words count ; 2619
Biasanya, Ahra tidak pernah membawa mobilnya dengan kecepatan segila ini, sungguh. Apalagi dengan keadaan jalan yang seperti saat ini, gelap, dengan banyak tikungan tajam disana-sini.
Jika ini bukan karena pesta dadakan yang diadakan sahabatnya Jennie di villa mewah milik keluarganya, mungkin Ahra saat ini sedang bersantai di dalam kamarnya.
Berkali-kali Ahra mengumpat saat ponselnya yang ada tepat di sebelahnya terus menerus berdering dengan keras, membuatnya semakin panik.
Dia tidak menghiraukan panggilan di ponselnya itu, karena jika dia menjawab telfonnya, maka akan semakin lama pula dia sampai di tempat tujuannya.
Saat sedang fokus-fokusnya pada jalan didepannya, tiba-tiba saja suara sirine polisi yang terdengar cukup keras mengejutkannya.
Ahra menoleh pada kaca spionnya, dan dia bisa melihat sebuah mobil dengan lampu merah dan biru terang diatasnya sedang melaju dengan kecepatan tinggi pula, mengejar dirinya.
"Are you fucking kidding me?!" Ahra mengumpat, menyadari betapa bodoh dirinya karena tidak melihat mobil polisi yang sedang berpatroli di sekitar jalan itu.
Sekarang pilihannya hanya ada dua, berhenti dan meminggirkan mobilnya, atau—lari dari polisi sialan ini.
Oh well, jika kalian mengira seorang Choi Ahra akan menyerah begitu saja karena dikejar polisi lalu lintas, kalian salah besar.
Jadi gadis itu, dengan mantap menginjak pedal gas-nya kembali, menambah kecepatan Maserati Ghibli miliknya semakin menggila.
Dan seperti yang bisa kita tebak, si polisi tidak menyerah begitu saja. Sama seperti Ahra, mobil itu juga menambah kecepatannya, semakin mendekat pada mobil merah milik gadis itu.
"What the fuck?!" Ahra kembali mengumpat.
Bagaimana mungkin mobil yang dipakai polisi bisa menyamai kecepatan mobil miliknya?!
Adegan saling kejar mengejar itu terjadi cukup sengit di jalanan gelap dan sepi itu.
Hingga pada satu titik saat mobil dengan sirine keras itu sudah tepat berada di sebelah mobil miliknya, Ahra memperlambat laju mobilnya.
Sial. Dia tidak akan bisa lari jika seperti ini caranya.
Setelah menepikan mobilnya—dengan terpaksa, seorang laki-laki keluar dari mobil polisi yang baru saja mengejar dirinya.
Seorang laki-laki, tinggi tegap berjalan menghampiri kursi pengemudi mobil mewah itu.
Setelah sampai, sang laki-laki segera mengetuk kaca mobil tempat dimana Ahra duduk.
Dan gadis itu, tanpa menoleh menatap figur sang laki-laki, menurunkan kaca jendelanya dengan satu tangan masih berada diatas setir.
"Selamat malam, nona. Anda tau kenapa saya meminta anda untuk menepi?" suara berat sang petugas polisi segera terdengar, membuat Ahra refleks menoleh menatapnya.
Laki-laki itu sedikit merunduk kini, melongok ke bagian dalam mobil mewah sang gadis guna mempermudah komukasi mereka.
Kedua sorot mata tajam itu tepat menatap kedua maniknya, membuat Ahra sedikit berdesir oleh sensasi aneh di tempatnya duduk saat ini.
"Eum—tidak," Ahra menjawab.
Well, mungkin berpura-pura bodoh dapat sedikit menyelamatkan dirinya.
"Mengemudi dengan kecepatan delapan puluh kilometer per jam di area maksimal empat puluh kilometer per jam termasuk melanggar peraturan lalu lintas, nona."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Cop, Good Cop • osh [ R/18+ ]
Fanfiction[ mature contents ]🔞 Ahra akan melakukan apapun asal liburannya ke Paris minggu depan tidak dibatalkan, termasuk mematuhi apapun yang diminta officer Oh. stories tag : pwp written in 2019, repub 2022 ©️caramelhun