Rintikan air hujan membasahi tubuh seorang gadis cantik yang mengenakan seragam putih abu-abu. Gadis itu terlihat berjalan menuju halte dengan air mata yang tidak henti-hentinya membasahi pipi Lia. Dadanya masih terasa sesak kala mengingat kejadian tadi di sekolah.
Lia menghentikkan langkahnya kala motor sport merah tiba-tiba berhenti menghalangi langkahnya. Cowok itu melepaskan helm terlebih dahulu sebelum akhirnya menghampiri Lia yang terlihat tidak baik-baik saja.
"Kenapa lagi?" tanya Lia tanpa basa-basi.
"Pulang bareng gue." Erland menarik Lia agar gadis itu ikut dengannya. Secara bersamaan netra hitam milik Lia disuguhkan pemandangan yang bisa menyayat hatinya. Lia meremas kuat-kuat rok abu-abunya. Perlahan air mata milik Lia kembali turun.
"Sakit," ucap Lia.
Bagas menoleh sebentar. Dia gak kuat lihat gadis kesayangannya kembali mengeluarkan air mata. Namun, ini yang terbaik biar Lia bisa baik-baik saja tanpa harus menerima kekerasan dari orang tua Lia.
Kita jauh dulu untuk sementara, batin Bagas.
Kenapa rasanya berat banget? Berat jauh dari Lia. Ingin rasanya saat ini Bagas menghapus air mata Lia. Dia menyesal sudah lancang membentak Lia di sekolah
"Kalau dia milik lo, sejauh apapun dia pergi pasti dia bakal kembali lagi sama lo," ucap Erland.
"Apa hubungan gue sama Bagas bakal usai sampai di sini? Gue takut hal itu terjadi," kata Lia.
***
Lea tersenyum bahagia kala Bagas mengantarnya sampai rumah. Gadis itu terus memaksa Bagas untuk mampir sebentar. Namun, Bagas menolaknya. Dia ingin segera menemui gadisnya untuk menjelaskan apa sebenarnya yang terjadi biar Lia tidak salah paham."Lo, gak mau mampir?" tanya Lea.
"Lain kali saja," balas Bagas. "Gue mau balik." Bagas mengerutkan keningnya kala gadis yang ada di hadapannya memegang pundaknya. Cewek cantik yang mengenakan seragam putih abu-abu sedikit berjinjit dan memberikan kecupan singkat di pipi Bagas.
"Lo gila?" Bagas melebarkan bola matanya.
"Gue cinta sama lo," ujar Lea.
Bagas terdiam. Seorang gadis cantik yang baru saja keluar dari mobil mematung di tempat kala disuguhkan pemandangan yang bisa menggores hatinya. Lia mendongak sebentar ketika air matanya mengalir sangat deras. "Kenapa kamu datang mengobati luka lama kalau akhirnya kamu juga yang membuat luka baru." Tangannya mengusap air mata yang membasahi pipinya.
Lia menoleh kala seseorang yang dia kenal melewatinya begitu saja. Bahkan, orang itu sama sekali tidak menyapa dirinya. Lia tertawa kala Lea terpeleset karena tidak sengaja menginjak lantai yang masih basah. Namun, tawa gadis itu terhenti kala Bagas menegurnya.
"Lo gila atau gimana? Saudara lo jatuh tapi, lo malah ketawa." Bagas menatap Lia dengan tajam. Cowok itu mengulurkan tangannya ke Lea. "Bangun!" titahnya.
"Kalau gue gila kenapa? Masalah buat lo? Gue tahu kalau gue kejam karena menertawakan dia." Lia menunjuk Lea yang berdiri di samping Bagas. "Tapi, dia jauh lebih kejam dari gue! Dia sudah merebut semua kebahagiaan gue mulai dari kasih sayang orang tua gue dan kasih sayang lo!" Suara Lia bergetar hebat karena menahan tangis. Bagas terdiam, rasanya sakit kalau melihat mata cantik milik gadisnya mengeluarkan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
A&B | Kita Belum Usai [Ending]
Fiksi RemajaYang sudah membaca cerita ini, tolong jangan spoiler alur cerita dan endingnya! "Kalau kita usai, aku boleh kangen pelukan kamu yang bikin nyaman? Aku boleh kangen kamu?" Agrilia atau kerap disapa Lia, tidak pernah menduga kalau dirinya akan kembali...