07.Berbeda

78 13 6
                                    

Aku kecewa dan terluka, tapi dibalik itu semua aku yakin dan percaya itu adalah cara Tuhan untuk membuatku dewasa.








Happy reading...









"Kak Saffi kenapa gak kasih tau Risa kalau mau ke Bandung?" Tanya Risa.

"Sengaja, biar surprise gitu hehe," jawab Saffi.

Indria Saffifa atau lebih sering dipanggil Saffi. Sosok yang Risa anggap seperti kakak sekaligus ibunya sendiri, padahal umur mereka hanya terpaut satu tahun.

Mengapa demikian? Karena sifat  keibuan yang dimiliki Saffi membuat Risa merasakan kasih sayang dari sosok ibu.

Ini pertemuan kedua antara Saffi dan Risa. Sebelumnya mereka pernah bertemu saat Risa melakukan kunjungan study tour Desember tahun lalu di Sulawesi.

Pertemuan yang tidak disengaja yang membuat keduanya terikat hingga sekarang. Saffi pun menjadi tempat utama Risa mengadu disaat Risa benar-benar bingung dan tidak bisa berpikir jernih.

"Kak Daniel juga? Kok bisa barengan gini?" Pandangan Risa beralih menatap sosok laki-laki yang duduk didepannya.

"Gak sengaja, kan tadi udah di kasih tau juga lagian beda pesawat. Tadinya tuh mau samperin ke kampus gitu kan eh gak taunya malah ketemu di bandara," jelas Daniel.

"Owh gitu,"

Daniel Arenda, sosok lelaki yang sudah seperti kakak sendiri menurut Risa setelah Uga. Ini pertemuan kedua mereka juga.

Sebelumnya mereka pernah bertemu di Ancol saat Risa dan Uga tengah pergi berlibur. Pertemuan tidak disengaja hingga membuat mereka memutuskan untuk berteman.

Mereka bertiga sekarang duduk di penjual baso sembari menunggu taksi lewat.

"Tujuan kalian selain mau ketemu sama Risa, mau apalagi?"

"Nemenin Risa," jawab Saffi.

"Kerja," jawab Daniel.

"Kerja? Dimana?" Tanya Risa menatap Daniel.

"Ada lah nanti juga tau," jawab Daniel.

"Kak Saffi bakal nemenin Risa lama?" Padangan risa beralih menatap Saffi.

"Iya dong," jawab Saffi sambil tersenyum.

Risa yang melihatnya pun ikut tersenyum, hatinya menghangat kala orang yang menurut dia jauh sekarang berada dekat sekali dengan dirinya.

Risa menoleh sekitar, mencari taksi yang lewat.

"Ini emang taksi jam segini susah banget dapatnya ih," gerutu Risa sembari melirik jam tangannya.

Risa mengambil ponselnya didalam Tote bag, dia mencari nomor seseorang untuk dihubungi. Tak lama setelahnya sambungan telfon pun terhubung.

"Halo assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam, kenapa ay?"

"Kak Uga sibuk gak kak?"

"Gak sih emang kenapa lo? Minta jemput? Lah emang si Rama gak bisa jemput lo?"

Berbeda ( Kisah Gadis Lemah dengan Senyuman Sejuta Luka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang