengung di telinganya.

Ferel dengan nafas yang memburu hanya bisa menatap dari jauh tubuh Lian yang tergeletak tak berdaya disana. Tubuhnya seakan melemas saat melihat banyaknya darah yang berceceran disekitar Lian.

"Engh..." Ferel kembali menatap Lian saat mendengar lenguhan lirih itu. Lian belum pergi, anak itu masih ada disana bersamanya. Dengan cepat Ferel mendekat kemudian mencoba membangunkan Lian.

"Lian, lo masih sadarkan? Tahan sebentar, gue panggil ambulans dulu." Ucap Ferel sambil menghubungi petugas medis terdekat.

"Hhhh.... Ma...mah..." Ferel berusaha mati-matian menahan air mata yang sudah menumpuk dipelupuk matanya. Lirihan Lian terdengar sangat menyakitkan. Dan yang lebih menyakitkannya lagi, sang pemilik nama yang tengah disebutkan Lian tidak berada disini bersama dengannya.

TigaL || SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang