01.

37.9K 1.8K 82
                                    


Kini Jaemin sedang merapikan baju milik Mark yang dia akan segera berangkat kerja. Dia merapikan penampilan suaminya itu agar tak terlihat kusut. Dengan muka yang sedikit lesu karena ia belum puas dengan kehadiran suaminya yang bisa dibilang cukup singkat, bagaimana tidak? suaminya pulang larut malam saat ia sudah tidur dan kini suaminya berangkat kerja kembali di pagi hari. Ia hanya melihat suaminya beberapa menit pagi ini dengan melayaninya, Jaemin tersenyum tipis saat merasakan tangan suaminya yang mengelus kepalanya.

" Maaf ya. " ujar Mark seraya mengusak rambut Jaemin. Ia bisa melihat wajah murung milik Jaemin.

Jaemin pun mencoba untuk tersenyum. " Gapapa mas, kamu kerja juga buat aku sama Jeno, kan? "

" Seminggu lagi mas pulang terus kita liburan ya? mas ambil jadwal cuti dulu. "

Jaemin mengganguk samar. " Jangan dipaksain kalau ga dapet ya. " Jaemin mengecup pipi tirus Mark.

Dua sejoli itupun berciuman melampiaskan rasa rindu yang terbuncah, Mark memeluk suaminya dengan erat, ia mencium bahkan melumat bibir Jaemin dengan intens. Biarkan Jaemin merasakan ciuman yang suaminya berikan untuk melepas rindu yang menyesakkan benaknya, ia benar benar rindu kepada suaminya. Mark akan pergi keluar kota untuk mengurus pekerjaan untuk waktu yang lama. Tak peduli dengan supir yang melihat mereka dan tetangga yang lewat jika ada, ia rindu kepada suaminya.

" Mama sama papa ngapain? "

Mendengar suara kecil anaknya Jaemin langsung mendorong badan Mark dan merapikan bibirnya. Ia menoleh kesamping dan ada Jeno disana. Bocah berumur 7 tahun itu sudah bangun rupanya. Ia tersenyum canggung kearah Jeno, pria bermata sipit itu mengerjapkan matanya lucu.

" Ga sayang. " jawab Mark yang langsung mengetahui bahwa Jaemin sedikit malu di hadapan Jeno, ia menghampiri Jeno dan berlutut menyamakan tinggi anaknya itu.

Ia mengelus rambut dan pipi gembil anaknya itu. " Papa berangkat kerja dulu ya? Jeno dirumah jagain mama, nanti kalau sekolah dianterin sama pak joko sama mama ya? Jeno jagain mama untuk papa, oke? "

Mendengar itu Jeno langsung menatap Ayahnya haru " Papa kerja lagi? " sendu Jeno menatap Mark, padahal ia berencana hari ini mengajak ayahnya untuk bermain. Ia tau kata bekerja, soalnya mamanya selalu mengatakan bahwa papa sedang kerja.

" Iya, biar papa bisa beliin Jeno mainan yang banyak sekali. " Mark masih memberikan Jeno pengertian.

" Jeno mau ikut papa. Jeno nda mau mainan. "

" Kalau Jeno ikut papa, mama sendirian dong? nanti mama sedih. " melihat anaknya terdiam itu, Mark menjadi bersalah. " Maaf ya, nanti kita liburan. "

" Benar papa?! " girang Jeno saat sang ayah mengatakan ingin liburan. Ia sudah menantikan itu sangat lama karena teman sekolahnya yang sering kali bercerita bahwa mereka berlibur dengan keluarga.

Mark mengangguk dan mengecup pipi Jeno, ia mengacak surai Jeno dan berdiri lagi untuk berpamitan. Ia keluar bersama keluarga kecilnya itu, Jaemin membawakan kopernya dan Mark memakai kacamata hitamnya.

" Hati hati ya, kalau udah sampai kabarin aku mas. " ujar Jaemin setelah Mark mengecup pipinya kesekian kalinya.

" Pasti sayang. Maaf ya aku tinggal lagi, jagain Jeno, nanti kalau uangnya habis bilang ke aku ya, mas transfer. "

" Iya mas. "

Setelah itu Mark langsung melenggang pergi diantar oleh supir milik ibunya. Jaemin pun mengajak Jeno untuk masuk dan bersiap siap sekolah.

Pernikahan Jaemin itu sudah berjalan selama 8 tahun dan dikaruniai Jeno. Dia menikah dengan Mark saat umur 20 tahun dan Mark berumur 22 tahun. Terdengar masih sangat muda untuk menikah tetapi Mark memaksanya dulu. Hubungan pernikahan mereka sebenarnya tidak direstui oleh ibu Mark, bahkan saat Jeno lahir pun sang mertua tak pernah menyentuh anaknya itu.

Mother - Nomin | END. [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang