BAB 2 Bahasa Langit #1

24 2 2
                                    


Pagi tadi di gerbang sekolah,seorang pria kekar dengan setelan hitam menanyakan tentangku. Memaksa masuk ke sekolah,namun gagal.

Pak satpam mencegatnya, aku hampir terjebak tak bisa pulang.

***

Hari sudah sore, saatnya bersiap untuk pulang ke rumah. Semua murid sudah mulai meninggalkan sekolah.

Aku berjalan dengan riang, terus mengingat wajah kak Reyner. Seseorang menarik tanganku. Menyuruhku untuk diam. Tangan satunya menunjuk ke arah pria kekar dengan setelan jas hitam, pria itu berdiri di depan gerbang sekolah.

" I..tu, kan."

" Dia mencarimu, sejak pagi tadi. "

" Tapi kok kamu tau? "

" Dia menyebut namamu, aku tahu Anna yang dia cari pasti kamu. "

Aku terjebak, otakku memikirkan cara untuk pulang. Tanganku bergetar, wajahku memucat, aku terlalu takut menghadapi pria itu.

" Kamu harus ubah penampilan,kalau bisa jadi cowok. "

Beruntungnya Bayu lewat saat itu.

" Bay, sini!"

" Kenapa, "

" Tukeran baju,yok!" Ajakku

" Haha, lelucon terbaik tahun ini."

" Di depan ada rentenir yang nungguin aku, plis kita tukeran baju bentar aja. " Aku memohon

Bayu melihat pria kekar itu,

" Gue pinjemin aja nih baju nya, kebetulan hari ini ada ekskul basket. Jadi lo bisa pake seragam ini. "

" Yaudah cepet ganti baju, " kata orang yang menarikku tadi.

Rambut panjang nan hitam ini aku ikat dan kututupi dengan topi, sekalian juga aku menukar tas-ku dengan tas-nya Bayu.

" Nanti gue suruh tim basket lari keluar sekolah, lo ikut jalan di samping atau di balakang. Biar aman!"

" Good idea, " ucap perempuan itu.

Aku mengangguk, dan menjalankan apa yang sudah direncanakan. Saat tepat melewati pria itu, aku gemetaran.

Berhasil, aku sudah kabur. Sekarang aku di bus bersama perempuan yang tak kuketahui namanya.

" Oh iya, namamu siapa? "

" Anindya, "

" Aku Nur Anna,makasih ya udah bantu aku!"

" It's okay, kalau boleh tahu,kamu kenapa bisa punya hutang ke pria itu?"

" Hmm, Masih belum tahu. Mereka tiba-tiba datang dan bilang bahwa Ayahku punya hutang. Sekarang Ayah sudah meninggal."

" Ma-af, "

" It's okay, "

" Aku turun di disini, aku duluan. " ucap Anindya.

" Hati-hati, "

Setelah membeli sebungkus donat,aku berjalan menuju rumah. Handphone-ku berdering, panggilan telepon dari Ibu.

" Hallo bu, "

" Ann, jangan pulang. Ibu sekarang di rumah nenek. Besok ibu jemput kamu ya nak. Maaf ibu pulang duluan."

Panggilan terputus, aku sudah ketahuan oleh mereka yang sedang mencari dan menungguku.

Aku berlari sekencang mungkin, donat yang baru kubeli pun terjatuh dan terinjak.

Aku bersembunyi diantara gang,dibelakang tempat sampah.

" Aish, kemana tuh bocah?"

" Kayanya dia belok ke kanan bos. "

" Dia belok ke kiri, tadi barusan saya lihat. "

" Makasih bro, buat infonya! "

Aku wondering , siapa yang sudah menolongku barusan dengan memberikan info yang salah.

Dia tepat berada di depanku, sambil berjongkok dia menatapku yang sedang terduduk.

" Hai, "

" Kak Reyner."

" Ikut aku, "

Dia mengajaku menaiki mobil pajero sport hitam.

" Kamu jangan pulang dulu,saya akan antar kamu ke rumah teman kamu saja ya? "

" Aku nggak punya teman, tidak ada teman yang mau ada di saat begini. Kaka bisa turunin aku di depan saja."

" Hmm..."

Kak Reyner malah menancap gas mobilnya, semakin cepat melaju. Kami tiba di hotel mewah.

Kak Reyner reservasi kamar di hotel ini untukku,

" Nih kuncinya, kamu bisa istirahat disini."

" Tapi kak, aku nggak mau merepotkan."

" Nanti kalau kamu sudah kaya, kamu bisa bayar kembali."

" Makasih ya kak, "

" Kalau gitu, aku pergi dulu. Jangan keluar apalagi ke rumah atau sekolah."

" I-iya kak, "

Aku memasuki kamar,ruangannya bersih dan nyaman. Lima menit kemudian ada yang mengetuk pintu kamar.

" Permisi kami adalah staf di hotel ini,"

" Ada apa ya? "

" Kami membawakan beberapa baju ganti untuk anda kenakan, silahkan dipilih! "

Seperti mimpi,layaknya cinderella yang bisa memakai baju indah. Baju yang mereka tunjukan sangat indah dan terlihat mahal.

Saat ku lihat ternyata, ini merek Di*r.
Mataku terbuka lebar, dan tak menyangka bisa memakai baju semewah ini.

" Aku ambil yang ini saja (mengambil dress warna biru muda )."

" Baik, "

" Terimakasih ya! "

Sepuluh menit kemudian, mereka datang lagi. Menyuruhku untuk turun kebawah untuk makan malam.

Aku melihat Kak Reyner yang sedang duduk di sana, aku duduk di meja yang sama.

" Kak, ini terlalu berlebihan. Ini terlalu expensive! "

" Sesekali aku juga ingin menghamburkan uang. Lagi pula nanti kamu akan membayar-nya."

" Iya juga sih, "

" Mau makan apa? Pilih saja! "

" Aglio e olio, mau ini "

Kami berdua memakan habis pasta Aglio e olio,rasanya mantapp.

Kak Reyner sudah pergi, aku memandangi indahnya kota ini dari ketinggian. Di kamar seluas ini aku merasa kesepian. Ibu tidak menghubungi lagi.

Aku hanya terus terpikirkan kalau nanti harus putus sekolah,atau pindah sekolah.

Sekolah disini nyaman, aku tidak ingin pergi.

***

Terimakasih banyak karena sudah setia membaca cerita The Language of the Sky and Love ini 🤗

Lanjut terus ya!

Dan, jangan lupa vote. Share juga ke teman kamu supaya mereka baca cerita seru ini. Oke 😍

Dadah 😊




The Language of the sky and Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang