18: Losing

683 86 8
                                    

~MY FIRST LOVE~

● ● ●
● ●

♡ ♡

Happy Reading🤗

Jisoo benar-benar pergi. Gadis itu sekarang sedang berada dipesawat yang akan membawanya ke Beijing, China. Gadis itu merasa harus menenangkan dirinya disana selain itu dia juga akan bertemu dan tinggal dengan bibinya yang telah lama berada disana.

Disanalah sang bibi akan mempertemukanya dengan seorang psikolog yang akan membantu Jisoo secara perlahan agar lebih bisa mengontrol emosinya.

Sungguh kejadian waktu itu sudah membuka jalan pikiran Jisoo yang telah tertutup selama ini, Jisoo jadi sadar bahwa dirinya adalah orang yang memiliki tempramen buruk dan selalu terobsesi untuk mendapatkan apapun yang yang dia mau.

Semua itu juga tidak lepas dari peran kedua orang tuanya. Bukanya bermaksud menyalahkan kedua orang tuanya, namun cara mereka mendidik Jisoo sangatlah salah.

Bagaimana tidak, sendari kecil Jisoo selalu mendapatkan apa saja yang gadis itu mau, ibunya bahkan tidak ragu membeli sesuatu yang tidak berguna dengan harga mahal hanya untuk menyenangkan gadis itu.

Disisi lain sifat sang ayah yang terlihat tidak peduli kepadanya membuat Jisoo yang kalah itu masih remaja berpikir untuk berbuat onar dikantor sang ayah agar mendapatkan perhatian pria itu. Jisoo bahkan tidak segan untuk menyakiti karyawan perusahaan disana dan berakhir hanya dengan tuguran yang diberikan oleh ayahnya.

Namun, ternyata kejadian tersebut terus berlanjut hingga Jisoo memasuki fase dewasa seperti saat ini, kelakuan Jisoo bahkan semakin menjadi-jadi dan puncaknya ialah saat dia menjambak salah satu karyawan wanita disana dan berakhir dengan diusirnya gadis itu dari rumah.

Jisoo menghela nafas pelan, sudah satu jam dia berada di pesawat ini, itu artinya sekitar satu jam lagi dia akan mendarat di Beijing.

"Apakah semua ini benar?, tentu saja!, kau benar-benar harus merubah prilaku mu Jisoo-ya. Dan, anggap saja ini sebagai liburanmu," Jisoo menganguk perlahan sepertinya ini memang keputusan terbaiknya.

"Tapi, bagaimana jika aku merindukan Haein oppa. Arghh," Jisoo mengacak kesal rambutnya, lihatlah belum sampai sehari saja dia sudah memikirkan pria itu.

"Tidak!, fokus Jisoo ingatlah apa tujuanmu datang kesana," gadis itu menghembuskan nafasnya perlahan. Dia tidak boleh goyah sekarang.

"Tapi, bagaimana jika Haein oppa jadi bersama dengan Goeun," badan Jisoo jadi melemas seketika. Jika benar hal tersebut terjadi, bisa-bisa dia menangis berminggu-minggu nantinya.

"Aish!, ini tidak bisa dibiarkan. Aku bahkan tidak mengabari Haein oppa, aku harus menghubunginya nanti dan menyuruhnya untuk menunggu ku sampai pulang," Jisoo menghela nafas lega. Tidak ada yang perlu dia khawatirkan sekarang.

Namun, Jisoo baru ingat sepertinya tadi dia telah menghapus nomor Haein dari kontaknya. Gadis itu dengan cepat mencari nomor Haein di handphone nya, tapi ternyata sudah tidak ada.

Astaga!, Jisoo benar-benar bodoh, karena sakit hati dengan omongan Haein waktu itu membuat Jisoo jadi memblokir dan menghapus nomor pria itu dari kontaknya.

Argh.., Jisoo menghempas kasar handphone itu seraya kembali mengacak kesal rambutnya, kejadian tersebut tidak luput dari perhatian para penumpang pesawat disebelahnya. Orang itu menatap bingung sekaligus takut dengan tingkah gadis itu.

My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang