words count ; 2994
“Oh Sehun jangan main-main!” Ahra memberengut menatap kekasihnya itu sambil melipat kedua lengannya di bawah dada.
“Tidak Ahra, aku sungguh-sungguh. GPSnya tidak berfungsi.” Kata laki-laki itu sambil terus mengutak-atik GPS yang terpasang pada dashborad mobilnya.
“Bagaimana mungkin bisa rusak saat kita sedang berada di tengah hutan seperti ini?!” kini Ahra mulai menunjukkan raut khawatirnya menatap GPS yang menampilkan layar blank itu.
Sehun bangun dari posisinya dan bersandar di tempat duduknya, menghela nafas sembari mengusak rambutnya ke belakang. Dia mengecek ponselnya untuk membuka Google Maps dan ternyata sinyal di daerah itu sangat sulit hingga aplikasi Google Maps di ponsel laki-laki itu error tidak dapat terbuka. Dia juga teringat kalau dua jam lalu Ahra bilang ponselnya mati.
“Kita tersesat.”
“Tentu saja!” Ahra memekik jengkel, bibirnya mengerucut ke ke depan menatap laki-laki itu. “Ini tengah malam dan kau baru membangunkanku saat GPS mobilmu mati dan disaat yang sama kita berada di tengah hutan. Bagus sekali.” Dumalnya sambil melihat keluar jendela mobil.
Sehun terkekeh melihat kekasihnya itu kesal karenanya. Laki-laki itu lalu mendial nomor seseorang di kontaknya.
“Halo, kak? Kami tersesat di hutan dan GPS mobilku rusak,”
“Tidak bisa, Google Maps di ponselku error dan ponsel Ahra mati.”
“Oh, yah.. Sebenarnya kurasa GPS mobilku sudah mulai rusak sejak dua jam lalu.”
“Baiklah. Aku sudah menyalakan GPS ponsel sedari dirumah tadi.”
“Ya.”
“4 jam? Benarkah? Aku tidak mengira sudah tersesat sejauh itu,” ucap Sehun sekali lagi sambil meringis.
“Baik kak."
PIP!
Sehun menoleh dan menemukan Ahra masih memandang keluar jendela dalam diam. Laki-laki itu menghela nafas panjang dan mencoba untuk meraih bahu sempit gadis itu.
“Sugar,” panggilnya, tapi Ahra tak mau menoleh. “Sayang, Ahra,” gadis itu masih tetap enggan untuk menatap Sehun.
Hingga kemudian Sehun mendengar suara isakan dan dia sadar kekasihnya itu tengah menangis.
Dengan lembut laki-laki itu membalik Ahra untuk menatapnya dan menemukan pipi gadis itu basah oleh airmata. “Baby, kau menangis?”
Ahra menyingkirkan telapak tangan Sehun yang menyentuh pipi kanannya dan menatap laki-laki itu sambil tetap menangis. “I’m mad, okay?” ucapnya sambil mengusap sendiri airmatanya. Dia lalu bersandar dan memejamkan matanya untuk mengatur nafasnya.
Sehun menatap Ahra beberapa saat lalu menghela nafas berat kembali. “Ini semua salahku. Maafkan aku, hm?”
Gadis itu hanya menggumam tanpa mau membuka matanya ataupun menatap kekasihnya itu.
“Ahra, tatap aku,” Sehun menarik paksa tubuh Ahra hingga gadis itu berhadapan dengannya dan membuka matanya menatap laki-laki itu. “Ini semua salahku. Maafkan aku ya?” ucapnya sekali lagi menatap tepat ke dalam Ahra hingga gadis itu dapat melihat kesungguhan dan penyesalan mendalam pada onyx gelap laki-laki itu. Ahra terisak sekali lagi dan langsung memajukan tubuhnya untuk memeluk kekasihnya.
"Aku hanya marah karena kau tidak .
mendengarkan kata-kataku.” ucap gadis itu sambil meneggelamkan wajahnya di dada bidang Sehun.Laki-laki itu meletakkan dagunya di kepala Ahra lalu mengecupnya sekali. “Aku tidak tega membangunkanmu karena kau terlihat lelah sekali setelah mengurus klub senimu di kampus seharian ini,” ucapnya sambil mengelus lembut punggung Ahra naik turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Get Lost • osh [ R/18+ ]
Fanfiction[ mature contents ] 🔞 Sehun itu pintar sekali memanfaatkan situasi. story tag : pwp written on 2017, repub 2022 ©️caramel-hun