Fall of the savior

164 31 1
                                    

Langit-langit berwarna putih menjadi hal yang sering kulihat belakangan ini. Bersamaan juga dengan lantai ruang latihan yang lembab karena peluh yang membasahi tubuhku. Napasku seperti berpacu dengan setiap dentingan arloji yang ku kenakan. Tanpa sadar aku menghabiskan sekitar sepuluh menit di sini dengan kondisi tubuh terengah-engah.

Kualihkan pandanganku menyapu seluruh sudut ruangan. Kosong dan hening. Wajar bila suasananya seperti ini. Sejak satu jam yang lalu latihan sudah berakhir. Para member juga sudah pulang untuk beristirahat. Walaupun tubuhku juga berteriak ingin segera melepas lelah, sayangnya aku masih harus berlatih satu sesi lagi untuk menyempurnakan gerakanku.

Berperan sebagai main dancer di sebuah grup idol wanita bukanlah hal yang mudah. Memang posisimu diuntungkan dengan selalu menjadi center ketika formasi. Hanya saja kualitas tarianmu juga sangat disorot.

Selain itu kau juga bertanggung jawab untuk kemampuan dance grupmu. Kami hanya punya beberapa kali pertemuan dengan pelatih tari kami. Sehingga setelah pertemuan itu berakhir, aku yang akan memimpin mereka dan mengontrol bagaimana setiap tarian kami lakukan. Bagaimana bisa aku melakukan itu bila aku sendiri belum dapat menguasai tarian ini?

Comeback kali ini kami mengambil tema festival yang akan dibagi menjadi tiga season. Rasanya sangat berbeda dibandingkan dengan comeback Red Velvet sebelumnya. Sudah tentu ini menjadi ciri khas kami yang tidak pernah memakai konsep yang sama. Selain itu ini adalah comeback pertama tanpa Joohyun. Mengingat sosoknya membuat hatiku terasa sakit. Tiada hari yang ku habiskan di hidupku tanpa memikirkan Joohyun seorang.

Tetesan cairan mulai keluar dari hidungku. Spontan aku mengelapnya begitu saja, namun begitu terkejutnya ketika aku menyadari bahwa hidungku berdarah. Dengan tergesa-gesa aku mencari handuk latihanku dan menyeka darah yang keluar. Ku lihat handukku jadi ada bercak darah dibuatnya.

Ini pertama kalinya aku mengalami mimisan lagi dalam hidupku. Terakhir kali aku mengalaminya yaitu ketika aku masih menjadi trainee. Saat itu aku berlatih dance terlalu keras saat suaraku menghilang. Alhasil aku mendapatkan sapu tangan yang penuh darah.

"Sial, kenapa aku harus mengalami ini lagi?" Buru-buru aku menyimpan handuk itu di tas latihanku. Tidak ada seseorang pun yang boleh tahu soal ini. Ya, mereka tidak perlu tahu, terlebih Joohyun.

***

Suasana di ruang rapat begitu intens. Sejak tadi kami belum mencapai kesepakatan mengenai masa promosi Red Velvet. Di comeback kami yang terakhir, yakni RBB kami hanya mendapat masa promosi tidak sampai 14 hari, bahkan kurang dari 10 hari. Padahal kami benar-benar berusaha keras di album tersebut. Tidak hanya itu, kami merasa bahwa SM tidak memperlakukan girl group-nya secara adil. Mereka lebih memperioritaskan boy group-nya dibandingkan dengan kami.

Bahkan di comeback kami yang terakhir, Really Bad Boy, harusnya dirilis ketika Halloween. Dengan bodohnya agensi kami terlambat merilisnya hingga baru bisa dirilis beberapa hari sebelum Desember. Bukan hanya RBB, namun hampir semua seasonal album Red Velvet terlambat rilis. Padahal itu adalah komplain yang sering diutarakan oleh publik mengenai album bertema musim kami.

Tidak hanya itu, lagu Written In The Stars, Wendy ft. John Legend yang rilis sebelum comeback kami, tidak mendapat promosi sama sekali. Padahal itu adalah salah satu kolaborasi yang patut diacungi jempol. Siapa yang tidak kenal John Legend? Bahkan mungkin popularitas John Legend lebih tinggi dibandingkan dengan Red Velvet.

Entah sampai kampai agensi kami memperlakukan kami seperti ini, namun selama aku menjadi leader aku tidak akan tinggal diam. Oleh sebab itu di sinilah aku bersama para staff SM Entertainment sedang comeback kami mendatang.

"Pendapatku sama dengan pendapat para member Red Velvet yang lain. Periode yang direncanakan terlalu pendek untuk konsep trilogi seperti ini. Kami tidak bisa mempromosikannya secara maksimal." Aku menatap wajah para staff tersebut dengan kesal. Di depanku perwakilan dari Tema Marketing, Brand, and Research, kemudian manager serta bagian yang Operations mendengarkan penuturanku sejak tadi.

It has been a whileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang