"Terkadang hidup perlu mengalah walau itu menjadi luka. Angin membawa pesan tapi bukan bahagia, kematian sangat dekat dengan manusia membuat praduga setiap harinya. Berkata pada semesta, apakah aku akan hidup lagi, besoknya?"
.
Ini bukan lelucon atau guyonan bulan april. Sebuah bencana datang pada seseorang yang dia sayangi sehingga langkah kaki cepat berlari membelah kota dia lakoni dalam jarak beberapa meter jauhnya. Yoongi mendapatkan pesan, lebih tepatnya panggilan dari seorang adik meminta bantuan padanya. Kesakitan-kesakitan pada suaranya membuat Yoongi frustasi sepanjang perjalanan.
Lebih gilanya lagi, di depan rumah pagar besar itu tidak ada yang menjaga dan dikunci. Membuat Yoongi kehabisan suara karena memanggil si malas yang tidur lelap dalam tindakan tak profesional nya sehingga Yoongi menghinanya dengan sebutan memakan gaji buta. Hilang akal memang, ketika seorang Alpha marah maka kalap luar biasa akan di terima bagi siapapun yang mendengarkan amarahnya. Jantungnya merasa tidak tenang ketika dia sudah ada di dalam rumah.
Suasana ini tak dia harapkan kala mimpi soal keluarga harmonis tidak akan pernah ada dalam hidup juga benaknya. Sangat tidak mungkin jika drama perselisihan pendapat dalam keluarga ini berakhir juga, Jungkook si bungsu sudah mendekam lama di dalam penjara buatan orang tuanya ini. Yoongi mengatakan umpatan kasar saat dia lihat dalam sekeliling rumah tidak ada orang tua atau pembantu yang masih bekerja. Semua seolah dibiarkan kosong bak rumah ditinggalkan lama.
"Kemana semua orang?! Kenapa mereka hilang saat adikku butuh bantuan. Sialan! Aku akan membunuh mereka satu per satu," ujar Yoongi emosi.
Mungkin terdengar menakutkan saat dia bicara demikian. Tapi, percayalah... Jika dia katakan itu semua tidak benar adanya. Saat dia tenang, kata-kata diucapkan tersebut akan hilang seiring waktu. Kamar sang adik menjadi tujuan utamanya tanpa peduli kalau dia melewati begitu banyak pajangan mahal yang haru di beli ibunya.
Persetan dengan semua itu!
Kamar itu dibuka, membuat sang Alpha hidupnya berantakan. Gambaran seorang anak manusia dalam keadaan tersungkur memegang pensil dalam gambar masih dibuat, Jungkook masih sulit bergerak dengan kedua tangan menekan perutnya kuat. Gigitan di bibir bawahnya menjadi salah satu bukti jika kesakitan itu adalah nyata. Jungkook merasa nafasnya akan hilang jika sang kakak terlambat satu jam lagi.
"JUNGKOOK!"
Keras dan lantang. Si pemilik nama mendengar teriakannya, Jungkook tidak kuasa untuk sekedar menoleh ke belakang. Jungkook merasa jika malaikat penyelamat datang ketika dia kesusahan, rasa sakit ini tidak bisa di sepelekan dan membuat tubuhnya pasrah saja. Membiarkan Yoongi membalikan tubuhnya pelan dan menatap wajah pucat diantara keringat sebesar biji jagung disana.
"Jungkook, kenapa bisa? Apa yang terjadi padamu? Kau s-sakit?!"
Jungkook tidak bisa menjawab. Cuma nafasnya saja dibuang, lalu dia melihat kedua mata sang kakak panik luar biasa. Jungkook ingin mengeluh, dia sangat kesakitan pada perutnya. Sesuatu membuat dia tidak bisa bergerak atau mengeluh. "Jungkook, Hyung akan bawa ke rumah sakit. Ya, aku akan bawa dirimu ke rumah sakit," ujar Yoongi merangkul Jungkook.
Jungkook mengangguk dengan dua bola mata redup, kelopak mata ini sangat berat baginya hanya untuk bertahan saja. Yoongi melihat sekitar, tidak ada sesuatu yang bisa digunakan untuk menyangga sang adik. Dulu disini ada kursi roda dan entah karena apa keberadaan benda itu tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha Beta (Sad Story Yoonkook) [Spesial Tears]
Fanfiction'Tidak ada alasanku untuk berhenti mempedulikanmu, karena yang kutahu bahwa kau adalah Beta bagiku. Maka aku katakan dengan lantang di depan dunia, bahwa aku menyayangimu... sangat menyayangimu. Betaku sekaligus adikku. Ya, tentu saja... Karena seor...