Bandung, 25 Desember 2001

32 1 0
                                    

"Thank's Dad, Mom. Natal tahun ini Jenny mendapatkan banyak hadiah dari Dady dan Momy. Jenny sayang Dad and Mom."
Ucapku di pagi natal sembari mencium pipi keduanya.

"Iya sayang... Dad juga sayang kamu. Dad akan beri apapun yang kamu mau, asalkan kamu tetap jadi anak yang manis dah patuh dengan Dad dan Mom.
Iya kan Mom??" tanya Dad ke Mom.

"Iya Jenny.. Kamu itu belahan jiwa kita. Kamu putri kami satu-satunya. Jadi wajar kalau kamu dapatkan kasih sayang yang berlimpah dari kami." sambung Momy.

Dari kejauhan terdengar suara yang menyambung percakapan kami.

"Kalau semua sayang Jenny, yang sayang aku siapa?"

Danny adalah kakak laki-laki pertamaku, selain Danny ada juga Andrea kakak ku yang kedua. Kami adalah tiga bersaudara yang cukup akrab. Namun terkadang Danny sering acuh padaku. Entah kenapa aku tak tau dan tidak mau tau. Kadang aku berpikir mungkin karena dia lebih dewasa dari aku dan Andrea.

Aku dan Andrea selalu melakukan segala hal bersama. Kadang orang mengira kami berdua adalah saudara kembar. Haha
Tapi aku tak mau bersaudarakan kembar dengan Andrea. Karena ia adalah pria usil yang sering buat aku kesal.

"Mom juga Dad sangat menyayangi kalian semua. Kalian adalah pelita bagi kami. Kami tak tau bagaimana kami bisa bertahan hidup jika tanpa kalian disisi kami." jawab Mom.

"Kami juga sayang Mom dan Dad. Thank's Mom sudah menyayangi kami dengan tulus."
Sambung Andrea yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Jen, hadiah apa yang kau dapat hari ini??"
Andrea duduk disampingku dan mulai mengusiliku.

"Banyak dong...."

Pagi yang cerah ini kami habiskan berkumpul dengan keluarga. Bersenda gurau sambil membuka hadiah dan mencicipi cake yang khusus Mom buat untuk hari ini.

Aku sangat senang karena moment seperti ini aku bisa melihat kak Danny tertawa dengan lepas. Tidak seperti biasanya. Dingin. Kaku. Cuek.
Terkadang sikapnya yang begitu padaku seringkali membuat aku berpikir jauh dan yang tidak-tidak. Aku sering merasa asing di rumahku sendiri. Di keluarga tempat aku dibesarkan.

Apalagi antar aku dan Andrea, usia kami berselisih sangat dekat. Dan kami sekolah dan belajar di kelas yang sama. Seolah-olah antara aku dan And adalah seusia. Wajahku juga tidak mirip dengan mereka, tidak juga dengan Dad dan Mom.

Dad adalah pria kelahiran Bandung sedangkan Momy adalah wanita keturunan Belanda - Padang. Makanya wajah Momy seperti bule Belanda.
Andrea sangat mirip dengan Dad, wajahnya orang Sunda. Sedangkan kak Danny sangat mirip dengan Mom, putih, tinggi, rambut kecokelatan, dan mata yang sangat indah seperti mata Momy.
Sedangkan aku, aku sendiri bingung kenapa aku tidak identik ke Dady atau ke Momy.
Tapi And bilang, wajahku campuran keduanya. Entahlah. Yang pentinga aku bahagia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CINTA MUTHMAINNAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang