Dilema

15 0 0
                                    

Disini lah Nadine dan Carissa, berdiri tegap di depan kelasnya dengan terik sinar matahari diatasnya. Nadine dan Carissa dihukum dengan memakai kardus bertuliskan 'aku bolos' yang mengalung di leher keduanya selama 3 jam tanpa boleh meminum air sedikitpun sebelum waktu hukumannya selesai.

Tak hanya berhenti disitu, Nadine dan Carissa harus menahan malu akibat keduanya sekarang menjadi tontonan gratis di fakultasnya, sungguh amat sangat memalukan.

Dasar dosen gila! Umpat Nadine di dalam hatinya.

"Kita udah mahasiswa, ngapain si anjir kita dihukum kaya anak SMA kaya gini. Rese banget tu dosen!" Gerutu Carissa, sejak tadi gadis itu terus saja menggerutu tanpa henti.

Sedangkan Nadine hanya diam saja dan terlihat enggan menanggapi ucapan gadis di sebelahnya. Tadi saat dirinya dan Carissa kepergok pun, Nadine memilih diam saja dan langsung menerima hukumannya tanpa pembelaan seperti biasanya, ia merasa hari ini dirinya tak mempunyai energi yang banyak untuk melawan dosen yang dikenal killer itu.

"Nadine?!?! Lo denger ga sih gue ngomong dari tadi?!"

Nadine berdecak kesal seraya menatap tajam sahabatnya itu, "udah sih Sa! Lagian salah kita juga kok"

"Dih tumben lo! Biasanya juga ngamuk kalo lagi di hukum sama pak Gio"

Nadine lagi dan lagi tak menanggapi ucapan Carissa.

"Gue punya feeling kayanya pak Gio sukak deh sama lo"

"Ngaco" ketus Nadine.

"Lah lo ga sadar? Selama ini dia selalu ngurusin hidup lo, selalu ngurusin nilai lo, bahkan tadi aja dia rela nyari lo karna lo ga ada di kelas. Lo ga ngerasa ada yang aneh?"

"Ngga"

"Tapi gue setuju-setuju aja sih kalo lo nanti jadi sama pak Gio. Udah ganteng,tajir,pinter mana masih muda lagi! Minusnya cuma 1, dia itu galak banget anjerrr"

"Setuju mata lo, lagi pula dia bukan tipe gue Sa"

"Jangan gitu, kedepannya kan ga ada yang tau"

"Udah deh Sa, makin haus gue ngeladenin lo"

Carissa mengerucutkan bibirnya kesal, tampaknya suasana hati sahabatnya itu memang sedang tidak baik-baik saja. Sejak tadi pagi sahabatnya itu mendadak menjadi pendiam dan super duper galak, sungguh sangat bertolak belakang dengan sifat aslinya, apa karna perjodohan itu yang membuat Nadine bersikap seperti ini?

***

Jendar!!!

Alfaro sontak terpelonjak kaget mendengar suara pintu ruangannya yang tiba-tiba terbuka dan menampilkan sosok pria berbadan atletis di hadapannya.

"Kamu mau saya pecat?" Ujar Alfaro dengan tatapan tajamnya.

"Al,gawat Al gawat!"

"Kamu lupa kalau di kantor harus pakai bahasa formal?"

"Al! Please,ini lebih gawat. Gue ada breaking news buat lo"

"Apaan" tanya Alfaro malas tanpa menatap pria di hadapannya, ia lebih memilih sibuk mengotak-ngatik laptopnya.

"Gue tau siapa cewe yang bakal di jodohin sama lo"

My husband so PERFECT!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang