Your guardian angel

191 35 5
                                    

Pulang ke Korea mengingatkanku akan kedua orang tua dan juga adikku. Tepat ketika diagnosaku keluar, Seulgi segera mengabari mereka via telepon. Respon orang tuaku tentu saja panik. Itu hal yang wajar ketika mendengar putri mereka mengidap gangguan mental. Setelah Seulgi menjelaskan lebih lanjut, mereka akhirnya berusaha mengerti dengan kondisiku. Mereka pun memintaku untuk pulang ke Daegu untuk menjalani terapi di sana. Kedua orang tuaku khawatir jika aku tinggal sendirian di Seoul. Mendengar itu membuatku tersenyum kecil. Akhirnya setelah sekian lama, aku bisa pulang ke kampung halamanku. 

Sesuatu kini mulai mengganggu pikiranku. Pulang ke Korea berarti aku akan semakin jauh dari Seulgi. Ketika aku melihat responnya tentang keputusan ini, aku cukup terkejut. Dia benar-benar sangat tenang dalam menanggapi ini semua. Bahkan dia tidak menitikkan air mata sedikit pun seperti yang biasa dilakukannya selama ini jika sesuatu membuatnya sedih. Kami menghabiskan banyak waktu berdua sebelum aku harus pulang dan dia harus pergi ke Dallas. Ketika aku memandangnya, dia selalu memasang senyuman manis di wajahnya. Seperti mengingatkanku bahwa semuanya akan baik-baik saja dan tidak ada yang perlu di khawatirkan.

Aku tidak bisa berpura-pura untuk tidak khawatir. Ini pertama kalinya aku akan jauh dari Seulgi dalam waktu yang lama. Pertama kalinya aku akan menghadapinya sendiri sebagai Bae Joohyun, bukan Irene dari Red Velvet. Apa yang akan terjadi dengan kami berdua? Bisakah aku bertahan tanpa Seulgi? Kami sudah terlalu terbiasa bersama selama 10 tahun sampai kami lupa bagaimana rasanya ketika harus menghadapi ini sendiri. Ketika aku menceritakan itu padanya; karena kami sudah berjanji untuk tidak merahasiakan apapun dari satu sama lain, dia hanya tersenyum, dan berkata padaku.

"Aku tahu kau takut. Jujur aku juga takut, dan aku sangat ingin menangis sekarang." Ujarnya sambil tertawa pelan. Matanya menatap lalu lalang orang di jalanan dari balkon tempat kami berdiri sambil memegang secangkir kopi di tangannya; kopi dengan banyak gula. "Tapi aku pikir mungkin itu yang terbaik saat ini. Kau dan aku terpisah ribuan kilometer, dan zona waktu yang berbeda. Tidak hanya itu, kita juga akan terpisah dalam waktu yang lama karena kau akan pulang ke Daegu, sementara aku di Seoul."

"Aku tahu itu akan terasa aneh karena kita sudah terlalu terbiasa untuk bersama. Apa yang terjadi kedepannya? Aku khawatir karena kau dan aku akan terpisah jauh, dan kau tidak bisa memantaumu langsung. Bagaimana bila terjadi sesuatu padamu dan aku tidak ada di sisimu? Aku selalu membayangkan tentang itu, dan itu membuatku takut."

"Seul..." Ujarku dengan lirih, namun itu tidak menghentikannya untuk melanjutkan apa yang mau dia katakan.

"Semakin lama aku berpikir, aku tersadar bahwa itu tidak terlalu buruk. Kondisi ini memberikan kita waktu untuk diri kita sendiri. Waktu untuk kau beristirahat dan memulihkan dirimu, dan waktu bagiku untuk memperbaiki diri untuk menjadi orang yang lebih baik lagi."

Seulgi membalikkan tubuhnya, sehingga dia menatapku sekarang. "Tentu aku akan merindukanmu. Ralat... aku akan sangat merindukanmu. Aku tidak akan pernah terbiasa tanpamu, Hyunnie. Aku selalu ingin kau disisiku agar aku bisa melindungimu." Ujarnya sambil terkekeh pelan. "Tapi percayalah ini hanya akan berjalan sementara. Sebisa mungkin kita akan terus berkomunikasi. Kau bisa menceritakan apapun yang kau rasakan padaku, dan aku akan siap mendengarkannya. Ketika ada waktu kosong, satu atau dua hari, aku akan mengunjungimu ke Daegu. Jadi, jangan khawatir. Seperti yang aku bilang padamu, kita akan melewati ini bersama-sama, Joohyun."

Perkataannya membuat hatiku sejenak tentram. Walaupun aku tidak bisa menampik bahwa aku akan sangat merindukannya, namun seperti yang dia bilang, ini hanyalah sementara.

"Joohyun?" Seorang wanita paruh baya terlihat menyambutku ketika aku menginjakkan kaki keluar dari mobil. Di sebelahnya seorang pria yang rambut hitamnya mulai terlihat memutih tersenyum lebar ke arahku.

It has been a whileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang