💞 71. -HIRAET- 💞

3.4K 616 221
                                    

DOUBLE UPDATED!!
Sama-sama👍

Baca part 70 dulu yaaa, part ini soalnya agak sensitif

Baca part 70 dulu yaaa, part ini soalnya agak sensitif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

71. HIRAET

H-9

"Pagi, Qia!" Prince tiba-tiba datang dan merangkuk Qia dari belakang.

"Pagi, Pangelan," balas Qia sambil tersenyum manis.

Keduanya pun berjalan beriringan. Qia yang pendek memudahkan Prince untuk merangkulnya. Tak lupa dua anak itu juga menyapa dan membalas sapaan orang-orang yang mereka lewati.

"Mana kembaran kamu yang lain?"

"Siapa?"

"Qadaffi sama Qabil lah. Emang saudara kamu siapa lagi."

"Ntah."

Prince langsung menoleh saat menyadari nada suara Qia berubah. Tidak biasanya Qia seperti ini. Biasanya anak itu akan sangat ceria dan hyperactive, tapi sekarang Qia sedang lesu.

"Kamu gapapa, Qi?"

Qia terdiam dan tidak menjawab pertanyaan dari Prince. Prince pun ikut menghentikan langkah, saat Qia berhenti melangkah.

"Kamu kenapa?" Prince mengusap pipi Qia saat dirasa anak itu bertambah murung.

"Qia gak tau, Qia ngelasa pengen nangis. Tapi Qia gak tau mau nangis kalena apa."

Pernah gak kalian merasa sedih banget? Tapi gak tau sedih karena apa. Belum lagi mata yang seperti berat ingin menangis, tapi air matanya gak mau keluar. Itulah yang dirasain Qia saat ini.

"Yuk!"

"Kemana?" tanya Qia bingung karena tiba-tiba Prince menariknya.

"Kita cari Sifra sama Kevan untuk jadi kawan berantem kamu." Prince menarik kedua sudut bibir Qia ke atas.

"Karena Qia-nya Pangeran gak boleh sedih."

****

"Selamat pagi anak-anak Bunda." Bunda Wenda memasuki kelas dan langsung menyapa anak muridnya.

"Pagi, Bunda," balas anak-anak di kelas itu.

Pandangan Bunda Wenda teralih Qia yang sedang menunduk.

"Qia, gimana kamu di rumah nenek kamu kemarin? Seru?"

Qia pun mendongak dan menatap gurunya. "Bunda, Sifla gak masuk ya?"

Apa yang ditanya, apa yang dijawab. Sepertinya Qia hari ini sedang tidak bersemangat.

"Sifra? Bukannya Sifra udah pindah?"

Qia tersentak dan langsung menegakkan tubuhnya. Begitu pula anak-anak murid di kelas itu yang semula sedang sibuk dengan kesibukan mereka masing-masing langsung menoleh pada Bunda Wenda.

TRIPLE-QTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang