[DANDELION]Revin,pemuda itu duduk di meja paling pojok. Tak sedikit yang memandangnya kagum. Wajahnya yang tampan itu sangat menarik.
Namun, beberapa menatapnya takut.
Jika banyak orang yang menatap kagum Revin,
Berbeda dengan mereka yang menatap takut Revin.
Mereka tahu,itu Revin.
Revin.
Ketua Dandelion.
Dandelion,geng motor dengan puluhan pemuda di dalamnya. Dandelion tak berbahaya jika kalian tak mencari masalah dengan salah satu anggota inti nya. Banyak orang lebih memilih menjauh dari Dandelion. Geng motor itu hanya berisikan laki-laki,tak ada satupun perempuan yang bisa menginjakkan kakinya di markas Dandelion.
Ketua mereka bernama Revin. Mereka mengenalnya dengan nama Revin.
Selama ini mereka hampir tak pernah melihat wajah tampan Revin sebagai ketua Dandelion. Mereka hanya melihat Revin sebagai pemuda tampan yang tak tersentuh.
Lama menunggu, akhirnya orang yang ditunggu datang.
"Sorry telat." Ucapnya dengan nafas memburu. Tampak sedikit berantakan,mungkin gadis itu berlari.
Ya,gadis. Seorang gadis cantik dengan seragam yang masih melekat di tubuhnya.
"To the point. Lo yakin mau gabung?" Revin membuka suara.
"Iyalah, yakin! Kalo gue nggak yakin,gak mungkin gue waktu itu dateng ke markas Dandelion. Mana susah banget lagi nerobos nya." Jelasnya panjang lebar. Revin menatapnya jengah.
"Tap—"
"Gue capek banget sumpah! Boleh pesen gak sih?" Selanya.
"Diem."
Hening.
"Dandelion gak sembarangan. Lo seriusan?" Tanyanya lagi.
"Serius! Dua rius malah."
Revin menghela nafas.
"Oke,tapi.."
Gadis itu menatap penasaran.
"Gak semudah itu. Lo besok ke markas."
"Lewat depan."
Matanya membulat.
Apa?! Lewat depan? Gila!
Lewat belakang saja susah, apalagi lewat depan! Butuh perjuangan besar untuk meyakinkan penjaga di markas itu. Mungkin sampai bertahun-tahun pun ia masih berdiri disana.
"Lo yang bener aja!—"
Ucapannya terhenti kala menyadari orang didepannya telah menghilang.
"Bangsat lu!!" Teriak gadis cantik berambut panjang itu. Kemudian dengan emosi yang meluap-luap ia meninggalkan Caffe.
_
_
Jam menunjukkan pukul 20.45 ,Revin terbangun dari tidurnya kala mendengar suara gaduh.
Ia mencoba untuk tak menghiraukannya. Mungkin itu suara kedua sahabatnya yang adu mulut.
Revin kembali merebahkan tubuhnya. Baru beberapa detik,ia terbangun lagi.
Tunggu. Itu bukan suara—
"Aish!" Dengan kesal Revin berlari kecil menuruni tangga.
"Aish,sialan!" Umpatnya kala kornea matanya menangkap sosok cantik tengah berdebat dengan penjaga dan beberapa anggota Dandelion.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN OF DANDELION
RomanceBerawal dari Nara yang dijadikan sebagai bahan taruhan, sampai akhirnya memiliki niat untuk balas dendam, Nara rela bergabung dengan sebuah geng motor berisikan banyak laki-laki, hanya untuk membalas dendam nya. Menjadi satu-satunya gadis yang ada...