Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pria itu menarik nafas, mata cokelat kemerahan yang hampa menatap pintu sebuah rumah mewah. Tangannya menyentuh kenop, terlihat ragu-ragu.
Berdiri diam selama beberapa menit, pada akhirnya ia memilih membuka rumah tempat kenangan manis dan pahit berada. Suara berderit yang lumayan nyaring terdengar ketika pintu di dorong.
"..."
Dingin dan sunyi.
Namun, di masa lalu yang jauh, Cale Henituse tahu jika kehangatan pernah ada disini. Mengabaikan hatinya yang berdenyut, ia mulai berjalan masuk.
Kegelapan tidak menghalangi pria berambut hitam, ia saat ini belum berniat untuk membuat rumah ini kembali terang.
Tidak ada gunanya melakukan itu.
Iris red brick menangkap koran di meja. Jemari yang kasar mengambil, sambil membersihkan debu yang terdapat disana.
Judul berita di koran yang sebenarnya sudah hampir hancur terlihat.
[Terbaru! - Kematian siswa populer yang disebabkan oleh bullying dari sekolah terkenal ; Roan akademi dikonfirmasi!]
Persetan, Cale dengan tenang mengutuk dalam pikiran. Ingatan tentang masa lalu berputar kembali.
"Cale... Ah, Dokja.. ini.. ini semua bohong, 'kan? Tidak mungkin ..."
Tidak.
Itu mungkin.
Karena hal tersebut telah terjadi.
Dan mereka --- termasuk dia --- sudah terlambat untuk menghentikannya.
Cale bukan seseorang yang akan membuat permintaan. Karena itu akan membuatnya memiliki harapan yang tinggi. Ia juga bukan tipe yang membuat dirinya berpikir 'bagaimana' atau 'masa lalu'.
Tapi dititik dimana semuanya sudah hancur seperti ini, Cale pada akhirnya mau tidak mau mulai memikirkannya.
Bagaimana jika, ia tidak terlambat menyadari bahwa putranya telah mengalami hal-hal luar biasa buruk?
Seandainya dia melakukannya, dari awal Cale tidak akan kehilangannya. Ia masih bisa melihat senyum nakal --- milik Kim Dokja --- yang muncul saat putranya berbuat licik dan jahil.
Terlebih, Cale dapat membuat para bajingan yang sudah berani memukuli dan menghina anaknya membayar perbuatan brengsek mereka lebih cepat.
