08. Have a dinner

911 90 1
                                    


The Grand Canal Shoppes

"Kenapa gak bilang kalau ke mall? Kan gue bisa bawa ganti baju sendiri dari rumah. Lo nggak perlu repot-repot beliin gue baju, cha."

Lisa keluar dari toilet dengan wajah menekuk sebal karena Chaca membelikan ia baju atasan motif bunga dengan skirt. Bukannya ia tak suka dibelikan hanya saja ini terlalu berlebihan baginya. Ia bisa saja menyiapkan pakaian ganti dari rumah jika Chaca memberitahu nya lebih awal jika akan kesini.

"Kenapa? Lo gak suka sama baju nya? Kalau iya kita bisa cari ditoko lain yang lo suka. Gimana?" Tawar Chaca

"Bukan gitu. Gue suka kok. Cuma mubazir aja duit nya, ini pasti mahal banget."

"It's okay, li. Kalau perlu gue bisa beliin toko nya buat lo supaya lo bebas milih."

Lisa memutar bola mata malas. Ini saja sudah berlebihan apalagi membeli tokonya. Terkadang menjadi orang kaya menghamburkan duit untuk kesenangan semata. Tapi tidak dengan Lisa, walaupun orang tua nya bisa dikatakan kalangan orang kaya namun ia masih bisa mengontrol uang nya agar tidak habis untuk hal-hal boros seperti ini.

"Yaudah sekarang mau kemana? Lo mau beli apa?" Tanya Lisa menoleh disamping Chaca yang matanya sedang fokus mencari sesuatu.

"Kita ke toko basketball." Chaca menunjuk toko didepannya kemudian menarik tangan Lisa untuk mengikutinya

Memasuki toko peralatan olahraga, Lisa mengekori Chaca yang berada didepannya sambil melihat lihat beberapa barang keperluan nya.

Mengambil headband bewarna putih dan merah, Chaca mengangkat kedua nya menunjukkan pada Lisa untuk memilihkannya. "Bagus yang mana? Putih atau merah?" Tanya nya

Tanpa berpikir, Lisa menjawab "Bukannya warna favorit lo putih." Chaca tersenyum ketika Lisa tahu persis warna kesukaan nya. Hal kecil seperti ini lisa sangat mengingatnya.

Cukup saling mengenal satu sama lain, tak disangka itu sangat berpengaruh dalam pertemanan. Hubungan Lisa dan Chaca cukup dekat dibanding dengan anggota The gixs lainnya terutama Jeka. Walaupun sedari kecil mengenal Jeka, tapi ia lebih dekat dengan Chaca sebagai teman bicara nya. Jika saja Jeka tidak menyebalkan seperti sekarang mungkin hubungan mereka akan baik-baik saja.

Mengambil headband berwarna putih meletakkan nya dikeranjang, Chaca berjalan menyusuri tempat aksesoris, ia mengambil wristband untuk pelindung tangannya kemudian memasukkan kembali dalam keranjang belanja.

Sembari menunggu Chaca memilih, Lisa ikut memilih leg sleeve untuk pelindung lutut kaki. Ia rasa perlu membeli itu untuk melindungi kakinya dari cedera.

"Beli 2 gratis 1." Gumam Chaca membaca spanduk yang tertera didepan. Lisa mengangguk setuju kemudian mengambil dua pasang leg sleeve dan menaruhnya pada keranjang.

"Udah selesai?" Tanya Lisa melihat Chaca yang menenteng belanjaannya.
Kemudian Chaca berjalan ke kasir untuk proses pembayaran.

Memberikan kartu kredit kepada kasir dengan senyuman ramah membuat wanita kasir itu tersipu malu saat menatap kilas wajah Chaca. Lisa heran, sedari tadi saat masuk ke toko ini pegawai cewek langsung terfokus akan wajah tampan Chaca. Bahkan seorang pembeli cewek bersama pacarnya tak henti nya memandang Chaca dengan sengaja.

Tidak Lisa pungkiri bahwa visual Chaca memang sangat lah menawan, tapi jika diperhatikan seperti itu Lisa sendiri akan risih. Berbeda dengan Chaca yang langsung membalas pujian mereka dengan senyuman manis.

Seperti sekarang beberapa karyawan cewek meminta foto bersama Chaca. Dengan menjadikan Lisa sebagai tumbalnya. Lisa menghela nafas kasar, lalu memotret tiga cewek yang merekat pada tubuh Chaca.

High School Love Story [Liskook & 97 liner]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang