"kak Soobin?"
Ah... Mati aku. Batin Soobin. Yah, siapa sangka Taehyun akan pulang lebih awal dari Yeonjun, yang katanya akan pulang lebih awal dari yang lain.
Sekarang apa yang harus Soobin jelaskan pada Taehyun? Walaupun mereka berlima sudah berteman sejak mereka berumur 13 tahun— tepatnya saat mereka baru saja masuk SMP, tapi Soobin tak pernah bernyanyi di depan mereka. Soobin selalu mencari alasan seperti; bilang pada mereka bahwa suaranya buruk atau mengatakan bahwa dirinya tak suka bernyanyi.Dan sekarang Taehyun masih menatap Soobin dengan syok.
"E-eh... Hyunnie udah pulang?" Tanya Soobin kaku.
Tatapan syok Taehyun berubah menjadi seringai, dia terkekeh. "Ternyata kak Soobin punya bakat yang disembunyikan nih." Godanya.
Entah mengapa perkataan Taehyun membuat pipi Soobin memerah. Soobin kemudian melempar bantal kearahnya.
"Berisik!" Desis Soobin dengan ketus.
"Hahah, ayolah kak, kenapa malah ngambek gitu?" Tanya Taehyun. "Ah, iya, kak Yeonjun pernah bilang kalau kakak pernah mampir di kelas menarinya dan mencoba menari. Aku ingat kak Yeonjun terus-terusan mengomentari tarian kakak. Katanya; 'bagus loh, tariannya itu lembut tapi kuat, walaupun udah jelas kakak lebih baik'" Taehyun memutarkan bola matanya pada kata-kata terakhir.
Soobin mengusap wajahnya kasar. "Haaah... Iya. Kakak emang pernah disuruh nari sama kak Minho disana." Jelas Soobin.
Taehyun hanya mengangguk. Pemuda itu kemudian langsung melepaskan jaketnya dan merebahkan dirinya di sebelah Soobin, yang masih menutup wajahnya dengan tangannya.Sebenarnya Taehyun tak masalah jika Soobin merahasiakan sesuatu darinya, toh, memang setiap manusia punya sesuatu yang gak bisa diceritakan, bahkan pada sahabat sendiri.
Tapi, kan, sayang kalau bakat kak Soobin di sia-siakan.
"... Jangan kasih tahu siapa-siapa, ya, Hyun. Kakak gak mau ada yang tahu soal ini." Bisik Soobin.
Taehyun terkekeh. "Iya, kak. Aman, kok." Ujarnya. "Tapi, kak, sayang loh, kalau bakat kakak di sia-siakan begitu. Kakak punya suara yang bagus, harusnya kakak coba daftar jadi trainee aja." Lanjutnya.
Soobin mengernyit. Padahal diantara mereka berlima, yang paling bisa bernyanyi dengan nada tinggi itu Taehyun dan Heuning Kai, kenapa Taehyun menyarankannya untuk mendaftar jadi trainee?
"Taehyun sendiri?" Tanya Soobin sambil terkekeh.
Pertanyaan tak terduga dari Soobin berhasil membuat Taehyun tersedak. Pemuda itu tersenyum kaku pada yang lebih tua.
"Uh... Sebenarnya Taehyun memang mau daftar jadi trainee, sih.." ucap Taehyun kaku.
"A-apa? Serius?!"
Taehyun mengangguk. "Tapi sebelum itu Taehyun mau menstabilkan nada dulu... Lagipula belum ada yang mengadakan Audisi." pemuda itu mengangkat bahu. "Tapi jangan bilang siapa-siapa. Yang tahu Taehyun masuk kelas bernyanyi cuma Heuning yang ada di kelas yang sama, dan Kak Beomgyu yang memang Taehyun kasih tahu."
Wah, aku merasa dikhianati... Batin Soobin. Yah, dirinya tak sepenuhnya menyalahkan Taehyun, karena Soobin juga punya sesuatu yang hanya dirinya, Yeonjun dan Beomgyu saja yang tahu. Taehyun terus-terusan menyarankan Soobin untuk ikut audisi, dia bilang dia pernah dengar bahwa Beomgyu, Heuning dan Yeonjun juga berniat untuk mengikuti audisi. Kita bisa berjuang sebagai satu tim dan membantu satu sama lain. Begitu katanya.
Namun sayangnya, Soobin tak bisa menghilangkan kata-kata yang ayahnya baru saja katakan saat ia berkunjung pulang. Bagaimana jika mereka marah dan kecewa? Mereka tak suka aku menjadi idol.
Dengan penuh kecewa Soobin menggelengkan kepalanya. "Tidak, Hyun. Kakak tidak bisa. Kamu sendiri tahu, kan, kakak harus fokus mengejar impian kakak menjadi seorang guru." Jelasnya.
Yang lebih muda mendengus pelan.
"Impian kakak apa impian orang tua kakak?"
Lagi-lagi perkataan salah satu temannya membuat Soobin memikirkan kehidupannya sekali lagi. Kenapa Soobin hidup di buku novel yang ceritanya sudah terlihat dengan jelas? Kenapa Soobin hidup di kehidupan yang sudah di susun rapih oleh kedua orang tuanya?
"Dengar, kak. Bukannya Hyunnie mau kakak untuk tidak mendengarkan perkataan orang tua kakak, tapi Hyunnie cuma mau kakak untuk terus mencoba, tanpa kita sadari hidup itu seperti hitungan detik dan kita bisa saja menyesal kapanpun itu. Hyunnie tahu, kok, kalau sebenarnya kakak gak suka menjadi guru. Apalagi guru matematika dan fisika." Ujar Taehyun seraya duduk di samping Soobin. "... Sebenarnya terserah kakak, sih. Tapi gak ada salahnya kalau kakak mencoba. Lagipula, kakak juga belum pernah menunjukkan ataupun menceritakan bakat kakak ke orang tua kakak, kan? Coba deh, tunjukin. Siapa tahu tante dan om bakal berubah pikiran."
Lagi-lagi Soobin merenungkan kehidupannya. Apa lebih baik Soobin ikut saran Taehyun untuk terus mencoba dan menunjukan bakatnya pada kedua orang tuanya, dan juga memberitahu mereka tentang impiannya yang sebenarnya?
Baru saja Soobin hendak menjawab tetapi ia mengurung niatnya kembali begitu Beomgyu mendobrak pintu kamar.
"YOOH! BEOMGYU IS BACK! I'M BEOMGYU FROM DAEGU." Serunya.
Hampir saja Soobin terkena serangan jantung karena suara Beomgyu begitu keras tak karuan.
"Udah, Gyu. Berisik. Tetangga mau pada tidur." Ujar Yeonjun sambil memutarkan bola matanya.
"Hey~ pada ngomongin apa, nih?" Tanyanya.
Taehyun menyeringai. "Ngomongin tentang ujian besok—"
Pemuda itu tahu, bahwa Beomgyu, Heuning dan juga Yeonjun lupa akan jadwal ujian kelas mereka.
Pemuda bernama Heuning berhenti bernyanyi seketika dan menatap Soobin dengan penuh syok.
"LAH IYA, HEUNING BELUM BELAJAR!! KAK SOOBIN, AJARIN!"
~~~Masih agak membosankan? Tenang, nanti kita langsung masuk ke bagian serunya (kata adikku sih seru, gak tahu kali ya... Hahah)
YOU ARE READING
One Dream ||TXT Friendship AU (Completed)
FanficPersahabatan antara lima pemuda di satu dorm yang memiliki mimpi yang sama. Namun di sisi lain mereka harus menerima kenyataan memiliki orangtua yang menginginkan jalan hidup yang berbeda bagi anak2 mereka. . . . . . Authornya masih belajar. Mohon...