Walaupun Jeno belum menyetujui permintaan Mark yang memaksa, tetapi dia tetap datang tepat waktu dan membantu Kapten untuk melatih para anggota dengan serius.
Awalnya Mereka semua tampak keberatan dengan wajah tidak enak di pandang. Sejak pertama kali Mark membuat keributan dengan Anak baru ini, mereka juga telah menumbuhkan ketidaksukaan yang sama seperti Kapten mereka...
Daun selalu terbang mengikuti kemana Angin meniupnya. Mereka juga melakukan itu. Tetapi sekarang Kapten melakukan sesuatu yang tidak memuaskan... Mengajak musuh untuk bergabung ke kandang. Itu sama saja seperti mengajak Singa besar untuk tinggal bersama kawanan Serigala.
Tetapi mereka tidak punya keberanian untuk menolak keputusan Mark. Karena jika tidak maka, nanti kemewahan dan Akomodasi yang Mark berikan kepada mereka akan terputus begitu saja. Semuanya masih memikirkan untung dan rugi bagi mereka sendiri.
Jadi hanya beberapa orang yang bisa menerima kedatangan Jeno dengan baik dan sisanya karena terpaksa.
"Ok! Jadi mulai hari ini Jeno akan bergabung dengan latihan kita selama di sini. Kalian harus mendengarkan arahannya dengan baik. Dengar, ini semua demi kemenangan Sekolah kita, jadi kita harus lebih bekerja keras." Mark menepuk Jeno dan berkata pada semua orang, "Yang terjadi di masalalalu adalah masalalu... Sekarang dia sudah termasuk dalam orang-orangku jadi kalian tidak boleh menggertaknya!"
Mark berdiri di sebelah Jeno sambil menguliahi timnya dan dia juga meminta mereka untuk mendengarkan Instruksi dari Jeno juga.
Tidak lama kemudian mereka mulai mengatur formasi dan melanjutkan latihan.
...
Latihan selama tiga hari sangat memuaskan bagi Mark. Teamnya mulai mengembangkan kerjasama yang Solid setelah mendapatkan pelajaran dua arah dari Jeno dan Pelatih.
Persahabatan di antara mereka juga mulai berkembang dengan baik.
Kadang-kadang Mark akan ikut bermain bersama Genk Ketua dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan kelompok mereka, entah di luar sekolah atau di dalam sekolah.
Walaupun hubungan Ketua dan Kapten tim Basket masih terasa canggung di permukaan, tetapi sejauh ini mereka masih bersikap biasa dan tidak ada keanehan apapun. Seperti memulai dari Nol. Renjun dan Mark berkenalan lagi dengan Formal, seakan-akan mereka berdua baru pertama kali bertemu.
Setidaknya itu lebih baik dari pada harus membahas tentang masa lalu.
Awalnya, Mark belum menyerah dengan perasaannya. Dia mengajak Renjun untuk bertemu dan mengutarakan penyesalannya dengan tulus. Mark berharap ketulusannya bisa melelehkan hati Renjun lagi, namun ternyata dia terlalu melebih-lebihkan dirinya sendiri. Intinya Mark terlalu percaya diri dan waktu itu dia harus dengan terpaksa menelan Pil pahit dari penolakan tegas dan tegas dari Ketua yang meminta dia untuk tidak mengganggunya lagi.
Rejun berkata dengan tersenyum waktu itu di taman belakang gedung kelas satu, "Jika Kamu masih mau berteman denganku, maka aku tidak akan menolaknya. Tapi Jika kamu ingin kita bersama lagi... Maaf... Aku tidak bisa. Cerita kita sudah lama lewat dan aku tidak mau berjalan mundur ke masalalu. Ayo kita lupakan ini... Kamu harus membuka lembaran baru juga, Mark."
Mark sangat patah hati, "Ketua..."
Dia ingat tatapan Ketua saat itu. Dulu, tatapan hangat dan lembut itu selalu Renjun gunakan untuk menenangkan Emosinya saat dia marah. Nada lembut dan perhatian itu juga yang telah menyurutkan Api dalam dirinya secara perlahan. Dia tidak bisa melupakan detail kecil apapun yang berhubungan dengan Mantan Kekasihnya, Renjun. Tetapi penolakan keras dan tegas ini membuat Hatinya terluka sangat parah. Mark bahkan sampai lupa caranya bernafas. Dia hanya bisa berpikir kalau Mantannya ini sangat kejam, tanpa perasaan dan simpati. Menolaknya seperti memberi makan Anjing dan menendangnya setelah dia merasa terganggu oleh kedatangannya yang terlalu sering.
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝐁𝐋] 🌱𝐒𝐌𝐀 | 𝐑𝐉𝐍
Historia Corta[END] |ғᴏʟʟᴏᴡ sᴇʙᴇʟᴜᴍ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ| |ᴊᴀɴɢᴀɴ sɪᴅᴇʀs| Judul: 🌱𝐒𝐌𝐀 Author: NR723/n3rnew23 Shipper: JenoxRenjun (Nctdream) Rating: (Ten)+ Status: Complete 15 chapter + 2 extra Genre: School life, Shonen ai, Sweet love. ── .✦ Sinopsis; 'Aku tidak pernah...