CHAPTER BONUS KE 3

975 19 9
                                    

Hari semakin malam, sinar rembulan mendadak hilang setelah tertutup awan hujan yang yang terhembus angin dari timur.

Asnawi diajak oleh Hayati ke rumah orang tuanya. Di sana ia disambut oleh barisan para ibu tiri Hayati yang berwujud mengerikan. Mulai dari Dolores dan Lenggayu yang berwujud arwah gentayangan, Fathya yang merasuki mayat terkutuk dan Miramareu dengan wujud kuyang.

Asnawi sampai muntah ketika melihat Miramareu dengan organ organ tubuhnya yang terlihat. Hayati tertawa melihat ekspresi sang kekasih hati ketika muntah.

Miramareu menjelaskan kepada Asnawi kalau tubuhnya ini tetap ada, cuma menjadi transparan sehingga organ dalamnya terlihat jelas.

Asnawi berusaha menerima keberadaan mereka. Dia sudah terbiasa dengan kehidupan mahluk gaib. Semenjak bertemu dengan Hayati, Asnawi sudah kebal dari ketakutan ketika melihat arwah gentayangan maupun mahluk gaib lainnya.

Mendekati tengah malam, Asnawi duduk termenung di beranda rumah. Ia memandangi sebuah pohon nangka besar yang ada di halaman rumah. Asnawi melihat sesosok kuntilanak yang diyakini adalah Lenggayu sedang tidur di salah satu batang besarnya.

Tak lama kemudian, Hayati keluar dari dalam rumah. Ia tampak mengantuk. Hayati pun menghampiri Asnawi. Ia langsung duduk di atas pangkuannya.

"Mas kok gak tidur sih?" tanya Hayati sembari menguap.

"Aku gak bisa tidur Ti" Jawab Asnawi datar.

"Kamu masih takut sama para ibu tiriku?"

"Enggak Ti, gak bisa tidur aja... eh aku mau tanya sama kamu"

"Nanya apa Mas ku?"

"Apa kunti yang tidur di pohon nangka itu, ibu tirimu?" Asnawi menunjuk ke arah pohon nangka.

Hayati kemudian menengok. Ia menyipitkan matanya guna menambah fokus saat melihat sosok perempuan bergaun putih yang tertidur sambil duduk di batang pohon.

"Betul Mas... dia Lenggayu, pohon itu emang rumahnya"

"Apa kamu gak takut Ti?"

"Ngapain takut Mas, aku juga kan salah satu dari mereka"

"Tapi mungkin sebelum kamu jadi kunti, pasti kamu takut"

"Ya enggak juga, kan aku gak bisa liat mereka, emang kamu takut?"

"Masih takut Ti, padahal aku udah terbiasa liat kunti, apalagi pas kamu dulu sering jahilin aku"

"Hihihihi, Mas ku masih inget aja"

"Tawamu masih kayak kunti lho"

"Aku emang masih kunti Mas, kunti hidup"

"Kayak Merry"

"Iya... Merry juga kunti hidup sepertiku, tapi bedanya dia udah tau kalo dia masih hidup, sedangkan aku beru tau beberapa tahun terakhir"

Mereka terus mengobrol menghabiskan waktu. Sesekali, Hayati memeluk Asnawi dan menciumnya. Pemandangan romantis itu memang sangat membuat orang yang melihatnya iri, tak terkecuali mahluk gaib yang berkeliaran malam itu.

Di seberang rumah, terdapat sebuah pohon sukun besar yang rindang. Di salah satu batang besarnya, sesosok kuntilanak lainnya sedang duduk. Dia memperhatikan aktivitas Asnawi dan Hayati di beranda rumah.

Kunti itu terlihat sangat sedih sampai air matanya mengalir deras. Sesekali isakan terdengar seakan menyiratkan kesedihan yang mendalam.

Tak lama kemudian, datang sesosok kuntilanak lain ke pohon itu. Kunti itu kemudian duduk di sebelah kuntilanak yang menangis.

Pacarku Hidup KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang