31.Rapat

1K 118 8
                                    

"Jadi gimana? Semua setuju kalau study tour tahun ini ke gunung?"

Darma mengusulkan untuk study tour SMA KENANGA tahun ini pergi ke gunung. Karena tahun-tahun sebelumnya mereka hanya pergi ke museum sejarah.

"Kalau gue sih setuju. Itung-itung liburan setelah ujian semester satu kemarin," ujar Elina.

"Gue juga setuju. Study tour kali ini bisa lebih menyatu dengan alam," ujar Jia, salah satu anggota osis.

"Kalau lo, Sil?" tanya Raffi, salah satu anggota osis yang menganggap keberadaan gadis itu.

Sila yang awalnya melamun jadi terkesiap. Ia menatap sekeliling yang juga menatapnya. Gara-gara teror semalam Sila jadi tidak fokus hari ini.

"I-iya kenapa?"

"Lo ngelamun?" tanya Darma menatap Sila.

"Ee... jadi gimana? Rapat kali bahas soal apa?"

Menghela nafas, Darma menggaruk belakang kepalanya yang mendadak gatal.

"Jadi 30 menit gue ngomong lo gak dengerin? Mikirin apa sih?"

"Kalau gak niat jadi anggota osis gak usah jadi osis. Undurkan diri aja jadi wakil ketua osis biar di ganti sama yang lebih kompeten," sindir Elina.

Kini Sila menoleh menatap Elina yang berada di depan mejanya. Tatapan Elina terlalu jelas memperlihatkan ketidaksukaannya pada Sila. Namun Sila membalas tatapan itu dengan senyuman.

"Ouh, jadi sekarang Kak Elina udah anggap gue bagian dari anggota osis ini? Eum, terharu," ujar Sila dengan wajah sok terharu.

Brak! Dengan wajah kesalnya, Elina menggebrak meja.

"Najis tau gak ngeliat muka sok imut lo!"

"El, udah!"Cowok dengan jas osisnya yang duduk di samping Sila itu melerai. Setiap kali ada rapat selalu saja Elina mencari gara-gara untuk adu mulut dengan Sila.

"Bisa gak setiap rapat lo gak cari masalah ke Sila. Muak gue dengernya!"

"Gue yang cari masalah? Salahin dia kenapa jadi sumber masalah di sekolah ini!" marah Elina. Ia merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Perasaan selama ini Sila diem, lo nya aja yang sensi sama dia," ujar Raffi.

"Belain aja dia terus! Lama-lama gue enek liat muka dia!"

"Jangan salahin muka gue salahin aja mata lo kenapa ngeliat muka gue," sarkas Sila santai.

Elina mengeram marah dan akan membalas ucapan Sila namun sebelum itu terjadi Raffi sudah terlebih dahulu mengintruksikan untuk diam.

Kini Raffi menyentuh pundak Sila, gadis itupun menoleh.

"Kita akan ngadain study tour dan tujuannya itu ke gunung biar lebih menyatu sama alam. Lo setuju kan?" tanya Raffi.

"Buat apa tanya pendapat gue?"

"Ya, karena lo wakil ketua osis disini."

"Pendapat gue masih penting disini? Bukannya kalian gak pernah anggap gue bagian dari kalian jadi gak penting gimana pendapat gue," ujar Sila.

Selama ini selama ia menjadi wakil ketua osis tidak pernah sekalipun pendapatnya di dengar. Bahkan setiap masukan yang Sila lontarkan tidak pernah mereka tanggapi. Jadi untuk apa hari ini mereka meminta pendapatnya.

"Lo bagian dari kita Sila, jadi kita juga butuh pendapat dari lo," ujar Raffi.

"Disini kan ada ketua osisnya sendiri jadi kalian tanya aja ke dia. Lagipula keputusan Kak Darma gak pernah bisa di ganggu gugat jadi untuk apa pendapat orang lain?" ujar Sila melirik cowok itu.

DARMASILA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang