hai hai!
happy reading!
And dont forget support me ya'svote and comment nyaa yukkk banyakinnnn gaissss
aku butuh banget vote dan komen kalian selama nulis cerita ini jadi tolong support aku yaaahhh
.
.
.Ya, sepertinya dapat dipastikan kami tidur bersama malam itu.
Kedua mata mereka saling melemparkan pandangan satu sama lain. Kini keduanya sudah mendapatkan jawaban dari sebuah pertanyaan yang terus membuat cemas itu.
Mengecewakan.
"Pantes kan kalo gue benci sama lo" lontar Namara amat ketus.
Rahangnya terkatup, hanya matanya yang masih berani menatap gadis itu, namun mulutnya terasa kaku dan tak bisa bereaksi apa apa.
"Shaga, gue bakal lupain kejadian semalem dan nganggep itu gak pernah terjadi. Jadi gue harap kedepannya kita gak ada kontak fisik atau kerja sama apapun itu. Gue anggep lo cuman mentor gue dan hubungan kita cuman sebates atasan bawahan aja" simpul Namara terdengar bijak. Sejujurnya ia masih belum mengingatnya dengan baik, entah apakah ia harus ingat atau lebih baik tidak selamanya.
"Namara.."
"Kontrak gua disini tinggal beberapa bulan lagi, sisa waktunya bisa kita pake buat hubungan pekerjaan aja" imbuh Namara lagi. Setelah dirasa cukup ia pun pergi meninggalkan Shaga sendirian di ruangan itu.
Shaga memijat dahinya, padahal ia baru saja mengatakan pada ayahnya Namara mengenai kelanjutan pertunangan mereka. Tapi yang terjadi sekarang malah membuat hubungan mereka semakin berjarak dan memburuk.
"Ah sialan! Kenapa gue sama sekali gak inget sih dari tadi pagi!" sesal Shaga frustrasi.
Saat pagi tadi Shaga terbangun ia sudah berada di rumahnya. Entah bagaimana ia bisa pulang ke rumah setelah datang ke hotel Namara. Dan saat terbangun hal pertama yang ia ingat adalah saat ia memeluk Namara. Namun ia pikir itu adalah hal biasa dan tak akan membuat Namara marah padanya ditambah kondisinya mabuk semalam. Tapi disisi lain Shaga merasa senang karena dapat memeluknya dengan begitu bisa saja hubungan mereka membaik. Itulah yang awalnya ia pikirkan.
Sama sekali tak terlintas sedikitpun ingatan buruk atau bahkan pikiran bodoh yang menjadi realitanya sekarang. Ia benar benar terpegun dengan kenyataan yang mengejutkan saat ini.
🎬 🎬 🎬
Namara tak bisa pergi kemana mana karena pekerjaannya yang menumpuk. Kalau dia tinggalkan bisa bisa dirinya lembur dua hari di kantor, jadi lebih baik untuk segera dikerjakan. Maka itu ia masih berada di meja kerjanya yang sudah pasti satu wilayah dengan Shaga.
Seharian Namara bolak balik memandangi komputer dan kertas berisi informasi klien. Ia bahkan sampai melewatkan waktu makan siang, padahal tadi sudah diajak oleh Aurel, tapi Namara menolak dan bilang ingin menyelesaikan pekerjaannya dulu.
"Haaahh.. Capek juga.." ia menghela napas berat seraya menyenderkan tubuhnya ke senderan kursi. Kemudian tangannya diluruskan dan ia mengolet kecil agar sendi sendinya tidak kaku.
"Kalo kayak gini terus bisa bisa aku gak naik jabatan, masa aku harus daftar magang lagi sih di distrik lainn" keluhnya mengkhawatirkan kondisinya. Karena Shaga dan kejadian malam itu pikirannya kacau dan ia tak bisa mengerjakan tugasnya dengan benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Mentor
FanficTerus terusan diteror nikah sama mentor sekaligus Calon tunangan sendiri!?!? Namanya Shaga Argazana, pria yang menjadi mentor sekaligus tunangan dari Namara Kayrina Adella, salah seorang pemagang di kantornya. Namara dan Shaga pertama kali bertemu...