Save Me: 01

40 11 0
                                    

"Syukurlah bunga bunga ku laku terjual semua." Senyuman manis membentuk bulan sabit pun terlukis indah di bibirnya.

"Bibi, Hyeri pulang!"

"Baguslah kau pulang lebih cepat. Ini, pakailah pakaian ini setelah kau membersihkan badan."

Melihat baju mini dress berwarna merah mencolok yang sedang di pegang sang bibi, Hyeri langsung menggeleng spontan dan menolak perintah bibinya untuk saat ini. Atau mungkin untuk selamanya.

"Kenapa? Ada lelaki yang mau memakai mu lagi malam ini."

"Tidak bibi! Hyeri tidak mau di jual lagi kepada para lelaki bejat itu. Sudah cukup bibi menjual ku untuk yang kedua kalinya bulan lalu."

"Hah? Beraninya kau menolak!" Dress yang tadi sedang ia pegang pun di lemparkan begitu saja di wajah Hyeri.

"Bi, aku tidak mau lagi. Sudah cukup untuk yang kemarin. Aku hanya ingin melayani untuk suamiku seorang kelak, bukan untuk mereka."

"Tapi kau lihat sendiri nasib kita bagaimana, Hyeri! Jika kau tidak ku jual, maka duit darimana untuk kita bisa melunaskan hutang-hutang mendiang ayahmu!"

Hyeri memilih untuk melarikan diri untuk saat ini. Meski teriakan suara dari sang bibi terus menyuruhnya untuk kembali, tapi ia tidak menghiraukan nya.

Buruknya hujan ternyata sudah mengguyur wilayah ini, membuat Hyeri harus berlari ditengahnya kehujanan.

"Bagaimana bisa? Ya Tuhan, selamatkan aku.."

Hujan yang mengguyur seluruh badannya, membuat penglihatan pun terlihat agak sedikit kabur.

Kilat cahaya yang menusuk Indra penglihatannya membuat Hyeri tak bisa tahan lagi untuk memejamkan matanya sejenak.

Tanpa disadari, kilatan cahaya itu berasal dari mobil yang tengah melintasi jalanan setapak ini.

BUGHHH

"Ahhhhh..!!"

"Astaga, aku menabrak seseorang?!"







---


[✓] Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang