O_7

306 35 5
                                    

"Menjauh!!"

"Menjauh atau ku lempar kau dengan setumpuk buku ini?!"

Soobin hanya terkekeh sambil menaruh segelas susu diatas nakas, lalu duduk dipinggir kasur.

"Aku hanya memberi susu, bukan menerkammu, Yeonjun." Laki-laki yang Soobin ajak bicara ini hanya memicingkan matanya curiga, seolah menerawang letak kebohongan Soobin.

"Kali ini benar-benar hanya mengantar susu." Ulang Soobin, meyakinkan Yeonjun kalau maksud baiknya ini tidak ada maksud lain selain membantu Yeonjun. Lalu lelaki bersurai pink itu mengambil susu dinakas dan mulai menegaknya.

"Tapi jika kau ingin susu yang lain, maka — demi Tuhan, Yeonjun aku bercanda."

Yeonjun sudah siap-siap melempar gelas kosong itu tepat ke atas kepala Soobin kalau saja lelaki itu melanjutkan kalimatnya. Pagi ini Yeonjun merasa tubuhnya remuk dan menjadi sedikit sensitiv. Akibatnya tak lain dan tak bukan adalah tuan Choi Soobin yang tidak berhenti menggempurnya di hari libur kuliah mereka.

"Kali ini serius, Soobin.. aku lelah sekali." Soobin menatap Yeonjun gemas dan mengusak-ngusak rambutnya.

"Aku memang sudah mau berhenti.. bukannya kau yang sengaja mengundangku untuk melakukannya lagi?" Perkataan Soobin membuat Yeonjun mengembungkan pipinya kesal.

"Aku tidak pernah melakukan itu."

"Terserah kau saja..

kemarilah.."

Soobin merentangkan tangannya. Dan menepuk bahu sebelah kanannya. Menyuruh Yeonjun untuk bersandar atau apapun itu yang bisa kembuat Yeonjun nyaman didekatnya. Dan si submisif pun dengan penurutnya mendekat kearah sang dominan, menempelkan tubuhnya dengan Soobin. Menyerahkan seluruh tenaga dan pikirannya hanya pada pelukan hangat itu.

"Apa kita perlu ke dokter?"

Yeonjun mendongakkan wajahnya, menatap wajah Soobin yang tersirat rasa khawatir disana, yang entah mengapa membuat Yeonjun terkekeh pelan.

"Kenapa malah tertawa? Kau bilang kau sakit kan? Kalau begitu ayo ke dokter." Yeonjun menggeleng. "Aku tidak apa-apa. Begini saja sudah membuatku membaik." Ia mengeratkan pelukannya pada Soobin. Menelusupkan wajahnya pada dada bidang pria kelahiran Desember itu.

"Kalau begitu aku tidak akan melepaskan pelukan ini sampai kau benar-benar membaik." Yeonjun tersenyum tipis didalam pelukan pria tinggi itu.

*

*

*

"Kau benar-benar sudah merasa baikan?" Soobin memperhatikan Yeonjun yang kini sedang sibuk bersiap untuk pergi latihan. Sedangkan yang ditanya hanya bergumam meng-iyakan pertanyaannya. Kini ia sedang menyisir rambutnya yang habis dikeringkan. Soobin melengos kecewa karna dia akan ditinggal oleh sang 'partner' nya itu.

Soobin beranjak lalu meraih pipi Yeonjun dan kemudian membawa bibir mereka untuk berciuman singkat. Sedangkan sang 'partner' yang mendaoatkan perlakuan secara tiba tiba ditengah kesibukannya itu hanya menatap bingung Soobin lalu kemudian melanjutkan kegiatannya untuk bersiap-siap.

"Aku sudah sangat telat, Soobin. Aku janji setelah ini selesai aku akan memberikan apapun yang kau mau."

"Benarkah?"

"Iya, apapun untukmu. Aku pergi dulu oke? Daahh Soobin"

Yeonjun langsung bergegas pergi meninggalkan apart yang ditinggali oleh lima manusia didalamnya. Soobin merebahkan tubuhnya, berguling-guling seperti seseorang yang tidak ada kerjaan. Yah.. itu memang benar, Soobin sungguh kurang kerjaan. Padahal tugasnya masih belum selesai ia kerjakan.

"Hey hyung! Ayo bermain game bersama kami."

Itu suara dari adik tingkatnya Hueningkai. Mendengar itu Soobin bangkit dan berjalab ke ruang tengah. Kepalanya menggeleng heran ketika melihat 3 bocah yang asik dengan gawai ditangannya yang sudah dalam posisi miring itu. Tandanya mereka sedang sangat serius bermain game.

"Ayolah, kita kekurangan pemain setelah match ini. Kita membutuhkanmu!" Seru Beomgyu seperti biasa. Penuh dramatisir. Soobin akhirnye bergabung, yahh paling tidak bergabung bersama anak-anak ini bisa menghilangkan rasa bosannya menunggu Yeonjun.

*

*

*

"Hah.. sudah ku bilang. Seharusnya kita mengajak Soobin Hyung sejak tadi!" Pekik Taehyun kali ini melihat gawainya yang memperlihatkan tulisan 'victory' yang artinya mereka sudah menang lima kali berturut-turut.

"Hey! Kita menang itu karna memang aku sangat jago dalam bermain" balas Beomgyu sombong yang kemudian disambut dengan lemparan bantal dari Hueningkai.

"Sudah beban, tidak sadar diri pula." Gerutu Hueningkai yang ditimpali kekehan geli dari Soobin. Ternyata tidak buruk juga menghabiskan waktu bersama mereka.

"Hey Soobin hyung. Kau berpacaran dengan Yeonjun hyung ya?" Tanya Beomgyu secara tiba tiba yang membuat Soobin mengernyit.

"Kenapa bertanya?"

"Entahlah.. kalian terlihat sangat.. intim belakangan ini."

"Oke? Kata-kata intim sepertinya terlalu berlebihan ya" Soobin hanya menggaruk belakang telinganya yang tidak gatal.

"Ah. Lihat ini, menfes kampus kita ramai sekali!" Seru Kang Taehyun yang mengalihkan perhatian mereka bertiga.

"Yeonjun hyung? Dengan siapa itu?!" Hueningkai menarik ponsel Kang Taehyun penasaran.

"Kau tidak tau? Dia adalah mahasiswa jurusan Tari yang terkenal itu! Sepertinya dia tertarik dengan Yeonjun Hyung!" Seru Beomgyu menimpali.

"Bangchan Hyung. Ya itu namanya! Dia juga sudah mewakili kampus kita dalam kejuaraan internasional!"

"Wah hebat juga Yeonjun hyung disukai laki-laki berprestasi seperti dia."

Soobin hanya mendengarkan semua percakapan tiga bocah itu sejak tadi. Entah kenapa tangannya mengepal sempurna. Rasanya begitu kesal mendengar semua percakapan itu.

"Hey Soobin Hyung! Mau kemana?"

Soobin tidak menjawab. Ia hanya berjalan cepat bergegas pergi keluar apart. Kemudian mengendarai kendaraan prinadinya menuju kampus. Langkah kakinya terus mengarahkan tubuhnya kearah gedung Fakultas Seni. Disana ia mendapati Yeonjun yang masih asik berbincang seru dengan seseorang yang Soobin yakin bernama Bangchan itu.

"Hey soob— eh? Apa-apaan ini? Lepaskan aku! Kau mau membawaku kemana?!"

Soobin menggapai tangan Yeonjun dan membawanya pergi dari sana. Membawanya ke ruang sekretariat Organisasi. Soobin mengunci ruangan itu dan menatap nyalang Yeonjun.

"Soobin? Kau kenap— akh"

Soobin langsung menyambar bibir kenyal Yeonjun. Menciumnya tidak ada ampun. Sangat menuntut. Seperti tidak ada hari esok untuk Soobin merasakannya. Kemudian setelah puas, Soobin memutuskan ciuman itu sepihak.

Soobin mengarahkan Yeonjun untuk ke sofa. Soobin mendudukan tubuhnya diatas sofa, masih dengan tatapan tajamnya kearah Yeonjun yang masih bingung dengan sikap Soobin. Sebelum sempat Yeonjun membuka mulut, kini tangannya sudah lebih dulu ditarik oleh Soobin membuat tubuh yeonjun terjatuh keatas pangkuan Soobin dengan posisi telungkup. Yeonjun bisa merasakan tangan Soobin yang mencengkap bokongnya yang masih berbalut celana.

"Kau tau? Terkadang anak nakal sepertimu harus diberi sebuah hukuman." Soobin menyeringai sambil mulai melucuti pakaian bawah Yeonjun hingga bokong putih nya itu terpampang jelas dimata Soobin.

"Aku tau, kau pasti akan menyukai hukuman ini, Yeonjun."












To be continue...

*

*

*

Hehe halooo, sudah lama tidak jumpaaa. Maaf ya hiatus lamaaa bangett. Berhubung lagi sempet untuk nulis dan ngelihat ini ada di draft jadi aku kepikiran untuk upload ini. Semoga suka yaaa


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FWB [Soojun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang