K A I - Cewek Selalu Benar

34 6 0
                                    


MHIBH♡

✩✩✩

Gadis berkerudung yang sedari tadi masih mencerna keputusan laki-laki di depan nya. Akhirnya, buka suara dengan satu kali tarikan nafas. "Aku terima semua keputusan kamu." ujar nya.

Kai tersenyum dengan begitu tulus, "Aku tau, kamu punya hati yang tulus dan baik."

Kanaya mengangguk seraya tersenyum. Boleh ia sedikit jujur? Hatinya terasa berat menerima ini, karena pintu hati yang selama ini ia tutup rapat mulai sedikit terbuka. Dan itu karena Kai.

"Kamu ... Gak keberatan 'kan?" ucap Kai yang terus memperhatikan wajah sedih Kanaya.

"Sama sekali enggak. Bukannya, kita sepakat siapa yang lebih dulu dapet pujaan hatinya masing-masing boleh ngebatalin ini semua?"

"Ah ... Kamu benar! Ohiya, aku ada hadiah buat kamu." kata Kai memberikan kotak hitam.

Sontak Kanaya terbelenggu melihat isi kotak tersebut, 3 botol parfum non alcohol White Misk bermerk Dobha. Dahinya mengerut, bertanya di dalam benaknya, "Bagaimana Kai tau parfum kesukaannya dengan merk yang sama?"

"Suka?" tanya Kai.

Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, kemudian tersenyum dan mengangguk, "Terima kasih."

"Kembali, aku mau pamit duluan." ucap Kai melihat tangan kirinya yang melingkar sebuah arloji.

"Iyaa, maaf dan terima kasih." kata Kanaya bernada sendu dan kepala menunduk.

Kai pergi dari kafe meninggalkan Kanaya, air matanya mulai jatuh membasahi kotak parfum di tangannya. Apakah dirinya sudah tidak ada lagi harapan untuk kembali pada Kai? Apa ia benar-benar pergi darinya? Mengapa ini sungguh menyakitkan baginya.

Tiba-tiba seorang laki-laki tanpa izin duduk di kursi sampingnya. Kanaya mendongak.

"Hai!"

Lalu, laki-laki itu memberikan 2 lembar tisu pada Kanaya. "Jangan nangis, Mbak. Nanti di temenin bencong!"

"Huh?"

Ia pun tertawa, sekali lagi menyodorkan tisu di tangannya dan raih Kanaya. "Siang bolong gini enaknya sih jajan, ya Mbak. Bukan nangis sendirian di kafe gini," ujarnya.

"Huh?"

Ia mendecak sebal, "Hah heh hoh, hah heh hoh. Kenal gak sama gue?" Kanaya menggeleng kuat.

"Gue itu Vernon, inget?" jelasnya hanya di tanggapi 'oh' oleh Kanaya.

"Lo abis di putusin, ya?" celetuk Vernon membuat Kanaya terbelalak matanya.

"Sok tau," singkat Kanaya sambil mengelap air matanya.

"Bukan sok tau, tapi, tau." ujar Vernon diselingi tawa. Kanaya menghela nafasnya kasar, ia beranjak dari duduknya. Kemudian, pergi membiarkan Vernon dibelakang yang mengikutinya.

Bagi Kanaya, Vernon itu SKSD 'Sok Kenal, Sok Deket' pertemuan pertama sudah menyebalkan.

"Woy, gimana kalau kita kenalin diri yang bener?" teriak Vernon dari belakang sampai Kanaya menghentikan langkahnya. Laki-laki itu tertawa menang, ia menyamakan tubuhnya dengan gadis cantik itu.

"Gue tau, waktu direstoran lo sama sekali gak nyaman sama gue. Karena, gue yang tiba-tiba jadi sksd sama lo, minta nomor lo, tanyain lo ini-itu. Bener 'kan?"

Kanaya melirik Vernon. "Bener, dan itu sama sekali gue gak suka."

Laki-laki berwajah asing itu mengulurkan tangannya. Kanaya menatap tangan kekar itu lama. Mungkin pertemuan pertama mereka bagi Kanaya itu risih, kali ini mungkin tidak. Ia menerima uluran tangannya.

"Kenalin, gue Vernon, cowok ganteng se-Indonesia. Dari anak kecil, remaja, ibu-ibu dan bapak-bapak, juga nenek-nenek dan kakek-kakek, kalo ngeliat gue pasti bilang ' Anak atau Kakak ini ganteng banget, ya,'."

Kanaya cukup terhibur mendengarnya ia tertawa lepas serta geleng kepala. "Kalau bencong?"

"Gue tebas lehernya. syaahh." ucap Vernon sambil gaya seperti artis Bollywood Shah Rukhan yang menyampirkan rambutnya dengan gaya cool dan menaikan satu alisnya jika sehabis menghabiskan lawan.

Melihatnya benar-benar buat Kanaya tidak berhenti tertawa. Melihat wajah Vernon yang sengaja dibuat-buat tampan membuatnya terkikik geli.

"Cocok banget gantiin Shah Rukhan."

"Yang ada dia minder liat gue,"

"Pede banget."

"Lo mau tau satu rahasia dari gue gak?" ucap Vernon yang menatap Kanaya.

Rahasia? Kanaya mengangguk dengan polosnya. Vernon mendekat dengan kuping gadis itu. "Selamat hari apes, sepatu lo nginjek kotoran kucing!" bisiknya.

Sontak ia langsung mengecek sepatunya, sungguh apesnya ia hari ini yang sudah patah hati nginjek kotoran lagi. Lengkap sudah. Bau nya sangat menyengat membuat Kanaya tak tahan ingin muntah.

Vernon tertawa kencang sambil memegangi perutnya. Kanaya melototinya sampai tawa Vernon berakhir. Kemudian, ia berhela nafas pasrah yang membuat tawa Vernon kembali membuncah.

"Stop! ketawain gue!" sarkas Kanaya sedikit merasa sebal pada laki-laki dihadapannya.

"Galak amat, lagi PMS?"

"Lagi patah hati!" balas Kanaya berjalan terlebih dahulu meninggalkan Vernon.

"Berarti tebakan gue tadi bener,"

Kanaya melambaikan tangannya dibelakang tanpa balik badan. "Ya, ya, ya terserah yang ngomong aja."

"Lah 'kan, lo juga lagi ngomong." Kanaya membalikkan badannya sempurna menghadap laki-laki jangkung itu dengan tatapan sinis.

"Pasal 1 ayat 1, Cewek selalu benar. Pasal 1 ayat 2, Jika cewek salah, kembali ke Pasal 1 Ayat 1."

"Oke, fine!"

✩✩✩

Hai? H r u, guys, i missed u~~

[1] MHIBH - END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang