Karena ini hari pertama masuk jadi KBM masih belum terlalu aktif. Anak-anak Pelita bebas keluar masuk kelas dan nongkrong sesuka hati mereka di mana.
Di tengah-tengah perjalanan menghampiri temannya di dekat lapangan, Aoi berencana untuk ke loker sebentar, tapi sebelum sampai sana ia melihat seorang Kafka berjalan sambil mengendap-endap.
Aoi hampir menegurnya tapi melihat gerak-gerik mencurigakan membuatnya mengurungkan niat. Cewek itu membuntuti dengan jalan pelan, ternyata Kafka berhenti di depan loker 50. Persis.
Wait? Aoi merasa sudah mengunci lokernya, tapi kenapa sekarang ia melihat Kafka dengan gerakan lincah membuka lokernya?
Cewek itu bersembunyi ketika Kafka terlihat keluar dari ruangan dengan cepat. Setelah situasi dirasa aman barulah ia masuk.
Matanya terbelalak kaget melihat isi lokernya yang ia yakini baru saja ditaruh oleh Kafka barusan. Satu plastik yang setelah dibuka isinya adalah makanan semua, oh ya jangan lupakan kertas kecilnya yang ditulis.
To: Aoi
Jangan lupa makan
From: Pengagum rahasiamu
Perasaan Aoi mulai tak enak. Jelas-jelas ini adalah barang yang ditaruh oleh Kafka barusan.
Jadi selama ini? Jangan bilang kalau semua yang ia terima baik di loker, maupun semua tempat adalah pemberian dari Kafka? Jangan bilang kalau cowok itu ... Menyukainya?
Rasa-rasanya Aoi ingin menolak untuk percaya, tapi ia melihat dengan langsung. Aoi harus memastikan secara langsung dan semoga saja memang bukan Kafka pelakunya.
Cewek dengan rambut dibiarkan digerai itu berjalan menghampiri sahabatnya yang sedang duduk bercengkrama di bawah pohon mangga dekat lapangan.
Ia memilih duduk di samping Alfin dan berhadapan langsung dengan Kafka, jangan lupa di samping Kafka ada Cakra yang sedang bermesraan dengan kekasihnya Bulan.
"Gabut ya karena cowok lo gak masuk?" tanya Bulan yang langsung mendapat pelototan tajam dari Aoi.
"Ngapain sih lo di sini?" Aoi balik bertanya dengan nada sarkas.
"Ih terserah gue dong, orang Cakra cowok gue," balas Bulan sewot.
"Dih baru pacar juga."
"Mulai," celetuk Cakra yang sudah bosan mendengar kedua cewek yang berarti dihidupnya itu.
Alfin terkekeh, seraya merangkul Aoi pelan.
"Bawa apa tuh?" tanya Alfin seraya melirik arah plastik tersebut.
Mata Aoi pun turut ke sana, "Oooh gue lupa, kalian mau jajan gak?"
"Mau lah mana bisa nolak kalo urusan perut," sahut Alfin yang disetujui oleh Cakra.
Aoi pun melirik ke arah Kafka yang sedari tadi hanya diam. Wajahnya terlihat tidak bersahabat.
"Lo nggak mau, Ka?" Aoi menawarkan dan dibalas gelengan Kafka.
"Lo kenapa? Sariawan?"
"Bisulan," sahut Alfin dibalas gelak tawa serempak Aoi dan Cakra.
"Gue nggak apa-apa."
"Ah, udah kayak cewek aja lo kalo ditanya jawabnya nggak apa-apa." Cakra mencolek dagu Kafka tapi cowok itu malas membalas dengan pelototan.
Karena kesal Cakra pun akhirnya kembali saling menyuapi makanan dengan Bulan.
"Cerita kali kalo lagi ada masalah." Aoi tersenyum kecil.
Sementara Kafka hanya tersenyum miring, "Lo ngapain sih di sini? Karena cowok lo nggak masuk baru lo inget kalo masih punya sahabat, gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA [SGS#2]
Novela JuvenilSegal series 2 Kita dilahirkan berbeda untuk bisa saling menyempurnakan.