Piece : 04

25 6 1
                                    

"Nah, lain kali jangan ikut tawuran lagi ya."

Gara mengangguk mendengar penuturan dari pria baya di depannya.

"Gara?" semua menatap orang yang memanggil Gara. "Kamu gak papa, sayang?" Dy langsung memeluk anaknya. Matanya menatap pria baya di sebelahnya. "Ayah kok bisa disini?"

"Ayah ada urusan disini, terus gak sengaja liat Gara dibawa sama polisi. Akhirnya Ayah tebus dia dan minta jelasin baik-baik setelah tau kenapa dia bisa disini." jelas Ayah Dy.

"Terimakasih Pak Bima sudah menolong cucu saya." ujar Ayah Raga.

"Tidak perlu mengatakan itu Pak Leander." Ayah Dy menatap Gara sambil tersenyum. "Gara juga sama cucu saya."

"Gara, Bubu punya berita baik buat kamu." ujar Dy tersenyum senang.

"Apa?"

"Ayah kamu, dia bangun sayang." Dy tersenyum senang dan kembali memeluk Gara.

"Benarkah?" ujar Ayah Dy.

"Iya Ayah, Raga sadar dari komanya."

Ayah Dy tersenyum bahagia. "Syukurlah, Ayah ikut bahagia Dy. Saya turut bahagia juga Pak Leander."

"Terimakasih."

"Lalu sekarang bagaimana keadaannya? Baik-baik saja?" tanya Ayah Dy.

"Sekarang Raga–" perkataan Dy terpotong karena dering ponselnya berbunyi. Dy mengambil ponselnya melihat penelpon tersebut.

"Halo Bunda? Ada apa Bund, Raga baik-baik aja 'kan?"

"Raga harus dibawa dulu ke rumah sakit."

"Kenapa? Raga gak papa 'kan Bund? Raga baik-baik aja 'kan?"

"Tenang sayang, Raga baik-baik aja. Raga hanya harus diperiksa menyeluruh di rumah sakit. Kamu langsung ke sini ya, oh iya Gara gimana sayang?"

Dy menghela nafasnya tenang lalu menatap Gara, mengusap kepala pemuda itu sayang. "Dia baik-baik aja, Bund. Kami bakalan ke sana sekarang, nanti Dy ceritain semuanya."

"Ya udah, hati-hati ya."

"Iya Bund."

Dy mematikan sambungannya. Menatap beberapa orang di depannya, yang menatapnya penasaran.

"Ada apa Dy?" tanya Ayahnya.

"Bunda Raga bilang Raga dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan menyeluruh, dan kita harus ke sana sekarang." jelas Dy.

"Ya sudah kalau begitu ayo kita ke sana." semua mengangguk setuju mendengar perkataan Ayah Raga.

"Itu disana." Dy menunjuk pada dua orang wanita yang sedang menunggu di depan sebuah ruangan.

"Bunda, Ibu gimana keadaan Raga?" tanya Dy sambil mengambil alih gendongan Dyga dari Ibunya sendiri.

"Sedang diperiksa." jawab Bunda Raga, menatap Gara dan menghampirinya untuk memeluk. "Cucu Nenek baik-baik aja 'kan?" Gara hanya mengangguk.

"Jangan jadi penerus Bubu kamu, sayang. Sampai bingung Nenek pas dulu." ujar Ibu Dy ikut memeluk Gara.

"Apaan sih Bu, enggak ya. Lagi pula itu dulu." cicit Dy diakhir.

"Tapi emang bener 'kan."

"Udah-udah, jangan debat. Kebiasaan deh." ujar Ayah Dy menengahi.

Pintu di depan mereka terbuka menampakan Derisga dan satu orang dokter yang terlihat sudah senior keluar, disusul tiga orang suster.

Fallin You Too (Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang